Artis Tersangkut Narkoba

Benarkah Amphetamine Bisa Menjadi Obat Bagi Pengidap Bipolar, Begini Penjelasan Ahli Kejiwaan

Sebelum tertangkap polisi, pengusaha dan selebgram Medina Zein mengaku sebagai penderita bipolar. Apakah bipolar itu?

Penulis: Feryanto Hadi | Editor: Irwan Wahyu Kintoko
Istimewa
Ilustrasi berbagai macam jenis narkoba. Menurut Dr Laurentius Panggabean SpKJ, Direktur Rumah Sakit Jiwa Dr Soeharto Heerdjan, Grogol, Jakarta Barat, zat amphetamine tidak masuk dalam daftar obat yang diresepkan bagi pengidap bipolar. 

"Penyebab paling banyak itu biasanya karena faktor genetika," ujar Laurentius Panggabean.

Selain itu, orang yang mengaku mengidap bipolar harus bisa menunjukkan diagnosa dari dokter spesialis kejiwaan.

"Pertanyaannya siapa yang mendiagnosa dia bipolar. Nanti ketahuan resep obat apa yang diberikan," katanya.

Bipolar, jelas Laurentius Panggabean, "Biasanya diberi penenang atau obat-obat golongan psikotropi, nggak sampai amphetamine.

Upaya Penanganan Penderita Bipolar

Laurentius Panggabean memahami kegelisahan dan kepanikan ketika gejala bipolar itu muncul pada diri seseorang.

"Bipolar itu penyakit. Bahayanya kalau dia sedang panik sampai tidak bisa mengendalikan diri," ucap Laurentius Panggabean.

Obat-obatan terlarang.
Obat-obatan terlarang. (Kompas.com)

"Emosinya berlebihan, sampai tindakan-tindakannya itu tidak bisa dikontrol. Pokoknya perilaku-perilaku yang kadang tidak bisa dipertanggungjawabkan," lanjutnya.

Misalnya, ia mencontohkan, penderita bipolar jadi boros belanja.

"Kemarahan yang meledak sewaktu-waktu tanpa sebab, kehidupan seksual yang tidak terkontrol dan banyak lagi yang berkaitan dengan mood atau perasaannya. Tapi tidak semua bipolar seperti itu, dalam artian ada tingkatannya," jelasnya.

Mengaku Menderita Gangguan Bipolar, Aida Saskia Sengaja Minum Racun Karena Sedang Depresi

Ini Alasan Marshanda Tidak Malu Mengaku Sebagai Bipolar, Justru Kondisinya Makin Membaik

Laurentius Panggabean tidak menampik adanya orang yang kemudian coba cara lain untuk mengatasi kegelisahan atau kepanikan yang kerap muncul dalam dirinya.

Salah satunya dengan mengkonsumsi narkoba yang mengandung amphetamine.

"Itu langkah yang tidak benar. Orang mungkin bereksperimen, lalu makai barang-barang begituan (narkoba), ya itu tidak tepat dan sangat berbahaya," katanya.

Shutterstock/Ilustrasi obat-obatan.
Shutterstock/Ilustrasi obat-obatan. (Kompas.com)

Amphetamine, kata Laurentius Panggabean, hanya memberikan efek sementara, tidak bisa mengobati. "Amphetamine justru banyak bahayanya," ucap Laurentius Panggabean.

Lalu apa penanganan yang tepat untuk penderita bipolar?

Laurentius Panggabean menyarankannya agar para penderita bipolar secara rutin konsultasi dan berobat ke dokter spesialis kejiwaan.

"Diagnosa untuk bipolar itu tidak gampang, harus ke ahlinya. Tidak semua dokter bisa mengobati. Untuk penangannya yang efektif, dari obat yang diresepkan dan dukungan orang terdekat," ujarnya.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved