Giliran Go Food Digeruduk Animal Defenders Indonesia Terkait Penjualan Daging Anjing

Giliran Go Food Digeruduk Animal Defenders Indonesia Terkait Penjualan Daging Anjing. Simak selanjutnya.

WARTA KOTA/RIZKI AMANA
Animal Defenders Indonesia menggeruduk kantor Go Food terkait penjualan makanan hasil olahan daging anjing, Rabu (5/2/2020).  

Sebelumnya, Animal Defenders Indonesia menemukan maraknya perdagangan makanan hasil olahan daging anjing di situa dan aplikasi jual-beli online, satu di antaranya adalah Tokopedia.

Doni Herdaru Tona merasa sangar prihatin dengan penemuan tersebut. Ia yang merupakan salah satu pelanggan Tokopedia dengan transaksi per bulan sekitar Rp 12,5 - Rp 14 juta sempat memutuskan untuk tidak menjadi pelanggannya lagi.

Namun pada Minggu (2/2/2020) malam ia mendapatkan pesan dari tim Tokopedia Care untuk membuka ruang diskusi mengenai masalah tersebut melalui undangan pertemuan dijadwalkan berlangsung pada Senin (3/2/2020) pukul 13.00 WIB.

Menurutnya, salah satu pemerhati telah mencoba melaporkannya secara online. Akan tetapi laporan tersebut tidak memenuhi definisi pelanggaran produk atau toko sesuai syarat dan ketentuan Tokopedia.

"Inilah kenapa kami tidak mau laporan kasus per kasus, karena mereka sendiri belum paham bahwa ini salah. Nggak ada gunanya kan laporan online? Makanya kami memilih untuk menyambangi langsung kantor Tokopedia," tutur Doni Herdaru Tona.

Pertama Kali 11 Anggota Polri Berjasa Jaga NKRI Ikuti Sekolah Instruktur, Ayo Semangat Kata Kapolri

Ia menjelaskan, sebagian besar daging anjing yang diolah dan diperjualbelikan itu diperoleh dari anjing-anjing tangkapan di jalan, baik liar maupun berpemilik. Sebab, membesarkan anjing sampai ukuran yang mereka jual, sangat tidak rasional dan tidak sebanding.

"Jika berpemilik maka itu masuk pasal pidana. Penadah serta rangkaian para pengolah benda hasil tindak pidana itu bisa dipidana juga," katanya.

Selain itu, anjing-anjing yang didapatkan melalui tangkapan di luar Jakarta termasuk kota-kota penyangga, juga berpotensi membawa rabies ke Jakarta yang sudah bebas dari virus tersebut.

Apalagi, akhir-akhir ini dunia dihebohkan dengan virus Corona yang salah satu penyebabnya adalah konsumsi kuliner ekstrem, tak terkecuali daging anjing.

"Akankah kita diam saja Jakarta kembali dalam ancaman dan terpapar rabies? Mari benahi ini semua. Sudah ada tendangan balik dari semesta bernama virus Corona. Sebuah peringatan agar kita mawas diri.

Tidak hanya Tokopedia, pada berita terdahulu, Animal Defenders Indonesia dan Pejuang Hak Hidup Hewan (PH3) juga menemukan maraknya penjualan makanan olahan daging anjing di aplikasi Grab Food dan Go Food.

Terungkap Hasil Tes Kesehatan Mahasiswa Banten yang Baru Pulang dari Cina Dipastikan Kondisi Sehat

Doni Herdaru Tona memaparkan, sebelumnya ia pernah mengkonfrontir hal tersebut dan penyedia layanan berjanji akan memperbaiki filter mereka.

Akan tetapi, sangat mengejutkan hari ini dirinya masih menemukan sejumlah restoran yang menjual makanan olahan daging anjing di Grab Food dan Go Food. Setidaknya, ia menemukan 8 (delapan) restoran yang menjual makanan olahan daging anjing.

Lebih parahnya lagi, restoran yang menjual makanan olahan daging anjing ini masuk dalam jajaran restoran favorit (preferred merchant/ partner).

"Dengan ini kami akan mendatangi kantor Grab dan Gojek pada awal Februari untuk meminta klarifikasi langsung mengenai hal ini. ⁣⁣Jika himbauan sejak dulu ini terus diabaikan, kami akan meningkatkan hal ini ke jalur hukum dan kami percayakan sepenuhnya ke tim pengacara nanti dan tim PH3," ujar Doni Herdaru Tona dalam keterangan tertulisnya, Jumat (31/1/2020).

Sumber: Warta Kota
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved