Aksi 212
Ikut Orasi Aksi 212 di Monas, Marwan Batubara Singgung Ahok hingga Yasonna Laoly
Politikus Marwan Batubara ikut berorasi di aksi 212 yang digelar di Patung Kuda Monas, Jumat (21/2/2020).
Penulis: Joko Supriyanto |
Politikus Marwan Batubara ikut berorasi di aksi 212 yang digelar di Patung Kuda Monas, Jumat (21/2/2020).
Dalam orasinya ia sempat menyinggung Ahok, Yasonna Laoly, hingga Puan Maharani terlibat aksi korupsi.
Aksi menyinggung adanya korupsi di Indonesia ini memang menjadi topik dalam aksi 212 kali ini.
Dirinya menyinggung jika Menkumham Yasonna Laoly, dan Ketua DPR Puan Mahari menerima suap E-KTP.
"Menkumham orang yang menerima ribuan dolarr E-KTP yassona. Tangkap yassona, puan maharani menerima suap ribuan dollar Ektp. Tangkap, ternyata biangnya," kata Marwan di Jalan Medan Merdeka Barat, Jumat (21/2/2020).
• Tak Disangka Permintaan Bunga Citra Lestari Pada Ashraf Sinclair Tak Pernah Dilakukannya
• Aksi 212 Hari Ini, Panitia Sebut Ratusan Ribu Orang Akan Geruduk Kantor Jokowi Angkat Isu Korupsi
• 3 ALASAN Mahfud MD Lempar Wacana Polsek Dilarang Sidik Kasus, Kini Sebut Usulan Dari Kompolnas
Menurut Marwan, banyak kasus-kasus korupsi, hanya saja nama-nama yang terlibat beberapa diantaranya dilindungi, bahkan ada yang justru diberikan kedudukan kekuasaan.
Seharusnya pemerintah harus mengadili pelaku koruptor tersebut.
Tak hanya menyinggung dua tokoh politik tersebut, Marwan juga menyinggung petinggi Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alis Ahok. Di mana menurut dia Ahok sebenarnya juga terlibat korupsi.
"Sekarang yang melucurkan buku namanya Ahok. Pertamina siap-siap di korupsi lagi. Ahok punya 6 kasus korupsi lagi," katanya.
• Megawati Sayangkan Formula E Digelar di Monas, Sekda DKI: Biar Dikenal Dunia-Akhirat
Namun justru keterlibatan korupsi yang dilakukan Ahok justru tak membuatnya terlibat dalam kasus itu, bahkan DPR membiarkan Ahok lolos, bahkan KPK memberikan status tidak ada niatan jahat.
"Jadi sekarang Ahok siap menjadi Presiden RI. Kalian rela? Supaya penyelenggaran pencatat ini," katanya.
Marwan menilai jika Pemerintah tunduk kepada konglomerat, sehingga sebagai pemerintah seharusnya jangan melakukan perlindungan kepada para koruptor yang membuat kerugian negara.
• Ngaku Wartawan Bentak-bentak Guru Jadikan Sekolah Sapi Perah, Tak Berkutik saat Dicokok Satpol PP
"Pemerintah jangan melindungi koruptor kasus semakin banyak tapi justru terkesan di lindungi tapi kita sebagai rakyat di anggap sampah," ucapnya. (JOS)
