Guru Aniaya Murid
Guru SMA di Bekasi Pukuli Siswa, Wakil Wali Kota: Tinggalkan Pola Lama, Fokus Pola Didik Generasi Z
"Tidak dibenarkan berikan hukuman secara fisik, lebih baik hukuman yang lebih mengedukasi saja..."
Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Fred Mahatma TIS
Oknum guru I itu juga telah mengajar di sekolah sejak awal berdiri sekolah itu pada tahun 2005.
"Beliau itu secara memberikan materi itu bagus orangnya sangat pandai. Dan beliau termasuk penulis buku terutama di bidang beliau yaitu geografi dan sosiologi. Cuman beliau agak tempramen," beber dia.
Ia mengaku pihaknya kecolongan. Sebab, seharusnya guru itu selalu dalam pengawasan karena khawatir atas karakternya tersebut.
"Saya kemarin memang kecolongan, anak-anak saya bawa masuk ke lapangan. Pas di lapangan saya pilih, yang putra siapa yang pimpin kasih pembinaan itu, yang putri siapa. Tapi saya ngga ada di situ karena ada tamu orang tua siswa, saya baru tinggal, balik lagi mau ke ruangan saya sudah terjadi seperti itu," ungkap dia.
Akan tetapi, sebenarnya tindakan yang dilakukan oknum guru tersebut baik untuk melakukan pembinaan. Tapi caranya tidak tepat dan berlebihan.
"Tapi saat kejadian kemarin, guru itu langsung minta maaf dan jelaskan kalau yang dilakukan agar jangan diulangi lagi. Saya yang datang juga langsung menyetop tindakan itu," jelas dia.
Kedisiplinan
Selama ini pihak sekolah yang menyandang predikat A itu, selalu mengedepankan kedisiplinan kepada siswanya.
Siswa yang telat datang ke sekolah bakal diberikan pembinaan sebelum masuk ke ruang kelas.
"Kita masuk 6.45 WIB, 15 menit itu dipakai buat tadarusan dan beri keringanan siswa sampai jam 7, tapi kalau datang diatas jam 7 kita berikan pembinaan," jelas dia.
Selama ini siswa yang terlambat dan melanggar tata tertib sekolah mendapatkan pembinaan dengan cara memberikan pemahaman pentingnya kedisipilinan.
"Biasanya kami stop di situ setelah anak-anak selesai literasi dan tadarus kita bawa ke lapangan kemudian kita catat, dan sampaikan wejangan-wejangan. Engga pernah kita kontak fisik," kata dia.
Saat ini, Irnatiqoh menambahkan pihaknya masih menunggu keputusan dari Dinas Pendidikan Jawa Barat untuk sanksi atau tindakan yang diberikan oknum guru berinsial I tersebut.
"Kami masih nunggu untuk itu, tapi kalau dari sekolah guru itu telah di non aktifkan sebagai bagian bidang kesiswaan," papar dia.
Media sosial Facebook
Beredar video viral seorang guru SMA di Bekasi diduga melakukan tindakan kekerasan terhadap siswanya.
Video itu beredar di media sosial facebook dengan akun Kartolo Wijonarko. Dalam video itu, dugaan tindakan kekerasan itu dengan cara memukul siswa dan disaksikan dihadapan para siswa lainnya di tengah lapangan sekolah.