Pedagang Baju Bekas

Perumda Pasar Jaya Menetapkan Tarif Sewa Ruko Rp 200 Ribu Bagi Pedagang Baju Bekas Pasar Metro Atom

Mereka akan menggratiskan 6 bulan pertama bagi para pedagang baju bekas Senen yang telah pindah ke Pasar Metro Atom.

Penulis: Joko Supriyanto |
Warta Kota
ILustrasi. Sejumlah pedagang baju bekas Pasar Senen. 

Manager Area III Perumda Pasar Jaya, Hendry Manurung mengatakan, pihaknya akan menggratiskan 6 bulan pertama bagi para pedagang baju bekas Senen yang telah pindah ke Pasar Metro Atom.

Meski, biaya sewa gratis, mereka tetap akan dibebani dengan biaya listrik sebesar Rp 100.000 per bulan.

"Jadi, kalo untuk pembayaran sendiri kita akan gratiskan selama 6 bulan ke depan, dalam tenggang waktu itu, mereka hanya dibebankan pembayaran listrik," kata Hendry di Pasar Metro Atom, Kamis (19/12/2019).

Pihaknya belum dapat menjabarkan secara detail terkait biaya sewa setelah 6 bulan ke depan habis, pihaknya nanti akan berkoordinasi kembali terkait pembiayaan ke depannya.

"Nanti, kita akan koordinasi lagi untuk tentang kewajiban mereka."

"Karena, luas mereka hanya 1,5 meter x 2 meter persegi diperkirakan berkisar Rp 150.000 hingga Rp 200.000," katanya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Jakarta Pusat, Irwandi meminta jajarannya untuk memantau perkembangan para pedagang baju bekas Senen yang pindah ke Pasar Metro Atom.

Bahkan, ia meminta untuk dilakukan promosi keberadaan pedagang ini.

"Nanti dua bulan lebaran anggaran 2020 untuk parbud bisa bikin acara kalo perlu dangdutan kek, atau camat juga bisa dibikini acara. Kita sangat serius nangani ini supaya menarik dan berharap maksimal," ujarnya.

Selain itu, Irwandi mengatakan telah menutup pendaftaran bagi para pedagang baju bekas Senen ke Pasar Metro Atom Atom, Pasar Baru Jakarta Pusat.

Kendati demikian, tak menutup kemungkinan ke depan akan dibuka kembali pendaftaran kedua bagi para pedagang yang hingga saat ini belum pindah ke Pasar Metro Atom. Saat ini sudah ada 68 pedagang yang telah resmi pindah.

"Jadi, ini kita kunci dulu (68 pedagang). Kita kasih apresiasi yang sudah masuk. Kalo ada yang daftar kita tutup dulu," kata Irwandi.

Pengelola Minta Suporter Jangan Seenaknya Merusak Fasilitas SUGBK Seusai Persija Vs Persebaya

Irwandi mengatakan penutupan pendaftaran ini dilakukan untuk memberikan pelajaran bagi mereka yang tidak segera mendaftar, padahal Pemkot Jakarta Pusat telah memberikan waktu yang cukup panjang hingga pendaftaran berakhir.

"Kita memberikan pelajaran bagi mereka karena sudah diatur waktunya. Dan nanti kalo pun mereka akan daftar lagi nanti akan kita lakukan pengundian ulang tambahan, sekarang 68 tempat tersedia 106 jadi masih ada sisa," katanya.

Menurut Irwandi, pihaknya berkomitmen untuk memfasilitasi para pedagang, dirinya mengaku tak serta merta menelantarkan begitu saja, sebab dua pilihan lokasi telah ia berikan kepada para pedagang antara Pasar Kenari dan Pasar Metro Atom.

Dirinya menilai Pasar Metro Atom memiliki tenpat yang cukup strategi bagi para pedagang, sebab eks pedagang baju bekas Senen yang terkena kebakaran 2017 silam, juga pindah ke Pasar Metro Atom, hingga saat ini mereka pun masih bertahan.

"Dulu, yang dari Senen yang kebakaran ada 400 pedagang masih berjalan, nah nanti kita gabungkan, jadi kita tidak mau membuat pedagang sengsara, karena pedagang eksisting ini masih bertahan," ucapnya.

Manusia Purba Homo Erectus Terakhir Ditemukan Hidup 110000 Tahun yang Lalu Sesuai Pengukuran Karbon

Sebelumnya, diberitakan, sejumlah ratusan pedagang Pasar Mayestik, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan menggelar aksi unjuk rasa menentang keputusan manajemen PT Metroland Permai selaku pengelola pasar yang secara sepihak menaikkan tarif sewa kios.

Para demonstran membentangkan spanduk, poster, dan meneriakkan kalimat penolakan dalam aksi dilakukan di depan area pasar.

Mereka menganggap, pengelola hanya ingin mencari keuntungan tanpa memperhatikan nasib pedagang yang sejak beberapa tahun lalu omzetnya turun drastis.

Ada sembilan tuntutan yang disampaikan dalam demonstrasi itu. Pertama, menolak kenaikan harga sewa kios dan pembayaran tiga bulan sekaligus yang akan dimulai pada 1 Maret 2018.

Anak Ular Ditemukan di Museum Basoeki Abdullah Bikin Geger Sempat Dikira Petugas Sekuriti Itu Cacing

Selanjutnya, tingkatkan fasilitas kepentingan pedagang dan pengunjung, menertibkan pedagang kali lima di sekitar pasar, membersihkan fasilitas umum, meningkatkan sistem keamanan khususnya di dalam gedung.

Masalah parkir liar di sekitar pasar juga menjadi salah satu substansi tuntutan. Kemudian, pengelola diminta mengadakan promosi minimal tiga bulan sekali, melibatkan pedagang dalam hal pengelola ingin menaikkan harga kios dan tuntutan terakhir para pedagang pengelolaan Pasar Mayestik ke pihak PD Pasar Jaya.

Eddy, salah satu perwakilan pedagang mengungkapkan, para pedagang di pasar itu gelisah saat tiba-tiba pihak pengelola menyebarkan surat edaran terkait kenaikan harga sewa kios serta sistem pembayaran menjadi per tiga bulan.

"Tidak ada sosialisasi, tiba-tiba muncul surat edaran seperti itu. Apalagi besaran kenaikan sampai 40 persen. Apa mereka tidak melihat kondisi pedagang sekarang? Omzet kami saja sudah turun drastis," jelas Eddy ditemui usai menggelar aksi, Rabu (31/1/2018).

Warga Depok Kembali Diteror Kemunculan Hewan Mematikan Saat Kasus Kemunculan Ular Belum Selesai

Pihak pengelola, kata Eddy, juga tidak merinci komponen kenaikan. Pengelola hanya secara sepihak menentukan besaran kenaikan tarif sewa. Hal itu yang dikeluhkan para pedagang.

"Kami pertanyakan kenapa kenaikan hanya berdasarkan angkanya saja, bukan persentase. Kemudian besaran kenaikan juga kami rasa tidak wajar," imbuhnya.

Dalam surat edaran yang Warta Kota terima dari pedagang, PT Metroland Permai beralasan kenaikan sewa tarif dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan standar operasional gedung.

Padahal, pada kenyataannya, pengelolaan pasar oleh PT Metroland Permai dianggap para pedagang tidak baik. Misalnya, banyaknya eskalator yang mati. Sejumlah lift juga tak berfungsi sejak lama dan tidak kunjung diperbaiki.

"Komitmen untuk memberikan pelayanan saja tidak ada. Banyak fasilitas yang rusak dan dibiarkan begitu saja," kata Eddy.

Pasar Mayestik yang terkenal sebagai pusat tekstil di Jakarta memang sudah tak seramai dulu.

Sepengamatan Warta Kota, lorong-lorong penghubung antar blok tampak lengang. Kios-kios penjaja busana pun hanya terlihat melayani beberapa pembeli bahkan banyak kios yang tampak begitu sepi.

Padahal, sejak tahun 2012 pasar Mayestik telah berubah menjadi lebih modern dan bersih setelah Pemerintah DKI Jakarta memutuskan melakukan renovasi total Pasar Mayestik yang sebelumnya merupakan pasar tradisional.

Para pedagang menyebut, PT Metroland Permai yang mengelola pasar itu sejak 2012 melalui kesepakatan build operate transfer (BOT), hanya berpikir soal bisnis namun tidak konsen dalam upaya membuat pasar itu ramai. Dampaknya, omzet para pedagang pun terjun bebas sejak dikelola PT Metroland Permai.

Tata kelola komplek pasar itu juga kacau balau, dengan menjamurnya pedagang kaki lima serta parkir liar. Pengunjung harus membayar parkir dua kali, yakni di gate parkir resmi dan di dalam area pasar. Kendaraan yang parkir di sisi jalan lingkungan pasar juga sering membuat akses keluar masuk kendaraan jadi tersendat.

Yusdiani, pedagang busana di blok A lantai 1 menyebut, selain abai terhadap rusaknya sejumlah fasilitas, pengelola juga tidak pernah melakukan promosi untuk menggairahkan kembali Pasar Mayestik yang mulai sepi.

"Pengunjung makin lama makin sedikit. Harusnya pengelola lebih gencar lagi untuk promosi, baik melalui media massa atau dengan menggelar event-event di pasar ini," ujarnya.

Yusdiani mengungkapkan, tarif sewa kiosnya sebelum ada kenaikan sebesar Rp1.090.000. Dengan adanya kenaikan ini, ia harus membayar Rp1.375.000 per bulan. Belum lagi ditambah biaya untuk listrik yang ditanggung tiap pedagang. Padahal, Yusdiani bilang, omzet yang didapatkannya terus turun.

"Dulu ada pedagang yang sewa sampai tiga kios. Sekarang tinggal satu. Ya itu karena dagangan makin sepi dan pengunjung makin berkurang," imbuhnya.

Pasar Mayestik memiliki luas sekitar 52,137 meter persegi. Tempat usaha ada 1.805 unit dan yang aktif menempati, menurut keterangan Eddy, hanya 400 pedagang. Artinya, tingkat okupasi pasar ini sangat rendah.

Sesuai perjanjian BOT, PT Metroland Permai harusnya selesai pada Juli 2017. Namun para pedagang bingung kenapa hingga kini PT Metroland Permai masih bercokol di sana.

"Deal-dealannya dengan Pasar Jaya kami tidak begitu tahu, apakah diperpanjang atau bagaimana. Harusnya sih sudah habis sejak Juli 2017 lalu. Yang saya dengar Metroland masih punya hak terhadap sejumlah kios di sini," kata Eddy.

Eddy menyatakan, besaran kenaikan tarif sewa yang dinilai tidak wajar ini bertolakbelakang dengan tugas pokok dan fungsi Pasar Jaya dalam membina pedagang pasar. "Makanya, kalau tuntutan kami tidak digubris kami akan mengadu ke DPRD," sebut Eddy.

Manajer Unit Pasar Besar (UPB) Mayestik saat berbicara di hadapan demonstran berjanji akan menindaklanjuti tuntutan yang diajukan meski ia belum menyebut langkah konkrit yang akan dilakukan Pasar Jaya dalam mengatasi persoalan ini.

"Kami akan menampung semua masukan dan aspirasi pedagang karena keberadaan pedagang sangat penting bagi keberlangsungan pasar Mayestik. Nanti saya akan sampaikan ke direksi (Pasar Jaya)," kata dia.

Di sisi lain, Juru Bicara PD Pasar Jaya Amanda Gita tidak menjawab ketika ditanyakan mengenai kejelasan perpanjangan pengelolaan oleh PT Metroland Permai.

Sementara itu, manajemen PT Metroland Permai yang hendak dikonfirmasi usai mediasi dengan pedagang di kantor pengelola, juga menolak memberikan keterangan kepada wartawan terkait keputusan kenaikan tarif sewa kios ini.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved