Harimau yang Meresahkan Warga Sumsel Tertangkap, Wali Kota Berharap Tak Ada Lagi Korban Diterkam

Harimau yang Meresahkan Warga Sumsel Tertangkap, Wali Kota Berharap Tak Ada Lagi Korban Diterkam

Sripoku/handout
Tangkapan layar harimau tertangkap di kawasan Muaraenim. 

Sejak beberapa bulan belakangan ini warga Kota Pagaralam, Kabupaten Lahat, dan Kabupaten Muaraenim dihebohkan dengan konflik harimau dan manusia.

Hari ini Selasa (21/1/2020) masyarakat kembali heboh namun bukan karena kembali adanya konflik namun heboh terkait beredarnya video warga yang menyatakan bahwa harimau yang telah meneror warga berhasil ditangkap.

Menanggapi kabar ini Walikota Pagaralam, Alpian Maskoni, saat hubungi sripoku.com mengatakan secara resmi pihaknya belum mendapatkan laporan atau kabar dari pihak BKSDA.

Kali Ini Ibu Rumah Tangga Diduga Tewas Diterkam Harimau Saat Mandi, Ini Kronologi dan Daftar Korban

HEBOH Harimau Cabik-cabik Petani hingga Sebagian Tubuhnya Hilang, Polisi 7 Jam Baru Berani Mendekat

Namun jika hal tersebut benar pihaknya sangat bersyukur.

"Pertama kami mengucapkan alhamdulillah sukur atas kabar sudah ada satu harimau yang berhasil ditangkap oleh pihak BKSDA di kawasan Semende Kabupaten Muara Enim. Namun saya belum dapat kabar resmi dari BKSDA terkait hal ini," ujarnya.

Namun Walikota Pagaralam berharap bahwa jika benar sudah ada harimau yang tertangkap maka teror dan konflik ini tidak akan terjadi lagi baik di Pagaralam, Lahat, dan Muaraenim.

"Semoga harimau yang tertangkap ini adalah harimau yang telah makan korban kemarin baik di Lahat, Pagaralam, dan Muaraenim," harap Wako.

Pihaknya mengucapkan selamat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada tim BKSDA yang telah bekerja keras mengatasi teror harimau tersebut.

Heboh Nia Ramadhani Saat Pertama Naik KRL Commuterline, Kaget Harga Tiket Hingga Kaget Nyaman

Video berdurasi sekitar 1.39 detik tersebut menyeritakan bahwa warga bersama pihak BKSDA Lahat dan Muara Enim berhasil menanggkap harimau.

Harimau tersebut dikabarkan berhasil ditangkap dikawasan perkebunan di kawasan Kecamatan Pelakat Semende Muara Enim.

Video ini mulai menyebar disejumlah grup media sosial.

Hal ini membuat warga heboh dan banyak mengucap syukur.

Pasalnya teror harimau ini sempat meresahkan warga dan membuat masyarakat tiga kabupaten di Lahat, Pagaralam dan Muaraenim takut kekebun.

Kuping Dijepit, Ditendang, dan Disetrum, Lutfi Alfiandi Akhirnya Mengakui Melempar Batu ke Petugas

Bahkan teror harimau ini sudah memakan korban banyak korban baik di Kota Pagaralam mapun Lahat dan Muaraenim.

 Sebelumnya,  Suhadi (50) warga Desa Pajar Bulan, Kecamatan Mulak Ulu, Kabupaten Lahat, menambah panjang daftar konflik antara harimau dan manusia di Sumatera Selatan ( Sumsel) yang menyebabkan korbannya tewas.

Suhadi adalah korban keempat yang meninggal diterkam harimau sejak satu bulan terakhir.

Sebelumnya, tiga petani atau perambah hutan juga tewas akibat diterkam harimau di wilayah Sumsel.

Kapolres Lahat AKBP Irwansyah mengatakan, Suhadi ditemukan tewas sekitar pukul 12.00 WIB, Minggu (22/12/2019) oleh anak korban bernama Poltak.

MENKES Bilang Tak Punya Solusi Soal BPJS Kesehatan, PDIP: Masa Belum-belum Udah Lempar Handuk?

Mulanya, Poltak bermaksud hendak mengantarkan beras ke kebun untuk sang ayah.

Kebun tersebut berada di areal Lekung Benuang, Desa Pajar Bulan, Kecamatan Mulak Ulu, Kabupaten Lahat.

Jarak antara pemukiman dan kebun sekitar 2 kilometer.

Namun, setelah sampai di kebun, Poltak tak menemukan Suhadi.

Sementara kondisi pondok di kebun tersebut sudah dalam keadaan acak-acakan.

"Karena di pondok tidak ada (korban), saksi mencari ke kebun. Di sana dia menemukan bayak bekas jejak kaki harimau," kata Irwansyah saat dikonfirmasi melalui telepon, Minggu.

"Kemudian saksi menghubungi keluarga dan masayarakat Desa Pajar bulan serta Polsek mulak ulu sehingga dilakukan pencarian."

VIDEO Detik-detik Kapal Phinisi yang Bawa Rombongan Wartawan Terbalik di Labuan Bajo

Korban ditemukan tak utuh

Sebanyak 20 orang termasuk polisi akhirnya melakukan pencarian korban di dalam kebun.

Saat pencarian belangsung mereka menemukan potongan tubuh korban, seperti tangan, kepala, paha dan kaki.

"Tahap pencarian potongan anggota tubuh korban dihentikan untuk sementara, dikarenakan kendala jarak yang jauh kurang lebih dua jam jalan kaki," lanjut Irwansyah.

"Cuaca juga dalam keadaan hujan deras sehingga tidak mendukung. Direncanakan besok (senin, 23 Desember 2019) akan kembali dilakukan pencarian sisa anggota tubuh korban yang belum ditemukan."

Potongan tubuh Suhadi saat ini telah dibawa ke RSUD Lahat untuk dilakukan visum.

Lagi, 3 Roket Hantam Area Kedutaan Besar AS di Irak, Juru Bicara Militer AS: Tak Ada Korban

Sementara, warga diimbau untuk menghentikan aktivitas di kebun sementara waktu.

"Masyarakat khususnya disekitar TKP untuk waspada bila berpergian ke kebun dan jangan pergi sendiri," imbuh Irwansyah.

Perambah Hutan Ketakutan

Para perambah hutan lindung di Desa Tebat Benawa, Kelurahan Penjalang, Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, mulai meninggalkan kebunnya karena takut menjadi mangsa harimau.

Saat itu baru tiga kejadian tewasnya petani kopi yang diterkam harimau terjadi di kawasan lokasi habitat harimau yang masuk ke hutan lindung.

Ketua Adat Desa Tebat Benawa, Budiono (57) mengatakan, aktivitas perambahan hutan lindung telah berlangsung sejak puluhan tahun.

Bahkan, saat ini luasan hutan yang dirambah telah mencapai ratusan hektare.

Menurut Budi, para perambah hutan lindung tersebut merupakan masyarakat luar Desa Tebat Benawa.

Mereka membuka lahan untuk ditanami kopi dan tanaman lainnya.

VIDEO : Kembali Mesra, Al Ghazali Balikan Lagi dengan Alyssa Daguise

"Tapi untuk sekarang tidak ada lagi yang datang ke sana (hutan lindung). Seluruh kebun mereka (para perambah) sudah ditinggalkan sejak kejadian kemarin," kata Budi, Kamis (19/12/2019).

Budi menerangkan, jarak antara perkampungan dengan hutan lindung sekitar 2 jam perjalanan dengan melintasi hutan rakyat dan hutan adat.

Jalur yang ditempuh pun hanya jalan setapak licin dan bertanah merah.

Para perambah itu masuk ke hutan lindung tanpa sepengetahuan warga.

Mereka datang melewati berbagai jalur menuju ke hutan lindung untuk membuka lahan.

Usai lahan dibuka, warga tersebut biasanya akan membuat semacam pondok sebagai tempat tinggal selama berkebun.

Warga sekitar pun tidak memiliki wewenang melarang para perambah hutan tersebut.

"Tapi kalau yang dirambah itu adalah hutan adat. Kami tidak ada ampun untuk mereka (para perambah). Karena dari zaman dulu hutan adat adalah warisan nenek moyang kami. Tidak ada satupun yang boleh menebang pohon di sana," jelasnya.

Setelah Melahirkan Anak, Karina Salim Mulai Menikmati Peran Baru Sebagai Ibu

Sementara itu Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengatakan, kerusakan hutan lindung membuat habitat flora dan fauna yang ada di dalamnya menjadi terganggu.

Sehingga ia pun akan melakukan restorasi hutan lindung. "Restorasi kita akan sosialisasikan, larangan untuk menggunakan hutan lindung juga disampaikan," kata Herman, Jumat (20/12/2019).

"Namun, kita juga ingin mencarikan solusi (petani) dengan merelokasikan mereka."

• Museum Tekstil Sering Dijadikan Lokasi Nikah Massal, Begini Tanggapan Kepala Museum

Restorasi hutan lindung Salah satu hutan lindung Semidang Alas, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan.

Dalam kawasan hutan lindung ini, merupakan habitat harimau sumatera. Salah satu hutan lindung Semidang Alas, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan.

Restorasi hutan lindung menurut Herman sebetulnya selalu dilakukan. Namun, karena kerusakan hutan tersebut terjadi secara masif menimbulkan dampak yang tak terduga.

Seperti halnya konflik antara harimau dan manusia yang terjadi di kota Pagaralam dan Kabupaten Lahat, hingga menyebabkan tiga petani tewas.

"Kalau kayunya habis, hewan-hewan di dalamnya juga terganggu. Begitu juga pemburuan yang semakin masif ini.

Kronologi Kapal Pinisi yang Terbalik di Labuan Baju yang Ditumpangi Rombongan Wartawan Istana

Artinya ini ada tangung jawab kita bersama, bagaimana kita mempertahankan flora dan fauna di hutan kita ini. Ini kan titipan anak cucu kita," ujar Herman.

Dengan kejadian konflik tersebut, Herman mengaku saat ini pemerintah setempat harus berupaya mengembalikan kepercayaan di masyarakat dengan menciptakan rasa aman.

Selain itu, semua aktivitas di dalam hutan lindung pun harus dihentikan.

"Stop perusakan hutan, secara tegas saya katakan ini bukan sekedar maklumat. Ini instruksi semua pihak, sama-sama kita tangung jawab, tak bisa kita diamkan terus, karena nan

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kronologi Petani Tewas Diterkam Harimau di Lahat: Jadi Korban Ke-4, Ditemukan Tak Utuh",  Penulis : Kontributor Palembang, Aji YK Putra

Artikel ini telah tayang di sripoku.com dengan judul Harimau Tertangkap di Muaraenim, Walikota Pagaralam Berharap tak Ada Lagi Konflik dengan Manusia,  Penulis: Wawan Septiawan

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved