Formula E
UPDATE Jakpro Uji Coba Lapisi Cobblestone Monas untuk Sirkuit Formula E
PT Jakarta Propertindo (Jakpro) selaku panitia turnamen Formula E melakukan uji coba pengaspalan di atas cobblestone (batu alam) bagian tenggara Silan
Penulis: Fitriyandi Al Fajri |
GAMBIR, WARTAKOTALIVE.COM - PT Jakarta Propertindo (Jakpro) selaku panitia turnamen Formula E melakukan uji coba pengaspalan di atas cobblestone (batu alam) bagian tenggara Silang Monumen Nasional seluas 60 meter persegi pada Sabtu (22/2/2020) dini hari.
Dimensi pengaspalan seluas 60 meter persegi itu terdiri dari dua jenis material, pertama memakai sand sheet (10 meter x 4 meter) dan geotextile (5 meter x 4 meter).
Deputi Bidang Teknis Formula E Jakarta Wisnu Wardhana mengatakan, kedua material itu dihamparkan secara menyambung. Uji coba bertujuan untuk cek material yang bisa lebih mudah dikelupas setelah terpasang selama 4x24 jam.
• Cuaca Minggu 23 Februari 2020 Sebagian Jakarta Berawan Siang, Waspada Hujan Petir pada Dini Hari
• Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Minggu 23 Februari 2020
• Ramalan Zodiak Minggu 23 Februari 2020 Leo Atur Jadwal, Aquarius Tahu Pekerjaan, Libra Perlu Dompet
“Pengelupasan dijadwalkan pada Rabu (26/2/2020) mendatang.
"Untuk dicek hasilnya,” kata Wisnu berdasarkan keterangannya yang diterima pada Minggu (23/2/2020).
Wisnu mengatakan, pekerjaan teknis yang dilakukan sebagai tahap paling awal di lapangan ini, merupakan bentuk keseriusan panitia terhadap aspek lingkungan. Indonesia baru pertama kali menyelenggarakan Formula E.
Cobblestone atau blok batu yang dipasang tahun 1995 ini merupakan bagian dari lintasan dan diuji coba dilapisi.
Di negara-negara penyelenggara Formula E lainnya, pelapisan aspal di atas cobblestone dilakukan di Paris, Perancis dan Roma, Italia.
“Pelapisan lalu kemudian dikelupas dilakukan Paris, di Roma, ini dilakukan setiap tahun,” ujar Wisnu.
Menurut dia, metode pelapisan dilakukan sederhana dan cepat. Proses pengelupasan dapat dilakukan untuk mengembalikan cobblestone timbul kembali.
“Di Paris, sirkuit Formula E mengitari situs Les Invalides yang umurnya 350 tahun, sehingga setiap selesai gelar Formula E, aspalnya dikelupas dan kembali seperti sedia kala,” jelasnya.
Dia menjelaskan, proses teknis uji coba pelapisan berlangsung 125 menit.
Adapun persiapannya sejak Jumat (21/2) jelang tengah malam.
“Proses uji coba ini dimonitor oleh para ahli. Demikian pula pada pengelupasan, para ahli telah siap dimintakan pendapatnya untuk putusan akhir metoda yang terbaik yang dipilih,” katanya.
“Secara fisik, pilihan sand sheet atau geotextile akan dipilih berdasarkan hasil proses pengelupasan, termasuk untuk efeknya terhadap cobblestone yang terlapisi,” tambahnya.
Pemprov DKI Jakarta melalui PT Jakarta Propertindo (Jakpro) sebagai panitia pelaksana membangun sirkuit Formula E di Kawasan Monas sepanjang 2,588 kilometer dengan 12 tikungan.
Rinciannya delapan ke kanan dan empat ke kiri dengan laju mobilnya searah jarum jam dan kapasitasnya tribun mampu menampung 10.000 penonton.
Turnamen digelar selama 45 menit ditambah satu lap. Adapun pertandingan bakal digelar pada 6 Juni 2020 mendatang. (faf)
Sandiaga Uno Sebut Formula E di Monas Niatnya Baik
POLEMIK penyelenggaraan ajang balap mobil listrik Formula E di Ibu Kota Jakarta, masih terus menyita perhatian publik.
Sebab, gelaran ajang balap mobil listrik bertaraf internasional ini hanya tinggal menghitung bulan, pada jadwal yang direncanakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta pada 6 Juni 2020.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno pun ikut menanggapi hal tersebut.
• Gelar Balapan Formula di Lokasi Cagar Budaya, Sekda DKI: Siapa yang Mau Ngerusak Monas?
Sandiaga Uno mengatakan, penyelenggaraan Formula E di Jakarta seharusnya dapat berdampak baik terhadap Ibu Kota.
"Saya lihat menghadirkan Formula E ini kan baik niatnya."
"Nawaitu-nya tuh untuk kebaikan DKI Jakarta. Baik untuk peningkatan pariwisata, baik juga untuk mengirimkan pesan bahwa Jakarta serius."
• Polisi Sita 2,5 Juta Butir Obat-obatan Ilegal di Koja, Ada Jenis yang Dikonsumsi Lucinta Luna
"Dan Indonesia serius untuk melakukan eksplorasi terhadap energi baru dan terbarukan, elektric vehicle sekarang ini," katanya di Rumah Siap Kerja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (22/2/2020).
"Jadi satu potensi yang luar biasa juga, baik dari segi tentunya satu ajang yang menggeliatkan ekonomi daerah," sambungnya.
Kendati demikian, Sandiaga Uno tak menampik niatan menggelara Formula E di Jakarta untuk pertama kalinya itu, mengundang pro kontra.
• Anies Baswedan Minta Warga DKI Ubah Stigma Soal Sampah, Tak Ingin Musibah di Cimahi Terulang
Ia berharap kedua belah pihak dapat lebih mencairkan suasana dan menyambut baik gelaran ajang balap mobil bertaraf internasional tersebut.
Sebab, kesuksesan gelaran Formula E dapat menaikkan potensi Indonesia dalam menggelar ajang internasional lainnya.
"Saya melihat memang ada dampak keterpecahbelahan di antara kita, menanggapi sebuah niat menghadirkan formula ini."
• SAMBIL Rampas Handphone Rusak, Begal Ini Juga Gondol Tempe Goreng di Warteg
"Saya melihat bahwa perlu sosialisasi sebuah perhelatan yang sangat besar."
"Buat Jakarta, buat Indonesia, juga menurut saya kalau dikerjakan dengan baik dengan sosialisasi yang baik, dengan mendapatkan akseptasi publik yang tinggi."
"Bisa disupport oleh semua elite pemeritah pusat, pemerintah daerah, insyaallah ajang ini akan membawa kesuksesan," paparnya.
• 2 Juta Obat Ilegal yang Disita Polres Metro Jakarta Utara Sudah Dicabut Izinnya oleh BPOM Sejak 2016
Sebelumnya, Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri sempat heran Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berkeras hati menggelar balapan mobil Formula E di kawasan cagar budaya, Monas.
Sekretaris Daerah DKI Saefullah menjawab, pihaknya memang sengaja menggelar balap mobil listrik itu karena ingin membuat Monas mendunia.
Bahkan, ia berkelakar Monas diharapkan bukan cuma terkenal di dunia nyata, tapi juga di akhirat.
• Heran Formula E Digelar di Monas, Megawati: Gubernur DKI Tahu Apa Tidak Itu Cagar Budaya?
"Kan kita ingin Indonesia dikenal dunia akhirat."
"Ngapain tanggung-tanggung terkenal di dunia? Terkenal di dunia dan akhirat."
"Jadi kalau orang bilang terkenal di dunia, tanggung," ujar Saefullah di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Kamis (20/2/2020) petang.
• KPK Bilang Harun Masiku Sulit Dilacak karena Tak Pakai Ponsel dan Media Sosial
Terlebih, katanya, Monas yang notabene cagar budaya adalah ikon nasional, bukan cuma lokal.
Sehingga, menurutnya sorotan media terhadap penyelenggaraan Formula E di Monas, dipastikan jadi pusat perhatian dan bisa menunjang pariwisata Indonesia.
"Monas kan ikon nasional yang kebetulan ada di Jakarta, jadi ikon Jakarta juga."
• Jengkel Anak Pejabat Dipaksa-paksa Maju Pemilu, Megawati: Ngapain Sih? Kayak Tidak Ada Orang
"Kita ingin pada waktunya nanti disorot oleh banyak kamera TV Nasional dan Internasional."
"Sehingga 'oh ini ada ya namanya Tugu Monas, Monumen Nasional di Jakarta, sehingga orang semakin tahu," tuturnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Sukarnoputri mengingatkan Monumen Nasional (Monas) merupakan cagar budaya.
• SETELAH 18 Kali Curi Motor dan Menjualnya di Kampung Ambon, Dua Pria Ini Akhirnya Dibekuk Polisi
Megawati menyayangkan rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggelar balap mobil Formula E di kawasan Monas.
Sebab, Monas merupakan cagar budaya. Artinya, tidak boleh digunakan untuk Formula E.
• Partai Demokrat Bantah AHY Calon Tunggal Gantikan SBY, Ibas Juga Bisa Jadi Calon Ketua Umum
Namun, Megawati meminta untuk tidak dibenturkan dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Monas itu di dalam keputusan peraturan itu adalah cagar budaya. Jangan dibentur-benturkan saya sama Pak Anies."
"Saya ngomong Monas itu adalah sudah pasti peraturannya cagar budaya."
• Takkan Bicara kepada Media Lagi Setelah Sebut Agama Musuh Pancasila, Kepala BPIP Bakal Pakai Humas
"Apa artinya? Tidak boleh dipergunakan untuk apapun juga," ujar Megawati, di hadapan para calon kepala daerah yang diusung oleh PDIP, di kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Rabu (19/2/2020).
Megawati pun sempat menceritakan saat Presiden Pertama Republik Indonesia Sukarno menghendaki Monas dibangun di Lapangan Merdeka, yang berada tepat di depan Istana Merdeka.
Sehingga, ketika ada tamu negara yang datang, simbol kemegahan Bangsa Indonesia itu langsung terlihat.
• DAFTAR Nama Calon Kepala Daerah yang Diusung PDIP di Pilkada Serentak 2020, Solo Masih Kosong
"Sekarang jadi kebanggaan nasional," kata Megawati.
Menurut Megawati, Monas memiliki nilai sejarah Indonesia.
Karena itu tidak seharusnya Formula E diadakan di Monas, yang merupakan cagar budaya.
• 400 Ribu Rumah di Kota Bekasi Tak Punya IMB, Mayoritas di Perkampungan
"Kenapa sih Formula E itu, kenapa sih harus di situ? Kenapa tidak di tempat lain?"
"Peraturan itu ya peraturan. Kalian meski tahu, jangan sampai melanggar aturan, alasan apapun," tegas Megawati.
Megawati pun menyinggung sikap Gubernur DKI Anies Baswedan yang seakan ngotot menyelenggarakan balap mobil Formula E di kawasan Monas, Jakarta Pusat.
• Haris Azhar Heran Diminta Ungkap Lokasi Persembunyian Nurhadi, Padahal Katanya KPK Sudah Tahu
Megawati heran dan merasa aneh dengan sikap Anies Baswedan.
Padahal, sudah jelas kawasan yang berstatus cagar budaya, tidak boleh digunakan dan dikomersialisasikan.
"Monas itu adalah sudah pasti merupakan cagar budaya. Apa artinya? Tidak boleh dipergunakan untuk apapun juga."
• Pemkot Bekasi Dorong Warga Perkampungan Urus IMB, yang di Zona Hijau Bakal Digusur
"Nah ini, heran deh, kenapa ya, aneh buat saya."
"Kalau mau kompetisi nanti, tapi kalau di dalam peraturan yang memang ada, jangan coba langgar," bebernya.
Pentolan parpol pemenang Pemilu 2019 ini pun mempertanyakan pengetahuan Anies Baswedan soal aturan cagar budaya.
• Pekan Depan Uji Coba Lawan Persib di Bandung, Persikabo 1973 Berharap Kabo Mania Hadir
Anies Baswedan disebut terlalu kukuh menggelar balapan mobil listrik di Monas.
Padahal, masih ada tempat lain yang bisa digunakan sebagai lintasan balap internasional itu.
"Tapi kenyataannya begitu. Gubernur DKI ini tahu apa tidak?" Tanyanya.
• TIKTOK Bakal Jadi Alat BPIP Sosialisakan Nilai Pancasila, Tokoh-tokoh Milenial Bakal Dilibatkan
Ia pun mencontohkan kediamannya di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, yang juga berstatus cagar budaya DKI.
"Rumah saya, di Teuku Umar itu masuk cagar budaya DKI."
"Saya kalau betulin mesti minta izin, karena ada hal-hal yang tidak ada di dalam arsitektur rumah lain," ungkapnya. (*)