Kobe Bryant Meninggal Dunia

Kobe Bryant Tewas Kecelakaan Helikopter, Ini Harapan dan Doa Ustaz Yusuf Mansur untuk NBA Legendaris

Ustaz Yusuf Mansur unggah foto ucapan duka untuk Kobe Bryant, pebasket NBA legendaris tewas kecelakaan helikopter.

Editor: PanjiBaskhara
Kolase Warta Kota
Ustaz Yusuf Mansur unggah foto ucapan duka untuk Kobe Bryant, pebasket NBA legendaris tewas kecelakaan helikopter. 

Namun, pada tahun 1997, Kobe Bryant menyatakan dirinya tak ingin menjadi Michael Jordan selanjutnya.

Ia hanya ingin jadi diri sendiri.

“When I have the chance to guard Michael Jordan, I want to guard him. I want him. It’s the ultimate challenge.”

“I don’t want to be the next Michael Jordan, I only want to be Kobe Bryant.”

(Ketika saya berkesempatan untuk berada di [posisi] guard Michael Jordan, saya ingin meng-guard-nya. Saya ingin dirinya. Itu adalah tantangan penghabisan.)

(Saya tidak ingin menjadi Michael Jordan selanjutnya, saya hanya ingin jadi Kobe Bryant.)

2. Setelah mencetak skor 81 poin

Pada 22 Januari 2006, Kobe Bryant mencetak 81 poin saat bermain melawan Toronto Raptors.

Ini merupakan pencapaian yang ia sendiri tak yakin bisa dapatkan.

"Not even in my dreams. That was something that just happened. It's tough to explain. It's just one of those things."

(Tidak sekalipun dalam mimpi saya. Itu merupakan sesuatu yang baru saja terjadi. Sulit untuk dijelaskan. Itu hanyalah salah satu dari hal yang sulit dijelaskan semacam itu.)

3. Memperkenalkan the Black Mamba

Terkait penciptaan alter-egonya, Black Mamba:

“I had to organize things."

"So I created the ‘Black Mamba’."

"So Kobe has to deal with these issues, all the personal challenges."

"The Black Mamba steps on the court and does what he does."

"I’m destroying everybody that steps on the court.”

(Saya harus menata berbagai macam hal. Jadi saya menciptakan 'Black Mamba.' Jadi, Kobe harus menghadapi hal-hal ini, semua tantangan personal. Sementara, Black Mamba-lah yang melangkah maju ke lapangan dan melakukan apa yang seharusnya ia lakukan. Saya menghancurkan semua orang yang melangkah masuk ke lapangan.)

4. Melebihi Shaquille O'Neal.

Setelah memenangkan gelar NBA-nya yang kelima pada 2010, Kobe Bryant mencapai prestasi yang melebihi mantan rekan tim sekaligus rivalnya, Shaquille O'Neal.

"I got one more than Shaq. So you can take that to the bank."

(Saya dapat satu lagi lebih banyak daripada Shaq. Jadi kamu bisa membawanya ke bank.)

5. Kata-kata Kobe terkait perjuangan keras mendapatkan kejayaan.

Pada edisi spesial Showtime tahun 2015, Kobe Bryant pernah bicara tentang perjuangan mendapatkan kemenangan.

“There’s a choice that we have to make as people, as individuals."

"If you want to be great at something, there’s a choice you have to make."

"We all can be masters at our craft, but you have to make a choice."

"What I mean by that is, there are inherent sacrifices that come along with that."

"Family time, hanging out with friends, being a great friend, being a great son, nephew, whatever the case may be."

"There are sacrifices that come along with making that decision.”

(Ada satu pilihan yang kita ambil sebagai manusia, sebagai individu. Jika kamu ingin menjadi hebat dalam sesuatu hal, ada satu pilihan yang harus kamu ambil. Kita semua bisa menjadi master di keahlian kita masing-masing, tapi kamu tetap harus memilih. Maksud saya, pasti ada pengorbanan inheren yang menyertainya. Waktu bersama keluarga, pergi keluar dengan teman, menjadi sahabat yang baik, menjadi anak, keponakan yang baik, apa pun itu. Selalu ada pengorbanan yang menyertai setiap pengambilan sebuah keputusan)

6. Terkait kritik terhadap gaya permainannya.

Dalam sebuah wawancara dengan GQ pada 2015, Kobe Bryant merujuk pada kritikan terhadap gaya permainan basketnya.

"I’ve shot too much from the time I was 8 years old. But ‘too much’ is a matter of perspective."

"Some people thought Mozart had too many notes in his compositions."

"Let me put it this way: I entertain people who say I shoot too much."

"I find it very interesting."

"Going back to Mozart, he responded to critics by saying there were neither too many notes or too few. There were as many as necessary.”

(Saya melakukan tembakan terlalu berlebihan sejak saya berusia delapan tahun. Tetapi, 'terlalu berlebihan' itu sebenarnya cuma soal perspektif. Beberapa orang berpikir, Mozart memiliki terlalu banyak not dalam komposisinya. Jadi biarkan saya menganggapnya begini: Saya menghibur orang yang berkata tembakan saya terlalu berlebihan. Menurut saya, ini menarik. Balik lagi ke Mozart, ia merespon kritikus dengan berkata, tak ada not yang terlalu banyak atau terlalu sedikit. Yang ada hanyalah sebanyak yang diperlukan. (CC/Wartakotalive.com/TribunPalu)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved