Artis Tersangkut Narkoba

Benarkah Amphetamine Bisa Menjadi Obat Bagi Pengidap Bipolar, Begini Penjelasan Ahli Kejiwaan

Sebelum tertangkap polisi, pengusaha dan selebgram Medina Zein mengaku sebagai penderita bipolar. Apakah bipolar itu?

Penulis: Feryanto Hadi | Editor: Irwan Wahyu Kintoko
Istimewa
Ilustrasi berbagai macam jenis narkoba. Menurut Dr Laurentius Panggabean SpKJ, Direktur Rumah Sakit Jiwa Dr Soeharto Heerdjan, Grogol, Jakarta Barat, zat amphetamine tidak masuk dalam daftar obat yang diresepkan bagi pengidap bipolar. 

Pengusaha dan selebgram Medina Zein ditangkap dan menjadi tersangka setelah dinyatakan positif mengonsumsi narkoba.

Hingga kini polisi belum mengumumkan lebih detail soal kasus yang menjerat Medina Zein.

Polisi masih menunggu hasil pemeriksaan terhadap Medina Zein yang dilakukan Puslabfor Polri yang akan keluar pada Kamis (2/1/2020).

Pengusaha dan selebgram Medina Zein mengaku menderita bipolar sebelum ditangkap polisi dan kedapatan memiliki dan memakai narkotika.
Pengusaha dan selebgram Medina Zein mengaku menderita bipolar sebelum ditangkap polisi dan kedapatan memiliki dan memakai narkotika. (instagram @medinazein)

Sebelum tertangkap, Medina Zein mengaku sebagai penderita bipolar.

Bipolar adalah gangguan yang berhubungan perubahan suasana hati mulai dari posisi terendah depresif, tertekan ke tertinggi, panik atau gelisah.

"Bukan hal yang mudah untuk hidup dengan diagnosa isu mental tertentu," tulis Medina Zein dalam sebuah unggahan di akun Instagram.

Polisi Ungkap Kondisi Terbaru Medina Zein Setelah Ditahan Karena Positif Memakai Narkoba

Menyebut Dirinya Wanita Milyarder, Inilah 10 Bisnis Medina Zein yang Hasilkan Jutaan Rupiah

"Setiap hari bangun dengan perasaan yang sama, kembali tak terkendali, mengendalikan, lelah, semangat, patah lagi, membalut kembali," lanjut tulisan Medina Zein.

Banyak masyarakat yang berspekulasi penggunaan zat amphetamime oleh Medina Zein karena bipolar yang diidapnya.

Apakah benar zat amphetamine bisa menjadi obat bagi penderita bipolar?

Ilustrasi narkoba.
Ilustrasi narkoba. (Shutterstock/Kompas.com)

Dr Laurentius Panggabean SpKJ, Direktur Rumah Sakit Jiwa Dr Soeharto Heerdjan, Grogol, Jakarta Barat, menyanggah persepsi tersebut.

Menurutnya, amphetamine tidak masuk dalam daftar obat yang diresepkan bagi pengidap bipolar.

"Dulu pernah amphetamine digunakan untuk obat bagi penderita depresi. Tujuannya meningkatkan mood," kata Laurentius Panggabean dihubungi Warta Kota, Selasa (31/12/2019).

FAKTA Medina Zein Positif Pakai Narkoba, Pengakuannya Idap Bipolar, Dugaan Keterlibatan Artis Lain

Minum Racun Disiarkan Live Instagram, Aida Saskia Mengaku Depresi dan Memiliki Gangguan Bipolar

Tapi, lanjutnya, penggunaan amphetamine itu kemudian dihentikan karena lebih banyak negatifnya daripada pengobatan.

Laurentius Panggabean menyebutkan, bipolar termasuk dalam kategori gangguan jiwa berat, terkait dua hal, yakni kepanikan dan depresi.

Ada tiga faktor yang menjadi penyebab penyakit ini, yakni genetika, psikologis dan faktor sosial.

Medina Zein dan kakak iparnya Sarah Azhari.
Medina Zein dan kakak iparnya Sarah Azhari. (Instagram @medinazein)

"Penyebab paling banyak itu biasanya karena faktor genetika," ujar Laurentius Panggabean.

Selain itu, orang yang mengaku mengidap bipolar harus bisa menunjukkan diagnosa dari dokter spesialis kejiwaan.

"Pertanyaannya siapa yang mendiagnosa dia bipolar. Nanti ketahuan resep obat apa yang diberikan," katanya.

Bipolar, jelas Laurentius Panggabean, "Biasanya diberi penenang atau obat-obat golongan psikotropi, nggak sampai amphetamine.

Upaya Penanganan Penderita Bipolar

Laurentius Panggabean memahami kegelisahan dan kepanikan ketika gejala bipolar itu muncul pada diri seseorang.

"Bipolar itu penyakit. Bahayanya kalau dia sedang panik sampai tidak bisa mengendalikan diri," ucap Laurentius Panggabean.

Obat-obatan terlarang.
Obat-obatan terlarang. (Kompas.com)

"Emosinya berlebihan, sampai tindakan-tindakannya itu tidak bisa dikontrol. Pokoknya perilaku-perilaku yang kadang tidak bisa dipertanggungjawabkan," lanjutnya.

Misalnya, ia mencontohkan, penderita bipolar jadi boros belanja.

"Kemarahan yang meledak sewaktu-waktu tanpa sebab, kehidupan seksual yang tidak terkontrol dan banyak lagi yang berkaitan dengan mood atau perasaannya. Tapi tidak semua bipolar seperti itu, dalam artian ada tingkatannya," jelasnya.

Mengaku Menderita Gangguan Bipolar, Aida Saskia Sengaja Minum Racun Karena Sedang Depresi

Ini Alasan Marshanda Tidak Malu Mengaku Sebagai Bipolar, Justru Kondisinya Makin Membaik

Laurentius Panggabean tidak menampik adanya orang yang kemudian coba cara lain untuk mengatasi kegelisahan atau kepanikan yang kerap muncul dalam dirinya.

Salah satunya dengan mengkonsumsi narkoba yang mengandung amphetamine.

"Itu langkah yang tidak benar. Orang mungkin bereksperimen, lalu makai barang-barang begituan (narkoba), ya itu tidak tepat dan sangat berbahaya," katanya.

Shutterstock/Ilustrasi obat-obatan.
Shutterstock/Ilustrasi obat-obatan. (Kompas.com)

Amphetamine, kata Laurentius Panggabean, hanya memberikan efek sementara, tidak bisa mengobati. "Amphetamine justru banyak bahayanya," ucap Laurentius Panggabean.

Lalu apa penanganan yang tepat untuk penderita bipolar?

Laurentius Panggabean menyarankannya agar para penderita bipolar secara rutin konsultasi dan berobat ke dokter spesialis kejiwaan.

"Diagnosa untuk bipolar itu tidak gampang, harus ke ahlinya. Tidak semua dokter bisa mengobati. Untuk penangannya yang efektif, dari obat yang diresepkan dan dukungan orang terdekat," ujarnya.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved