Lalu Lintas

Sejumlah 268000 Kendaraan Meniinggalkan Jakarta Via GT Cikampek Utama Selama Arus Mudik Natal 2019

Jasa Marga mencatat ada 268.514 kendaraan meninggalkan Jakarta melalui Gerbang Tol Cikampek Utama.

Penulis: Muhammad Azzam |
Warta Kota/Muhammad Azzam
Ilustrasi kepadatan di jalan tol. Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek (Elevated) II resmi beroperasi. 

Jasa Marga mencatat ada 268.514 kendaraan meninggalkan Jakarta melalui Gerbang Tol Cikampek Utama, selama periode mudik Natal 2019, mulai tanggal 20 hingga 24 Desember 2019.

"Jumlah itu naik 90.50% dari Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR) Normal sebesar 140.955 kendaraan," kata Corporate Communication & Community Development Group Head PT Jasa Marga, Dwimawan Heru, Rabu (25/12/2019).

Dwimawan mengungkapkan, semua angka itu melebihi prediksi arus mudik Natal 2019 sebesar 15,23 persen atau 233.027 kendaraan.

"Jumlahnya melebihi prediksi sebanyak 35.487 kendaraan dari total prediksi sebanyak 233.027 atau lebih 15,23 persen," ungkapnya.

Satu Pohon di Wijaya Kusuma Tumbang yang Terjadi Diduga Akibat Diterpa Angin Kencang

Ia menjelaskan pada hari terakhir arus mudik Natal 2019 yang jatuh kemarin (24/12) PT Jasa Marga mencatat sebanyak 54.675 kendaraan melintasi GT Cikampek Utama.

"Jumlah ini meningkat 127 persen dibandingkan lalu lintas harian normal sebanyak 24 ribu kendaraan," kata Dwimawan.

Mobil Cerdas Buatan Tesla akan Jadi Model Mobil Masa Depan yang Siap Menggantikan Mobil Konvensional

Dwimawan menerangkan selama periode itu, lalu lintas tertinggi yang melintasi GT Cikampek Utama terjadi pada Selasa (24/12/2019) kemarin pada pukul 08.30-09.29 WIB hingga mencapai 3.214 kendaraan.

Untuk hari ini Rabu, (25/12/2019), lanjut dia, diprediksi sebagai puncak arus balik Natal 2019, sebanyak 56 ribu kendaraan akan melintasi GT Cikampek Utama menuju Jakarta melalui Jalan Tol Jakarta-Cikampek.

Pihak Ditlantas PMJ Ungkap Pengemudi Lamborghini Mengalami Kecelakaan Akibat Pengaruh Alkohol

Sementara itu, kalangan pengendara mobil sudah merasakan kelebihan dan kekurangan Jalan Tol Layang Jakarta Cikampek.

Ruas jalan yang elevated (melayang) di tengah jalan tol itu memang sudah bisa dimanfaatkan pengendara yang bertujuan ke Cikampek dari Jakarta dan sebaliknya.

Sebagaimana video yang diunggah warga melalui Twitter, tampak sejumlah ruas jalan itu bisa dilalui dengan maksimal kecepatan 80 km per jam.

Akun Priyoatto1 menulis di Twitter:

Semalam pulang dari Bandung nyobain tol layang terpanjang “anti ngantuk” yang tidur saja terbangun kok.

Di beberapa ruas jalan memang tampak bergelombang, sehingga kecepatan kendaraan harus dijaga maksimal sekitar 80 km per jam.

Dengan kecepatan yang stabil, jarak tempuh Jakarta ke Cikampek dan sebaliknya akan lebih cepat meski kecepatan maksimal kendaraan hanya 80 km per jam.

Sebagaimana dilihat dari bawah ruas jalan yang bergelombang seperti ombak tersebut memang akan membuat kendaraan melaju dengan bergelombang.

 Nyawa Sosok Bayi yang Dilahirkan Tidak Tertolong karena Ibu Mendorong Terlalu Kuat Saat Melahirkan

Sebagaimana diungkap sebelum ini, Kompas.com mengungkap bahwa foto kondisi Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek atau Tol Jakarta-Cikampek II Elevated makin ramai diperbincangkan publik dan menjadi viral dalam beberapa hari terakhir.

Foto drone hasil karya pewarta foto Kantor Berita Antara, Risky Andrianto tersebut menampilkan konstruksi jalan bebas hambatan yang bergelombang.

Terdapat perbedaan elevasi ekstrem di beberapa titik, sehingga menimbulkan dugaan akan faktor keselamatan dan keamanan ketika menggunakan jalan tol dengan struktur layang terpanjang di Indonesia.

Kepada Kompas.com, Senin (16/12/2019), Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Endra S Atmawidjaja menjelaskan, pembangunan tol sepanjang 36,4 kilometer ini termasuk proyek tol yang paling kompleks.

Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek atau Tol Jakarta-Cikampek II Elevated.
Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek atau Tol Jakarta-Cikampek II Elevated. (Antara/Risky Andrianto/Kompas.com)

Hal ini karena proyek tersebut terletak di jalur paling vital nadi ekonomi Indonesia yang melayani kawasan permukiman dan industri yang padat.

Menurut catatan Endra, proyek tol yang konsesinya dimiliki PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC) ini dikerjakan dalam waktu 34 bulan dengan windows time yang sempit.

"Selain itu, dilaksanakan bersamaan dengan pembangunan infrastruktur lain, yaitu Kereta Ringan atau Light Rail Transit (LRT) Jabodebek dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung," kata Endra.

Posisi struktur Tol Layang Jakarta-Cikampek ini didesain seoptimum mungkin, tetapi tetap memenuhi standar geometrik.

Hal ini bertujuan agar dimensi fondasi dan pier atau tiang tidak terlalu besar, mengingat ruang yang tersedia di median jalan tol eksisting di bawahnya terbatas.

Ketinggian rata-rata jalan tol layang ini mencapai 7 sampai 8 meter dari elevasi Jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting, tetapi terdapat penyesuaian ketinggian di beberapa titik pada perlintasan dengan jalan lokal dan jalan tol eksisting.

"Demikian halnya dengan alinyemen vertikal jalan tol ini telah didesain memenuhi persyaratan geometrik dan keselamatan jalan dengan desain kecepatan rencana 60-80 kilometer per jam," urai Endra.

Sementara itu, peneliti Laboratorium Transportasi Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno mengatakan, untuk alinyemen vertikal memang tidak dibuat lurus, agak bergelombang bila dilihat dari kejauhan.

Hal ini dirancang untuk menghemat biaya konstruksi, tetapi masih mematuhi norma atau aturan pedoman membangun jalan yang berkeselamatan.

Di area jembatan penyeberangan orang (JPO) atau overpass, maka elevated naik lebih tinggi.

Terus, akan kembali lagi ke elevasi normal.

Karena banyaknya alinyemen vertikal, maka jadinya naik turun.

"Jika di foto-foto memang kesannya meliuk-liuk, padahal tetap aman," imbuh Djoko.

Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) yang dibentuk Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) ikut mengawasi sejak pekerjaan perencanaan atau desain hingga pelaksanaan konstruksi.

Selama pekerjaan konstruksi, dapat dikatakan tidak pernah ada kecelakaan kerja yang berakibat fatal.

Kendati demikian, pelaksanaan pekerjaan ini cukup sulit dilakukan di tengah lalu lintas kendaraan di bawahnya yang harus tetap melaju dan di sisi kanan dan kiri juga ada pekerjaan LRT Jabodebek dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung. (Hilda B Alexander)

Tautan asal

Diberitakan sebelumnya, jalan tol layang atau Elevated Jakarta-Cikampek (Japek) resmi dibuka untuk umum hari ini, Minggu (15/12/2019).

Pada hari pertama beroperasi, sejumlah kendaraan yang melintasi di jalan tol layang terpanjang di Indonesia ini mengalami gangguan.

Gangguan kendaraan di Elevated Jakarta-Cikampek antara lain pecah ban dan masalah mesin.

"Iya ada sejumlah gangguan, seperti pecah ban dan masalah mesin, Alhamdulillah tidak ada kecelakaan," kata petugas operator informasi dan komunikasi Tol Jakarta-Cikampek, Joko, Minggu (16/12/2019).

Joko mengatakan, hingga tengah hari,  ada delapan gangguan di jalan tol layang tersebut.

Empat mobil mengalami gangguan  mesin, dan empat mobil lainnya mengalami gangguan ban.

Mobil yang mengalami gangguan telah diatasi dan menepikan di bahu jalan yang tersedia.

 Kerugian Rumah Roboh di Kayu Manis Matraman Akibat Proyek Saluran Air Ditaksir Rp 700 Juta

 Rumah Warga Kayu Manis Roboh Akibat Proyek Saluran Air

"Kalau gangguan ban langsung diganti di lokasi, yang lama gangguan akibat mesin karena harus diderek. Petugas langsung ke lokasi setelah dapat laporan," ucap Joko.

Berdasarkan pantauan Warta Kota, melalui circuit closed television (CCTV) di ruang sentral komunikasi di kantor Jasa Marga cabang Jakarta-Cikampek, pengguna jalan paling banyak menuju ke arah Jakarta atau dari Bandung maupun Cikampek.

Sedangkan dari Jakarta menuju ke Bandung atau Cikampek cenderung sepi.

Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) sedang uji coba untuk umum tidak memungut tarif alias gratis, Minggu (15/12/2019) mulai pukul 06.00 WIB.

Hal itu diungkapkan langsung oleh Corporate Communication & Community Development Group Head PT Jasa Marga (Persero) Tbk Dwimawan Heru.

"Mulai hari ini, pengguna jalan, khususnya yang menempuh jarak jauh, dapat mulai menggunakan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated)," ucap Heru, seperti dikutip dari keterang pers yang diterima Warta Kota.

 Ditetapkan Jadi Warisan Budaya oleh UNESCO, Pencak Silat Nusantara Siap Berkibar di Kancah Dunia

Jalan Tol Layang  Jakarta-Cikampek II (Elevated) ini membentang dari Simpang Susun Cikunir hingga Karawang Barat.

Dwimawan Heru  mengatakan,  pengguna jalan untuk dapat melewati jalan tol layang terpanjang di Indonesia ini.

“Untuk arah Cikampek, pengguna jalan dapat melalui Jalan Tol Dalam Kota dari arah Halim/Cawang dan masuk ke Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) melalui akses di Km 10 Jalan Tol Jakarta-Cikampek bawah,” katanya.

Sedangkan untuk pengguna jalan dari arah Jalan Tol JORR dari arah Jatiasih, pengguna jalan  masuk melalui akses KM 45 Jalan Tol JORR.

Sedangkan pengguna jalan dari arah Rorotan masuk di akses Km 46 Jalan Tol JORR.

Untuk pengguna jalan  menuju arah Jakarta dapat masuk di Karawang Barat melalui akses Km 48 Jalan Tol Jakarta-Cikampek bawah.

Kendaraan tersebut, nantinya dapat keluar di Simpang Susun Cikunir Km 10 Jalan Tol Jakarta-Cikampek bawah arah Halim/Cawang.

 Empat Jam Pencarian, Ular Kobra Belum Ditemukan di Perumahan Durenjaya Bekasi Timur

Setelah itu, kendaraan akan keluar ke Jalan Tol JORR arah Jatiasih dengan membayar tarif Jalan Tol JORR di Gerbang Tol (GT) Cikunir 6.

Kendaraan juga dapat keluar ke Jalan Tol JORR arah Rorotan dengan membayar tarif Jalan Tol JORR di GT Cikunir 8.

Kendaraan yang bisa melintas di tol Japek Elevated II itu juga dibatas yakni hanya untuk golongan I non bus dan non truk.

Proyek tol Japek layang memiliki panjang 38,4 km dari Gerbang Tol Cikunir hingga Karawang Barat ini memiliki biaya konstruksinya ditaksir mencapai Rp 11,69 triliun. 

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved