Berita Daerah
VIRAL! Tepuk Pramuka Berbau SARA dan Yel-Yel Islam Yes Kafir No, Mahfud MD: Gurunya Agak Bego Kali
Masyarakat dihebohkan tepuk pramuka berbau SARA hingga nyanyian yel-yel menolak kafir, yaitu yel-yel Islam Yes Kafir No.
Masyarakat dihebohkan tepuk pramuka berbau SARA hingga nyanyian yel-yel menolak kafir, yaitu yel-yel Islam Yes Kafir No.
Bahkan, ramainya perbincangan tepuk pramuka berunsur SARA dan yel-yel Islam Islam Yes Kafir Kafir No itu, jadi viral di media sosial (medsos).
Berikut, pernyataan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan atau Menkopolhukam Mahfud MD terkait tepuk pramuka ada unsur SARA hingga yel-yel Islam Yes Kafir No.
Sejumlah orangtua murid di SD Negeri Timuran Yogyakarta protes adanya yel-yel yang menyebut kata-kata kafir.
• Heboh Pembina Pramuka Bawakan Yel Yel Berbau SARA, Kwarcab Minta Maaf, Dispora Usul Tak Diluluskan
• ASN Kab Bogor Pakai Seragam Pramuka, Ini Komentar Para Pegawai
• Warga Pulau Pramuka Gatal-gatal, Pihak Kelurahan Pulau Panggang Tunggu Hasil Laboratorium
Bahkan ketika yel-yel itu diunggah ke media sosial sempat menjadi perbicangan banyak orang dan menjadi viral.
"Saya kaget karena di akhir tepuk kok ada yel-yel Islam Islam yes, kafir-kafir no. Spontan saya protes dengan salah satu pembina senior"
"Saya menyampaikan keberatan dengan adanya tepuk itu, karena menurut saya itu mencemari kebinekaan Pramuka," ujar salah satu orang wali murid berinisial K, Senin (13/1/2020).
Usai kejadian tersebut, salah satu pembina melakukan permohonan maaf dan berjanji akan berbicara dengan oknum pembina tersebut.
Sementara itu, Kepala Sekolah SD Negeri Timuran Esti Kartini, mengaku baru tahu kejadian tersebut setelah viral di media sosial.
Esti lalu menjelaskan, sekolahnya saat itu memang menjadi tempat praktik Kursus Mahir Lanjutan (KML) Pembina Pramuka.
"SD Timuran hanya ketempatan untuk praktik KML dari Kwarcab," tegas Esti.
Sri Sultan Menyesalkan

Kasus oknum pembina Pramuka di SD Negeri Timuran yang mengajarkan tepuk pramuka atau yel-yel berbau SARA, mendapat sorotan sejumlah tokoh.
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengkubuwono X, secara tegas menyesalkan kejadian tersebut terjadi di Indonesia, khususnya di Kota Pelajar, Yogyakarta.