Kapasitas Waduk dan Situ di Jakarta Belum Sesuai Target, Begini Kondisinya Sekarang

Kapasitas Waduk dan Situ di Jakarta Belum Sesuai Target, Begini Kondisinya Sekarang. Simak selengkapnya dalam berita ini.

Penulis: Fitriyandi Al Fajri |
Warta Kota/Dwi Rizki
Kondisi Waduk Brigif di Jalan Aselih, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan pada Kamis (29/8/2019). 

KAPASITAS waduk dan situ yang ada di DKI Jakarta sampai tahun 2020 belum sesuai target.

Berdasarkan data dari Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, jumlah potensi waduk dan situ di wilayah setempat mencapai 815 hektar.

Namun faktanya, kapasitas waduk dan situ yang telah dibangun pemerintah baru mencapai 379 hektar. Dengan demikian, masih ada selisih 436 hektar lagi waduk dan situ yang harus dibangun pemerintah.

Waduk Pegadungan Kedalaman 10 Meter Makan Korban, Seorang Pelajar Tenggelam Belum Ditemukan

Petugas Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Barat melakukan pencarian korban tenggelam di Waduk Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat, Sabtu (18/1/2020).
Petugas Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Barat melakukan pencarian korban tenggelam di Waduk Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat, Sabtu (18/1/2020). (Warta Kota/Junianto Hamonangan)

Kepala Dinas SDA DKI Jakarta Juaini Yusuf mengatakan, tahun ini pihaknya akan melanjutkan program naturalisasi pada Waduk Brigif (aliran Kali Krukut), Waduk Pondok Ranggon (aliran Kali Sunter), Waduk Cimanggis (aliran Kali Cipinang) dan sebagainya.

Untuk anggaran yang disiapkan pemerintah daerah untuk pengendalian banjir melalui naturalisasi kali dan sungai serta waduk dan situ mencapai Rp 288,6 miliar.

“Pengerjaan waduk itu kembali dilakukan agar daya tampungnya terhadap air lebih banyak lagi,” kata Juaini pada Minggu (19/1/2020).

Menurut dia, pengerjaan waduk ini merupakan lanjutan dari program pengendalian banjir pada 2019 lalu. Saat itu lembaganya telah menaturalisasi lima waduk di antaranya Waduk Kampung Rambutan dengan dua lokasi, Waduk Pondok Ranggon, Waduk Sunter dan Waduk Cimanggis.

“Dari beberapa waduk yang 2019 dikerjakan, ada beberapa yang sudah 100 persen ada juga yang belum. Nah yang belim kami lanjutkan pada 2020 ini,” ujarnya.

Pagi Tadi Jokowi Diam-diam ke Waduk Pluit, Ini yang Ia Lakukan

Kondisi Waduk Brigif di Jalan Aselih, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan pada Kamis (29/8/2019).
Kondisi Waduk Brigif di Jalan Aselih, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan pada Kamis (29/8/2019). (Warta Kota/Dwi Rizki)

Meski waduk dan situ saat ini masih kurang dari target yang dipatok, namun pemerintah daerah telah melakukan berbagai upaya. Salah satunya adalah membebaskan lahan warga untuk dibuatkan waduk dan situ.

“Waduk dan situ yang sudah dibebaskan dan perlu pembangunan fisik ada 213 hektar, sedangkan waduk dan situ yang perlu dibebaskan ada 234 hektar lagi,” katanya.

“Tahun ini kami menyiapkan dana sekitar Rp 669 miliar untuk pembebasan tanah dalam pembangunan waduk, situ, serta kali dan sungai yang terdampak proyek normalisasi,” tambahnya.

Tidak hanya membangun waduk dan situ saja, lembaganya melalui Suku Dinas SDA yang ada di lima wilayah Jakarta juga gencar membersihkan atau mengeruk lumpur di saluran. Jenis saluran yang dibersihkan beragam ada yang mikro, makro, penghubung (phb) dan sebagainya.

“Itu semua dibersihkan agar tidak menghambat laju air menuju kali ataupun sungai yang bermuara ke laut,” ungkapnya.

Bila mengacu pada apbd.jakarta.go.id, alokasi anggaran untuk Dinas SDA DKI Jakarta pada 2020 mencapai Rp 2,7 triliun. Angka ini naik sekitar Rp 600 miliar dari APBD-Perubahan 2019 sebesar Rp 2,1 triliun.

Kurangi Debet Air Masuk Ke Jakarta, Anies Harapkan Waduk Ciawi dan Sukamahi Segera Rampung

Kondisi Waduk Brigif di Jalan Aselih, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan pada Kamis (29/8/2019).
Kondisi Waduk Brigif di Jalan Aselih, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan pada Kamis (29/8/2019). (Warta Kota/Dwi Rizki)

Dari anggaran sebesar Rp 2,7 triliun pada 2020, Pemprov DKI Jakarta menyiapkan duit sekitar Rp 433,6 miliar. Rinciannya untuk pembangunan atau revitalisasi waduk Rp 140,6 miliar dan pengendalian banjir Rp 293 miliar.

Di sisi lain, Pemprov DKI juga mengalokasikan dana sekitar Rp 669 miliar untuk pengadaan tanah di Sungai Ciliwung sebagai upaya normalisasi yang dilakukan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Proyek normalisasi Sungai Ciliwung telah berjalan sejak 2013 lalu. Namun dari 33,69 kilometer sungai yang akan dinormalisasi, pemerintah baru merealisasikan program itu sepanjang 16,19 kilometer sampai tahun 2016 lalu, sehingga masih ada 17,5 kilometer yang belum dinormalisasi.

Kepala BBWSCC Bambang Hidayah mengatakan, lembaganya masih menunggu pembebasan lahan yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta. Tercatat ada 118 bidang tanah yang telah didata DKI di empat kelurahan untuk dibebaskan pada 2020 ini, di antaranya Kelurahan Pejaten Timur, Tanjung Barat, Cililitan dan Balekambang.

DKI Bangun 10 Waduk Sebagai Upaya Antisipasi Ancaman Banjir

“Kami nunggu data pembebasan lahan dulu, setelah itu akan kami anggarkan untuk normalisasi dan pembangunan sheetpile. Angkanya (anggaran normalisasi) tergantung panjang yang dibebaskan,” kata Bambang saat dihubungi pada Sabtu (4/1/2020) lalu.

Bambang mengatakan, progres pekerjaan normalisasi Sungai Ciliwung yang telah dilakukan terbagi menjadi empat ruas. Di antaranya Pintu Air Manggarai-Jembatan Kampung Melayu (4,57 kilometer), Jembatan Kampung Melayu-Jembatan Kalibata (4,10 kilometer), Jembatan Kalibata-Jembatan Condet (5,65 kilometer) dan Jembatan Condet-Jembatan Tol TB Simatupang (5,58 kilometer).

Dia merinci, untuk ruas Pintu Air Manggarai-Jembatan Kampung Melayu yang sudah dinormalisasi sekitar 4,95 kilometer dari rencana 9,74 kilometer.

Adapun daerah yang telah dikerjakan Kelurahan Bukit Duri sepanjang 2,78 kilometer dan Kelurahan Kampung Melayu 2,17 kilometer.

Kampung Pulo Jatinegara Langganan Banjir, Anies Sebut Perlu Perbanyak Waduk

Kemudian untuk ruas Kampung Melayu-Jembatan Kalibata yang sudah dikerjakan sepanjang 4,67 kilometer dari rencana 8,82 kilometer.

Di titik ini ada lima kelurahan yang telah dikerjakan yakni Kelurahan Kebon Baru 2,02 kilometer, Bidara Cina 1,27 kilometer, Cikoko 0,39 kilometer, Pengadegan 0,60 kilometer dan Cawang 0,33 kilometer.

Sedangkan untuk ruas Jembatan Kalibata-Jembatan Condet yang sudah dikerjakan 3,10 kilometer dari rencana 7,55 kilometer. Lokasi yang telah dikerjakan di antaranya Kelurahan Rawajati 1,20 kilometer, Pejaten Timur 0,68 kilometer, Cililitan 0,75 kilometer dan Balekambang 0,46 kilometer.

Terakhir Jembatan Condet-Jembatan Tol TB Simatupang yang dikerjakan 3,47 kilometer dari rencana 7,58 kilometer. Titik yang sudah dikerjakan di Kelurahan Pejaten Timur 0,60 kilometer, Tanjung Barat 0,51 kilometer dan Gedong 2,36 kilometer.

Semua Ruang Kelas SDN Samudrajaya 04 Bekasi Bocor Bertahun-tahun, Tolong Pak Nadiem Makarim

“Proyek normalisasi ini memberikan sejumlah manfaat terhadap kapasitas air yang ada di Sungai Ciliwung sekaligus pengembalian fungsi sungai,” ujarnya.

Manfaat normalisasi itu di antaranya pengembalian lebar Sungai Ciliwung dengan normal sekitar 35-50 meter; penguatan tebing memakai sheet pile, tanggul dan jalan inspeksi di pinggir sungai.

Kemudian memfungsikan sempadan kali atau sungai jalan inspeksi dengan lebar 6-8 meter, meningkatkan kapasitas tampung alir dari 200 meter kubik per detik menjadi 570 meter kubik per detik serta penataan kawasan sekitar Sungai Ciliwung. 

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved