4 Bocah Rohingya Tewas karena Ranjau Darat, Militer dan Pemberontak Saling Lempar Tanggung Jawab

4 Bocah Rohingya Tewas karena Ranjau Darat, Militer dan Pemberontak Saling Lempar Tanggung Jawab

Radio Free Asia
Warga Rohingya sedang mengendong bocah korban ledakan 

Ledakan itu terjadi sekitar pukul 10.30 waktu setempat.

"Saya mendengar ledakan sekitar pukul 10.30 pagi ketika saya berada di desa," kata seorang warga yang menolak disebutkan namanya karena takut keselamatannya.

"Ledakan itu datang dari bukit di sebelah barat desa. Itu sangat dekat dengan desa, " imbuhnya kepada Radio Free Asia.

Penduduk desa mengatakan mereka yang tewas dalam ledakan itu termasuk Hussein Allah, 10 tahun; Abdul Raman, 10; Mahmad Armein, 8; dan Arraf Ullah, 8.

Enam orang lainnya yang terluka, termasuk Ali Kuharl, seorang guru dibawa ke Rumah Sakit Buthidaung untuk perawatan darurat. Dua dari enam orang itu terluka parah dan dalam kondisi kritis.

“Empat anak meninggal. Yang terluka dibawa ke rumah sakit Buthidaung. Anak-anak itu tewas di tempat, ”kata seorang tetua desa setempat yang meminta anonimitas karena khawatir akan keselamatannya.

Alasan Anies Baswedan Menerbitkan Pergub Larangan Pemakaian Kantong Plastik

Pria itu juga mengatakan tidak jelas tentara mana yang bertanggung jawab atas ledakan itu.

"Kami tidak tahu apakah militer atau AA (Pemberontak) yang bertanggung jawab," katanya.

"Beberapa orang menganggap itu adalah ledakan dari mortir yang jatuh, dan yang lain berpikir itu adalah ledakan ranjau darat."

Penduduk mengatakan kepada RFA bahwa pasukan militer Myanmar ditempatkan sebulan yang lalu di bukit tempat ledakan terjadi, dan mereka sekarang telah pindah ke bukit lain di dekat desa.

Salah satu dari mereka mengatakan pejabat dari pakaian militer datang untuk memeriksa lokasi ledakan.

Juru bicara AA, Khine Thukha mengatakan pasukan Arakan tidak ada hubungannya dengan ledakan mematikan itu.

"Kami tidak punya koneksi ke kejadian ini," katanya kepada RFA.

“Apa yang kami pelajari dari pengalaman masa lalu adalah bahwa militer Myanmar selalu menanam ranjau darat di daerah-daerah di mana mereka ditempatkan,” katanya. “Setelah mereka pergi, mereka terkadang meninggalkan ranjau darat ini. Salah satu dari mereka pasti telah membunuh penduduk desa ini. "

Militer menyalahkan AA

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved