Perang As vs iran
PERANG AS Vs Iran, Presiden SBY Sebut Perang Besar Akan Terjadi Inilah Penyebab Utama dan Dampaknya
Presiden SBY bikin tulisan khusus terkait prediksi yang akan terjadi kawasan Teluk dan kemungkinan Perang As Vs Iran.
Presiden SBY bikin tulisan khusus terkait prediksi yang akan terjadi kawasan Teluk dan kemungkinan Perang As Vs Iran.
Perang AS Vs Iran bisa terjadi setelah Iran menggempur pangkalan militer Amerika Serikat di Irak.
Belasan peluru kendali (rudal) Iran menghantam objek-objek vital di pangkalan militer AS tersebut.
Serangan Iran atas fasilitas Amerika itu sebagai balasan atas tewasnya Jenderal Qassem Soleimani saat berkunjung ke Irak.
Qassem Soleimani diberondong peluru oleh drone-drone Amerika.
Terkait konflik di kawasan Timur Tengah ini, Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhyono membuat sebuah catatan.
Catatan atau tulisan SBY terkait perang As Vs Iran itu diunggah di akun facebook dan juga dibagikan oleh Wakil Sekjen Partai Demokrat Rachland Nashidik kepada Wartakotalive.com.
• Pascaserangan Iran ke Markas AS, Ini 7 Imbauan Kemenlu RI untuk WNI dan Daftar Nomor Hotline
• Pesawat Boeing 737-800 yang Jatuh di Iran Diduga Masalah Teknis, Kebakaran Hebat Halangi Evakuasi
Berikut tulisan SBY terkait kemungkinan perang As Vs Iran.
PERANG BESAR BISA TERJADI KARENA MISKALKULASI, PEMIMPIN YANG ERATIK DAN NASIONALISME YANG EKSTRIM.
Oleh: Susilo Bambang Yudhoyono
Bagi yang berharap tahun 2020 ini dunia kita menjadi lebih aman dan damai, harus bersiap untuk kecewa. Bahkan frustrasi.
Tidak ada tanda-tanda untuk itu. Yang terjadi, di awal tahun baru ini kawasan Timur Tengah kembali membara.
Tahun 2019 yang baru kita tinggalkan ditandai dengan maraknya gerakan protes sosial. Kemarahan dan perlawanan rakyat terjadi di lebih dari 30 negara.
Mereka melawan pemimpin dan pemerintahannya karena merasa tidak mendapatkan keadilan, ekonominya sulit dan ruang kebebasan untuk berekspresi dibatasi. Ragamnya berbeda-beda.
Mulai dari sulitnya mendapatkan pekerjaan, harga-harga naik sementara daya beli rakyat turun, hingga pemerintahnya dinilai korup sementara beban utang negara meningkat tajam.