Berita Jakarta
Anies: Perubahan Rute Balap Formula E di Kawasan Monas Tak Seperti Mengubah Jalur Busway
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menilai, perubahan rute lintasan balap Formula E di Kawasan Monas Jakarta Pusat diperlukan kajian matang.
Penulis: Fitriyandi Al Fajri |
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menilai, perubahan rute lintasan balap Formula E di Kawasan Monumen Nasional (Monas) Jakarta Pusat diperlukan kajian yang matang.
Bahkan tim dari Federation Internationale de I’Automobile (FIA) atau Federasi Otomotif Internasional dari luar negeri sampai mendatangi Jakarta untuk mengecek lokasi lintasan baru.
“Untuk lintasannya bukan Pemprov DKI yang menggambar dan itu begitu banyak variabel, misalnya jumlah belokan, tingkat elevasi dan kesulitan. Jadi bukan seperti mengubah rute Transjakarta, nggak boleh lewat sini lalu diganti,” ujar Anies di Balai Kota pada Kamis (6/2/2020).
Hal itu dikatakan Anies saat diminta tanggapan mengenai penolakan lintasan balap Formula E di Kawasan Monas oleh Kementerian Sekretariat Negara.
Karena itu, kata Anies, perubahan rute harus melibatkan ahli dalam bidangnya.
• Mahfud MD Beberkan Alasannya Tidak Setuju Pemulangan 660 WNI Bekas Anggota ISIS
• CURHATAN Ririn Ekawati Setelah Suami Meninggal Bukan Cerai, Terima Takdir Pernikahannya Selesai
• SBY Dituding Terlibat Skandal Jiwasraya, Rachland Nashidik : Erick Thohir Sudah Mahir Politrik
• Kabar Perhiasan Rp 2 Miliar Lina Zubaedah Hilang, Sule: Di Sini Saya Sudah Mantan
Dalam kesempatan itu, Anies mengaku DKI harus menghargai permintaan dari Mensesneg selaku Ketua Komisi Pengarah Kawasan Medan Merdeka.
Walau jabatan di bawahnya adalah Sekretaris Komisi yang merupakan dirinya sendiri, Anies tetap patuh pada keputusan tersebut.
“Pemprov DKI hormati keputusan dari Komisi Pengarah, yah meskipun Sekretaris Komisi Pengarah berpandangan itu bisa dilakukan, kan sekretarisnya Gubernur DKI,” kata Anies berkelakar.
Meski demikian, Anies menyadari keputusan Komisi Pengarah diambil berdasarkan dari kesepakatan tujuh anggota komisi, salah satu di antaranya adalah gubernur itu sendiri.
• KABAR GEMBIRA: 1.020 Orang Sembuh dari Corona, China Berterima Kasih kepada Indonesia
“Begitu tidak dianjurkan supaya tidak Monas yah sudah, kami akan carikan rute baru. Cuma bagi kami, yang penting dari pertemuan itu adalah revitalisasi (Monas) akan dituntaskan dan kalau soal formula E sih tinggal cari rute,” ungkapnya. (faf)
Setneg Tolak Lintasan Balap Formula E di Monas
Sekretariat Negara menolak rencana Pemprov DKI Jakarta untuk membangun lintasan balap Formula E di kawasan Monas, Jakarta Pusat.
Alasannya, Kawasan Monas merupakan cagar budaya sehingga keberadaannya harus dijaga dengan baik.
“Formula E saya sampaikan rapat Komrah (Komisi Pengarah), bahwa Komrah tidak menyetujui apabila dilaksanakan di dalam area Monas,” kata Sekretaris Menteri Sekretaris Negara Setya Utama pada Kamis (6/2/2020).
• Setneg Tolak Lintasan Balap Formula E di Monas, Alasannya Sebagai Cagar Budaya Tak Boleh Diganggu
Setya mengatakan, pertimbangan Komrah tidak setuju dengan adanya lintasan balap itu adalah mempertimbangkan cagar budaya Monas sebagai benda bersejarah.
Apalagi lintasan balap itu dibangun dengan memakai pengaspalan, padahal skema perkerasan telah diatura dalam Keppres Nomor 25 tahun 1995 tentang Pembangunan Kawasan Medan Merdeka di wilayah DKI Jakarta.
“Tetap diizinkan (lintasan balap) tapi di luar kawasan Monas. Secara tertulis belum disampaikan, karena baru dibicarakan (di Komrah),” ujarnya.
• Dapat Wildcard, Sean Gelael Siap Turun di Balapan Formula E
Pemprov DKI Jakarta berencana membangun lintasan Formula E untuk ajang balap mobil listrik di Monas pada 6 Juni 2020 mendatang.
Lintasan Formula E memiliki panjang sekitar 2,6 kilometer dari Jalan Medan Merdeka Selatan.
Dari jalan itu, kemudin lintasan di arahkan belok kiri ke Jalan Silang Merdeka Tenggara dan masuk ke dalam kawasan Monas, memutari Jalan Titian Indah di dalam Monas, menuju Jalan Silang Merdeka Barat Daya, dan berakhir kembali di Jalan Medan Merdeka Selatan.
Untuk memudahkan peserta balap Formula E, pemerintah akan melapisi batu alam yang ada di pelataran Monas menggunakan aspal.
Dengan demikian, kontur jalan pada lintasan Formula E lebih mulus untuk dilalui.
Perlu Kajian Aspek Keselamatan dan Keamanan
Pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti Yayat Supriatna meragukan kesiapan Jakarta menjadi tuan rumah penyelenggaraan lomba balap mobil listrik Formula E pada 2020.
Yayat mengatakan, untuk menyelenggarakan balap mobil berskala internasional di jalanan dalam kota membutuhkan persiapan matang.
Salah satu aspek yang sangat penting adalah keselamatan dan keamanan penonton.
• Kalangan DPRD DKI Mengapresiasi Usulan Anies Baswedan Soal Rencana Jakarta Gelar Formula E 2020
• 5 Rute untuk Balap Formula E di Jakarta Sedang Diusulkan ke Panitia
"Kalau dari sisi tata kota, membangun sirkuit di tengah kota harus utamakan aspek keselamatan dan keamanan, itu menjadi nomor satu," ujar Yayat saat dihubungi, Jumat (19/7/2019).
Gubernur DKI Anies Baswedan dari Amerika Serikat menyampaikan kabar melalui akun media sosialnya di Instagram, telah berhasil meyakinkan panitia penyelenggara Formule E untuk menjadikan Jakarta sebagai lokasi ajang balap mobil bertenaga listrik itu pada pertengahan tahun depan.
Dinas Perhubungan DKI merekomendasikan Jalan Medan Merdeka Selatan sebagai sirkuit balapnya.
Yayat mengatakan, sebelum menentukan Jalan Medan Merdeka Selatan sebagai si
Lantas iapun mempertanyakan, apakah jalan tersebut sudah layak dijadikan arena balap atau sirkuit, Pemprov DKI perlu melakukan kajian secara mendalam terlebih dulu.
"Nah jalan-jalan yang ada di dalam kota tuh kira-kira sudah layak belum untuk dijadikan sirkuit? Ini kan harus ada kajian teknis," ujar Yayat.
• Pertama Kali, Jalanan Jakarta Bakal Jadi Sirkuit Balap Formula E Musim 2020
• Indonesia Segera Jadi Tuan Rumah Formula E, Alexandra Asmasoebrata Tidak Sabar Ingin Coba
Menjadikan jalan di dalam kota sebagai arena balap tidak sekadar mempertimbangkan kelayakannya secara teknis untuk sirkuit, tetapi juga memastikan keselamatan penonton.
"Maka di sini kita minta kajilah dari kondisi jalan, dari geometriknya bagaimana. Kecepatan kendaraannya nanti berapa, panggungnya di mana, itu menjadi hal penting untuk menjadi pertimbangan bagi aspek keselamatan penonton maupun penyelenggara," Yayat.
Yayat menyarankan Pemprov DKI belajar dari Singapura.
Singapura sudah berpengalaman dan sukses menyelenggarakan balap Formula 1 sejak 2017 hingga 2021 nanti.
"Kalau mau belajar, belajarlah dari Singapura yang sudah melaksanakan formula 1, itu kan yang berhasil ya kan?," kata Yayat.