Banjir Tahun Baru 2020
Warga Korban Banjir Pondok Gede Permai Kurang Mendapatkan Perhatian Akibat Pembenci Menyerang Anies
DKI Jakarta tidak mengalami tanah longsor, rumah hanyut, gedung hilang, mobil terbawa banjir yang dialami sejumlah wilayah lainnya.
"Rebutan, dimarah-marahi," ungkap Erlina.
Pelaksana Harian Kepala BPBD Kota Bekasi, Muhammad Jufri menyatakan bahwa bantuan logistik dari gudang logistik BNPB kini didistribusikan berjenjang lewat Ketua RT.
"Kalau sekarang, kita sudah berkoordinasi lewat RT.'
"Kebutuhan-kebutuhan mereka dicatatkan oleh RT, kemudian kita serahkan langsung (bantuannya) ke RT masing-masing."
"Ketua RT yang membagikannya ke warga," jelas Jufri, ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (10/1/2020) siang.
3. Ditinggal penghuni
Sebagian rumah warga di RW 008 PGP ditinggalkan penghuninya setelah dilanda banjir.
Rumah mereka hancur digempur banjir yang mencapai lebih dari 4 meter hingga setinggi pinggang orang dewasa di lantai 2 rumah.
• Kim Jong Un Pertama Kali Muncul dari Persembunyian Sejak Qassem Soleimani Tewas dalam Serangan Drone
Rumah itu pun tak bisa ditinggali karena setelah banjir surut, menyisakan lumpur tebal.
"Jadi, banyak orang-orang di belakang (RT 001, RT 002, dan RT 005, tepat di tepi tanggul Kali Bekasi) memilih ngontrak. Pak RW (008) sendiri pindah," ujar Oonk.
Selain mereka yang mengontrak menanti rehabilitasi rumah mereka selesai, ada pula sebagian rumah warga yang ditinggalkan secara permanen.
Irvan mengatakan, selain karena terendam lumpur dan hancur, sebagian warga RW 008 meninggalkan rumah mereka lantaran mesin token listrik terendam banjir.
Sehingga, listrik belum mengalir ke rumah mereka.
"Sampai saat ini sih, masih ada pengaduan, mungkin sudah masuk 75 persen warga yang mesin token listriknya terendam," kata dia, Kamis.
"Yang (mesin token listriknya) belum diganti (oleh PLN) ya masih mati listrik," Irvan menambahkan.
4. Wacana relokasi
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi mengajukan permintaan khusus kepada Presiden RI, Joko Widodo agar merelokasi warga PGP.
Permintaan itu ia sampaikan dalam Rapat Pencegahan dan Penanganan Banjir di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (8/1/2020).
"Itu saya sampaikan ke presiden, ke kementerian."
"Tinggal tergantung warganya, tergantung kementerian," ujar pria yang akrab disapa Pepen itu kepada wartawan di Bendung Prisdo, Bekasi Selatan, Jumat (10/1/2020).
Pepen beralasan, relokasi ini didasari atas pertimbangan keamanan warga Kota Bekasi dan warga Pondok Gede Permai itu sendiri dari ancaman banjir.
"Ini bukan persoalan respons warga. Ini persoalan safety, (wilayah PGP) memang harus ada tandon," ujar Pepen.
Tandon tersebut, menurut dia, harus dibangun berkesinambungan dari arah hulu di Bukit Hambalang hingga Kali Bekasi.
Dengan begitu, wilayah tangkapan air banjir kiriman makin banyak.
Wilayah PGP jadi salah satu kawasan yang menurut Pepen, mestinya dialihfungsikan menjadi tandon.
• Warga Resah dan Menolak Rencana akan Beroperasinya Kembali Tempat Prostitusi Vins Pondok Indah
Sejarawan Bekasi, Ali Anwar sepakat dengan wacana relokasi itu.
Sebab, wilayah PGP memang sejak mula merupakan daerah tangkapan air berupa rawa-rawa.
"Relokasi itu amat tepat agar yang tadinya daerah resapan air, kembali lagi fungsinya jadi seperti rawa," ujar Ali, ditemui Kompas.com.
Ali mengatakan, tak mungkin pemerintah terus-menerus mengandalkan tanggul guna melindungi PGP dari banjir Kali Bekasi.
• Kekhawatiran Meningkat Jika Sejumlah Bukti Pesawat yang Kena Rudal dalam Upaya Dimusnahkan oleh Iran
Namun, relokasi ini menurutnya hanya mungkin dilakukan seandainya Pemerintah Pusat turun tangan.
Sebab, Pemkot Bekasi tak mungkin punya dana cukup besar buat menebus tanah dan rumah warga PGP yang terbilang perumahan semi-elit.
"Harus pemerintah pusat yang bayarin semua bangunan dan lahan di situ," kata wartawan senior itu. (Vitorio Mantalean)