Virus Corona

Ini Daftar Misteri Virus Corona yang Belum Dapat Dipecahkan Para Dokter

Ini Daftar Misteri Virus Corona yang Belum Dapat Dipecahkan Para Dokter. Simak selengkapnya di dalam berita ini.

ANTARA/Ardika/am
ILUSTRASI: Bahaya Virus Corona yang berdampak kematian, serta masih banyak misteri menyangkut virus corona. 

Sekitar 90% pasien datang dengan lebih dari satu gejala, dan 15% pasien datang dengan demam, batuk, sesak nafas, serta beberapa pasien memiliki gejala gastrointestinal (berhubungan dengan lambung dan usus) Sebagian pasien (33%) bahkan menunjukkan adanya penyakit komplikasi seperti syok septik (tekanan darah yang sangat rendah sehingga tidak mendapat asupan darah dan oksigen karena infeksi di seluruh tubuh), cedera ginjal akut, cedera jantung, dan beberapa infeksi sekunder (10%).

Dikabarkan Tak Mampu Deteksi Virus Corona, Begini Kondisi Terbaru Lab Kemenkes

Penerbangan pesawat penumpang rute Indonesia – China dan sebaliknya ditunda mulai Rabu, 5 Februari 2020, pukul 00.00 WIB hingga waktu yang belum ditentukan sesuai keputusan pemerintah sebagai upaya mencegah penyebaran virus Corona ke Tanah Air.
Penerbangan pesawat penumpang rute Indonesia – China dan sebaliknya ditunda mulai Rabu, 5 Februari 2020, pukul 00.00 WIB hingga waktu yang belum ditentukan sesuai keputusan pemerintah sebagai upaya mencegah penyebaran virus Corona ke Tanah Air. (Dok. AP II)

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat memperkirakan masa inkubasi untuk kasus infeksi 2019-nCoV adalah antara 2-14 hari.

Namun hingga saat ini belum jelas apakah penularan 2019-nCoV bisa terjadi pada saat pasien belum menunjukkan gejala.

Laporan terakhir dari kasus 2019 NCov di Jerman menunjukkan indikasi adanya penularan dari kasus tanpa gejala atau asimptomatik.

Dinamika penyebaran Meskipun pada kasus-kasus awal 2019-nCov mengindikasikan penularan pada manusia berkaitan dengan kontak dengan pasar hewan di Wuhan, penyelidikan epidemiologi 425 kasus pneumonia yang disebabkan oleh virus ini mengindikasikan kasus transmisi manusia ke manusia telah terjadi pada kasus yang muncul beberapa minggu terakhir.

Berdasarkan hasil investigasi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China dan kantor kesehatan lokal, penyebaran dari manusia ke manusia terjadi melalui kontak dekat dengan pasien.

Update Pertandingan Persib Vs Barito Putera, Babak Pertama Masih Imbang 0-0

Mahasiswa Banten di China kehabisan ongkos pulang di tengah wabah Wuhan Virus Corona. Gubernur Banten lakukan langkah ini.
Mahasiswa Banten di China kehabisan ongkos pulang di tengah wabah Wuhan Virus Corona. Gubernur Banten lakukan langkah ini. (WARTA KOTA/ANDIKA PANDUWINATA)

Selain berdasarkan hasil riset tersebut, kasus yang mengindikasikan transmisi dari manusia ke manusia juga dilaporkan dari hasil penyelidikan kluster kasus keluarga setelah mengunjungi Wuhan: satu anggota keluarga yang tidak ikut berpergian menjadi terinfeksi setelah kontak beberapa hari dengan anggota keluarga yang sakit.

Sebuah riset memperkirakan satu orang terinfeksi 2019-nCoV bisa menulari 2,2 orang lainnya, sedangkan Maimuna Majumder dan koleganya dari Universitas Harvard memperkirakan satu orang menularkan kepada 2-3 orang.

Angka ini dianggap serupa dengan penularan kasus SARS sebelumnya, mengingat virus saluran pernapasan bisa menyebar melalui udara dan kontak dekat dengan penderita saat batuk, bersin, dan berbicara.

Sumber penularan: belum ada kesimpulan

Pneumonia yang disebabkan oleh 2019-nCoV disebabkan oleh strain baru coronavirus, termasuk dalam genus betacoronavirus sebagaimana virus penyebab SARS dan MERS, biasa dijumpai pada hewan antara lain kelelawar dan hewan liar lainnya.

Secara genetik, 2019-nCoV ini mirip dengan coronavirus dari kelelawar (96,2% tingkat kemiripan), sedangkan SARS-CoV kemiripannya sekitar 79,5%.

Sehingga dugaan terkuat yang menjadi inang virus tersebut adalah kelelawar.

Ini 5 Daftar Cara Untuk Bisa Membeli Rumah Meski Gaji Kecil

Seorang penumpang maskapai China Eastern tujuan Shanghai China menunjukkan tiket pesawat sebelum boarding di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (5/2/2020). China Eastern merupakan pesawat terakhir yang melakukan penerbangan setelah pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perhubungan memutuskan mulai tanggal 5 Februari 2020 jam 00.00 WIB hingga batas waktu yang belum ditentukan, menunda penerbangan dari dan menuju daratan China terkait terus berkembangnya kasus penyebaran virus corona.
Seorang penumpang maskapai China Eastern tujuan Shanghai China menunjukkan tiket pesawat sebelum boarding di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (5/2/2020). China Eastern merupakan pesawat terakhir yang melakukan penerbangan setelah pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perhubungan memutuskan mulai tanggal 5 Februari 2020 jam 00.00 WIB hingga batas waktu yang belum ditentukan, menunda penerbangan dari dan menuju daratan China terkait terus berkembangnya kasus penyebaran virus corona. (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/aww)

Berdasarkan laporan investigasi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, kasus awal diduga disebabkan oleh infeksi dari hewan kelelawar (zoonosis) dan menular melalui paparan lingkungan di sekitar pasar hewan laut basah Hunan di Wuhan sebagai perantara.

Namun sampai kini belum ada bukti kuat mengenai hal ini dan bagaimana mekanismenya, apakah karena mengkonsumsi hewan atau berhubungan fisik dengan hewan tersebut.

Kondisi pasar di China yang menjual berbagai macam daging baik daging ternak atau hewan liar, termasuk kelelawar, berang-berang dan ular, sebagaimana kasus SARS sebelumnya, diduga sebagai sumber awal virus 2019-nCov.

Sirkuit Formula E Batal di GBK, Pengelola : Kami Sama-Sama Gembira

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved