Ironi Siswi SMPN 6 Tasikmalaya, Ayah Ibunya Cerai, Sering DIbully, Ditemukan Tewas Digorong-gorong

Ironi Siswi SMPN 6 Tasikmalaya, Ayah Ibunya Cerai, Sering DIbully, Ditemukan Tewas Digorong-gorong

KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA
Satreskrim Polres Tasikmalaya terus menyelidiki pengungkapan kasus misteri kematian siswi SMP di gorong-gorong sekolahnya, Jumat (31/1/2020). 

Pada Senin (27/1/2020) sore, warga Cilembang, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, dihebohkan dengan ditemukannya sesosok mayat perempuan tersembunyi di drainase depan gerbang sekolah SMPN 6 Tasikmalaya.

Saat ditemukan, mayat tersebut masih berseragam lengkap pakaian pramuka berkerudung dan di sampingnya ada tas sekolah berisi identitasnya serta buku-buku sekolah.

Diketahui, mayat tersebut bernama Delis Sulistina (13), siswi kelas VII D SMPN 6 Tasikmalaya.

Ada Sperma pada Kemaluan Kepala Sekolah yang Tewas di Tasikmalaya, Penyebab Tewas Masih Diselidiki

Pohon Kurma di Masjid Agung Kota Tasikmalaya Berbuah, Dua Bulan Lagi Panen, Ini Manfaat untuk Tubuh

Awal penemuan mayat itu sendiri berawal saat hujan dan air meluap ke jalan sehingga membuat warga curiga ada sampah yang menyumbat di drainase itu.

Saat kali pertama diketahui warga, baunya telah menyengat seperti bau bangkai tikus dan tercium sampai ke pemukiman warga di depan sekitar drainase tersebut.

Sebelumnya, korban sempat dilaporkan hilang tak pulang ke rumah oleh ibunya setelah pulang sekolah pada Kamis (23/1/2020) lalu.

Sampai akhirnya ditemukan mayatnya secara mengenaskan pada Senin (27/1/2020).

"Sesuai laporan orangtua ke Polsek Mangkubumi, korban sudah beberapa hari hilang di rumahnya dan melaporkan hilang seusai pulang sekolah, berinisial DS," ujar Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya Kota AKP Dadang Sudiantoro, Senin.

Bird Of Prey Cerita Harley Quinn dan Geng Wanita, Robbie Morgot Belajar dari Penderita Skizofrenia

Guna kepentingan penyelidikan, mayat siswi kelas VII D tersebut dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan visum.

Untuk mengungkap kasus tersebut, polisi pun telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan telah memeriksa 9 saksi.

Selain itu, polisi juga akan mendatangkan ahli digital atau IT Forensik untuk memeriksa CCTV sekolah yang telah terhapus secara otomatis karena memori penyimpanannya telah melebih kapasitas (overload).

"Ya, akan datangkan ahli IT Forensik untuk periksa CCTV sekolah," katanya kepada wartawan di Mako Polres Tasikmalaya Kota, Jumat (31/1/2020) pagi.

Dadang mengaku pihaknya belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut terkait kasus ini karena masih dalam tahap penyelidikan kepolisian.

Surabaya Kembali Dilanda Banjir yang Mengakibatkan Sejumlah Kawasan Tergenang dan Kendaraan Mogok

Pihaknya pun masih menunggu hasil otopsi korban dari Tim Forensik Polda Jawa Barat dan akan jadi petunjuk selanjutnya.

"Masih penyelidikan pengungkapan," ungkapnya.

 Wakil Kepala Sekolah SMPN 6 Tasikmalaya Saefulloh mengatakan, setelah orangtua korban melapor ke sekolah anaknya tak pulang, pihaknya pun sempat mencari ke rumah ayahnya.

"Waktu itu bertemu di tempat kerjanya dan ayahnya mengaku kalau anaknya bersamanya," kata Saefulloh kepada wartawan, Jumat.

Mendengar keterangan dari ayahnya tersebut, lanjut Saefulloh, pihak sekolah saat itu langsung menghentikan pencariannya dan percaya kalau korban bersama ayahnya.

Komunitas Trisakti Runners Hadir dan Usung Semboyan Trisakti Solid, Indonesia Jaya!

 Yakin Anaknya Dibunuh

Namun, korban diketahui tak masuk kelas keesokan harinya dan malah ditemukan jenazahnya di dalam gorong-gorong depan gerbang sekolah yang hanya berdiameter 30 centimeter.

"Sabtu libur merah Hari Imlek, Minggu libur, Nah, hari Seninnya korban tak masuk kelas, eh, malah ditemukan di gorong-gorong depan sekolah jenazahnya," ujarnya.

Sementara itu, ibu kandung korban, Wati Fatmawati (46), menyakini kalau anaknya sengaja dibunuh oleh seseorang.

Pasalnya, ia heran jenazah anaknya bisa masuk ke gorong-gorong yang sempit dan seakan ada yang menyembunyikannya.

Afgan Syahreza Sumbang Rp 80 Juta Lewat Lagu Bukan Cinta Biasa di Konser A Tribute To Nilakreshna

"Perasaan saya sebagai ibu kuat kalau anak saya ada yang bunuh. Saya heran kenapa anak saya ditemukan di gorong-gorong yang sempit di dalamnya lagi," ungkap Wati saat ditemui di rumahnya, Jumat pagi.

 Meski dirinya meyakini kalau anaknya dibunuh seseorang, tapi Wati enggan mengungkapkan kecurigaannya kepada siapapun.

Dirinya berharap, pihak kepolisian bisa segera mengungkap kasus kematian misterius anaknya dan menangkap pelakunya.

"Pokoknya kalau ketemu pelakunya. Saya ingin pembunuh anak saya dihukum mati saja," ujarnya.

 Saat ditanya apakah ayah korban mengunjunginya seusai ditemukan anaknya meninggal.

Wati enggan menjawab secara jelas hal itu kepada wartawan.

Lokasi Parkir Ganjil Genap di Jakarta Berlaku 06.00-10.00 dan 16.00-21.00, Langgar Denda Rp 500 Rb

"Kemarin juga saat pemakaman (Rabu, 29 Januari) ayahnya enggak hadir. Sudah ya," singkatnya.

Hubungan antara Wati dan ayah Delis memang kurang harmonis pasca-bercerai.

Mereka pun tinggal terpisah. Hal itu diceritakan oleh Wakil Kepala Sekolah SMPN 6 Tasikmalaya Saefulloh kepada wartawan, Jumat (31/1/2020).

Menurut dia, pihak sekolah sempat mencari ke Delis ke rumah ayahnya dan ayahnya mengatakan kalau anaknya ada bersamanya sehari setelah dilaporkan korban hilang oleh ibunya.

"Jadi hubungan ayah dan ibunya korban kurang harmonis dan telah bercerai," katanya.

Setelah ada laporan hilang oleh ibunya Kamis, pihak sekolah keesokan harinya yaitu Jumat, langsung mencari ke rumah ayahnya yang beda rumah.

Humas BP Batam : Belum Ada Pembahasan Asrama Haji Jadi Lokasi Karantina WNI dari Wuhan

"Waktu itu bertemu di tempat kerjanya dan ayahnya mengaku kalau anaknya bersamanya," kata Saefulloh.

Ada Luka Lebam

Dari hasil visum yang dilakukan dokter terhadap jasad Delis, di RSU dr Soekardjo, Kota Tasikmalaya, Senin sore, ditemukan sejumlah luka di tubuh korban.

"Dari hasil pemeriksaan luar pada tubuh korban oleh dr Dippos, telinga kiri korban mengeluarkan darah, lengan kanan korban terdapat bekas ikatan, kepala kiri korban lebam, lidah posisi tergigit, dan tangan kiri ada lebam," kata Kasat Reskirm AKP Dadang Soediantoro, dikutip dari TribunJabar.id.

Dadang mengatakan, hasil visum belum bisa menyimpulkan penyebab kematian korban. Apakah korban dibunuh, atau terkena musibah belum bisa dipastikan.

Untuk memastikan penyebab kematian tersebut, sambungnya, pihaknya akan mendatangkan dokter forensik untuk melakukan otopsi terhadap tubuh korban, Selasa (28/1/2020).

"Kami masih terus melakukan penyelidikan," katanya ditemui setelah visum.

Pesawat Lion Air Saudi-Surabaya Mendarat Darurat di Kolombo, 2 Penumpangnya Meninggal

Jasad korban sendiri ditemukan di dalam gorong-gorong dengan diameter sekitar 50 cm, di depan pilar SMP Negeri 6.

Saat melakukan olah tempat kejadian perkara, petugas menemukan barang bukti yang ada di sekitar tubuh korban yakni, tas sekolah warna putih ungu berisikan buku, alat tulis, dan sepatu. Selain itu, petugas juga menemukan tali kabel warna hitam.

Diduga Sering Dibully

Mayat perempuan berseragam Pramuka yang diketahui salah seorang pelajar SMP berusia 13 tahun di Tasikmalaya pernah mengaku sering di-bully dengan sebutan bau lontong oleh temannya di sekolah.

Pasalnya, selama ini ibu kandungnya berprofesi sebagai pedagang lontong dan berasal dari keluarga prasejahtera asal Kelurahan Linggajaya, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya.

Saat diketahui jenazah anaknya ditemukan di drainase depan sekolahnya, ibu kandung bersama kerabat korban terlihat menangis histeris di Ruang Kamar Mayat RSUD dr Soekardjo, Kota Tasikmalaya, Senin (27/1/2020) petang.

Hal itu diungkapkan salah seorang kerabatnya, Ade Munir (56), saat mendampingi ibu kandung korban di rumah sakit.

Prakiraan Cuaca Februari-Maret 2020, Intensitas Hujan Masih Tinggi di 10 Provinsi, Waspada Banjir

Menurut Ade, korban dikenal sebagai anak yang senang di rumah dan jarang bermain sampai sore, apalagi sampai tak pulang.

Dia menuturkan, berdasarkan keterangan ibundanya, korban terlihat murung dan senang berdiam diri sepekan sebelum diketahui hilang.

"Kata ibu korban, korban sering di-bully di sekolah. Dikatai bau lontong karena ibunya berdagang lontong," tutur Ade. Ade menambahkan, korban tidak pulang sejak Kamis (23/1/2020) sore.

Berdasarkan keterangan dari temannya, lanjut Ade, korban pulang bersama dua orang temannya dari sekolah.

Namun, karena kondisi sedang turun hujan, korban memilih berteduh, sedangkan kedua temannya pulang duluan.

"Dia sendiri nunggu hujan sendirian," katanya.

Beli BBM Kini Tak Bisa Full Tank, Ini karena Metode Pembayaran Tak Lagi Tunai Tapi Digitalisasi

Pihak keluarga juga sempat mendatangi sekolah untuk meminta kepastian pada keesokan harinya, Jumat (24/1/2020).

Namun, sekolah mengonfirmasi bahwa korban terakhir masuk pada Kamis.

Mendengar hal itu, keluarga membuat laporan kehilangan ke Polsek Mangkubumi.

"Keluarga meminta ke sekolah mengecek kamera pengawas (CCTV), tapi pihak sekolah tak memperbolehkan dengan alasan harus ada rekomendasi dari pihak kepolisian," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Tragis Delis, Hilang lalu Ditemukan Tewas Membusuk di Drainase Sekolah", 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved