Berita Internasional

Kekhawatiran Meningkat Jika Sejumlah Bukti Pesawat yang Kena Rudal dalam Upaya Dimusnahkan oleh Iran

Sejumlah bukti mengarah pesawat Ukraina yang terjadi bukan karena kerusakan mendadak mesin, tapi ditembak, maka tingkat kekhawatiran pun meningkat.

The Guardian
Iran diyakini tengah berupaya untuk menghancurkan sejumlah bukti terkait dengan pesawat Boeing 737 milik Ukraina sebenarnya bukan mengalami kecelakaan, tapi ditembak jatuh saat di udara Teheran. 

"Di mana Anda memiliki perekam penerbangan yang memberi tahu Anda, apa yang telah terjadi, Anda dapat bergerak cepat untuk membersihkan situs," jelasnya.

"Tetapi jika perekamnya rusak (seperti yang dikatakan orang Iran), maka yang Anda miliki hanyalah bukti forensik di situs tersebut untuk menceritakan kisahnya kepada Anda."

Kotak hitam atau black box pesawat itu juga sudah dikuasai oleh Iran dan dinyatakan rusak meski diyakini sebenarnya kotak hitam itu masih utuh.

KPU Dicokok KPK, Lembaga Pemantau Pemilu Menilai Runtuh Harapan Publik Terhadap Masa Depan Demokrasi

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Ukraina, Vadym Prystaiko mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka telah diberi akses ke perekam kotak hitam penerbangan dan mereka sedang berencana untuk mulai menganalisis konten kotak hitam itu.

Iran telah mengundang penyelidik dari Kanada, Ukraina, dan Boeing untuk melihat lokasi kecelakaan di pinggiran Teheran untuk membuktikan bahwa pesawat itu tidak menjadi korban salah sasaran oleh pertahanan udara Iran.

Dikatakan, pihaknya juga akan menyambut perwakilan negara-negara lain yang warganya meninggal dalam penerbangan 752 Ukraine International Airlines (UIA).

Prystaiko mengatakan, para ahli Ukraina telah diberikan akses ke lokasi jatuhnya pesawat itu, tetapi menurut kru dari stasiun penyiaran AS, CBS News yang tiba di lokasi jatuhnya jam 9 pagi pada hari Kamis pagi, tampaknya lokasi pesawat itu telah dibersihkan dari puing-puing pesawat.

"Pemulung, sekarang, mengambil puing-puing yang ada," kata Elizabeth Palmer, seorang koresponden CBS.

"Tidak ada keamanan. Tidak dipasang garis polisi. Tidak ada tanda-tanda dari simpatisan mana pun."

Braithwaite, yang mengajar kursus investigasi kecelakaan udara, mengatakan, dia terkejut bahwa Iran telah pindah untuk membersihkan lokasi kecelakaan sebelum pihak-pihak yang berkepentingan lainnya, termasuk Ukraina, Kanada, dan penyelidik teknis lainnya telah mampu melakukan pemeriksaan sendiri.

Katanya, dia akan diharapkan ada di bawah lampiran 13 konvensi Chicago, perjanjian internasional yang menetapkan protokol untuk penyelidikan kecelakaan.

Kim Jong Un Pertama Kali Muncul dari Persembunyian Sejak Qassem Soleimani Tewas dalam Serangan Drone

Ada dugaan lain, Iran sedang melancarkan balas dendam secara membabi buta terkait kematian Jenderal Qassem Soleimani, orang kuat nomor dua Iran setelah Ali Khameini, yang merupakan aktor sejumlah perang di kawasan Teluk.

Qassem Soleimani dicap sebagai teroris yang telah mencelakakan banyak warga sipil, khususnya warga Amerika Serikat (AS), yang diungkap oleh Donald Trump dalam sebuah video yang beredar secara luas di dunia maya.

Target AS itu sudah berhasil dihabisi, tapi menyulut kemarahan Iran yang menembakkan rudal ke pangkalan udara AS di Irak, tapi AS menyatakan, tidak ada satu pun korban adalah warga AS, meski Iran menyatakan klaim, aksi itu menumpas 80 serdadu AS di sana.

Kekhawatiran terjadinya perang pun meningkat, tapi tindakan untuk menembak jatuh sebuah pesawat penerbangan sipil dengan rudal adalah kegiatan yang pengecut.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved