Ular Kobra
Ini Sebabnya dari 15 Laporan Penemuan Ular Kobra di Depok, Petugas Hanya Berhasil Menangkap 12 Ekor
Ada sekitar 15 laporan warga yang diteror ular kobra, di mana 12 ular kobra lainnya berhasil ditangkap oleh anggota DPKP Depok.
Penulis: Vini Rizki Amelia |
Hampir dua pekan, Kota Depok diramaikan dengan kabar kemunculan ular kobra yang memasuki daerah pemukiman warga.
Dari data yang dimiliki Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Depok, tercatat empat warga Depok yang dipatuk oleh ular berbisa tersebut.
"Salah seorang di antaranya adalah anak kecil berumur delapan tahun," kata Komandan Pleton Operasional Pemadaman dan Penyelamatan DPKP Depok, Merdy Setiawan saat dihubungi wartawan, Rabu (18/12/2019).
Merdi mengatakan, dari awal Desember 2019 sampai hari ini, ada sekitar 15 laporan warga yang diteror ular kobra, di mana 12 ular kobra lainnya berhasil ditangkap oleh anggota DPKP Depok.
Meski, dilaporkan hanya dapat 12 ekor ular kobra yang ditangkap, tapi banyak juga ular kobra yang ditangkap warga lalu dimatikan.
• Jika Kebanyakan Orang Takut Bertemu Mayat Meski Faktanya Penjaga Kamar Mayat Malah Menyetubuhi Mayat
Dari 15 laporan tersebut, tak semuanya membuahkan hasil sebab, begitu petugas sampai di lokasi, ular tersebut sudah tak ada di lokasi meski keberadaannya telah disisir petugas.
"Kemungkinan, ularnya sudah menjauh jadi lokasi yang kita sisir hanya perlintasan saja."
"Karena, ular kobra bukan jenis ular yang lama berdiam di satu tempat. Kalaupun terlihat paling untuk cari makan atau hanya melintas saja," kata Merdi.
• Nyawa Sosok Bayi yang Dilahirkan Tidak Tertolong karena Ibu Mendorong Terlalu Kuat Saat Melahirkan
Ular kobra yang berhasil ditangkap, kata Merdi, ada yang dipelihara anggota dan ada juga yang diserahkan ke komunitas reptil.
Namun, yang paling banyak adalah ular yang kemudian diserahkan ke komunitas reptil .
"Sebenarnya banyak ular yang ditemukan. Tapi sudah dimatikan oleh warga, karena panik dan takut," kata Merdi.
• Adu Anjing dengan Taruhan yang Kalah Dijadikan Barbeque dan Menu Santapan Penggemar Adu Hewan Sadis
Sebelumnya diberitakan, dalam waktu kurang dari 2 bulan, Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Barat sudah mengevakuasi lebih dari 25 anak kobra.
Evakuasi sudah dilakukan sejak bulan November 2019 lalu.
Hal itu diungkapkan Kasie Ops Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Barat, Eko Sumarno.
"Sampai akhir November 2019, ada 21 kejadian, dan minggu ini, ada 4 kejadian," kata Eko dihubungi lewat pesan elektronik Senin (16/12/2019).
Satu evakuasi yang dilakukan di Jalan Langgar Joglo, hari Minggu kemarin, menjadi penemuan anak ular kobra terbanyak yakni 18 anak ular kobra.
Pada Senin ini saja, petugas sudah menerima 3 laporan penemuan anak ular kobra di wilayah Jakarta Barat.
Satu terdapat di RPTRA (Ruang Publik Terpadu Ramah Anak) kawasan Meruya Utara, Kembangan, Jakarta.
Laporan penemuan ular kobra terjadi di Jalan Anggrek I RT 01 RW 04, Meruya Utara, Kembangan tepatnya di RPTRA SMARTA.
"Dicari sejak Pukul 11.13 sampai Pukul 12.30 ular yang dilaporkan tidak kunjung ketemu jadi pencarian dihentikan," jelas Eko.
Selain itu, Senin ini, petugas juga menerima laporan penemuan ular kobra di Jalan Masjid Babulminan no 72 RT007/08 Kelurahan Joglo Kecamatan Kembangan.
Di lokasi tersebut dilaporkan sebanyak 8 anak kobra ditemukan pemilik rumah dan dibuang.
"Tapi, induk kobra tidak ditemukan setelah pencarian selama 1 jam lewat 30 menit," jelas Eko.
• Ahmad Dhani Tak Memberikan Perubahan Setelah Setahun Dipenjara dan Janji akan Lebih Bijak Berbicara
Ketiga petugas menerima laporan penemuan ular kobra di sebuah Sekolah Dasar (SD).
"Dapat laporan penemuan ular kobra di SDN Meruya Utara 10, tapi pencarian dihentikan karena selama 4 jam pencarian ular tidak ditemukan," jelas Eko.
Kata Eko, ular-ular tersebut langsung diserahkan petugas pemadam ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DKI Jakarta.
• Tekad Ahmad Dhani Ingin Kembali Konser Bersama Dewa 19 Setelah Dibebaskan dari Tahanan
Eko menghimbau kepada warga agar tidak menangani sendiri ular berbisa. Sebab ular tersebut bisa membahayakan keselamatan warga jika ditangani dengan cara yang salah.
"Karena ular ini berbisa, dan sangat berbahaya, jadi silakan hubungi pemadam terdekat atau ke 112 atau ke Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Kota Administrasi Jakarta Barat ke telepon (021) 5607323," kata Eko.
Sebanyak 18 anak kobra ditemukan di Joglo, Jakarta Barat, Minggu (15/12/2019).
• 8712 Kendaraan Dinas Menunggak Pajak, Pemkab Bekasi akan Menginventarisasi dan Membuat Surat Edaran
Sebelumnya diberitakan, patukan raja kobra yang sangat berbisa adalah dengan cepat membuat seekor ular piton kelojotan.
Dalam waktu tidak lama kemudian, ular piton itu kehilangan nyawanya.
Selanjutnya, raja kobra yang memenangkan duel sampai mati itu menunjukkan sifat aslinya sebagai ular pemangsa yang ganas.
Dengan mulutnya yang lentur, dia kemudian memasukkan tubuh ular piton itu, sedikit demi sedikit.
Sebagaimana dikutip Warta Kota dari Daily Mail, Jumat (15/11/2019), pertempuran tersebut memang sangat nyata dialami kaum ular di alam yang ganas.
• Seekor Buaya Ganas Butuh Pertolongan Tak Berdaya dengan Sebilah Pisau Tertancap di Kepalanya
Kisah ini adalah seekor ular bertarung melawan ular:
Seekor ular kobra sangat berbisa menelan seluruh piton, sebelum penduduk setempat mendapati klub pertempuran itu mati di Filipina.
Warga Kibalawan yang ketakutan, Filipina, bereaksi dengan memukuli raja kobra sampai mati.

Seekor raja kobra Filipina yang sangat berbisa dan membunuh ular sanca hanya dengan satu gigitan.
Ular piton itu sedang dicerna di perut ular kobra, ketika penduduk desa membukanya.
Laporan ini ditulis oleh Ryan Fahey untuk Mail Online
• Mobil yang Menabrak Pohon dan Kemudian Masuk ke dalam Selokan Sedang Melaju dalam Keadaan Kencang
Ini adalah saat perut berliku raja kobra yang panjang ditemukan, setelah dia menelan seluruh tubuh ular piton.
Penduduk yang ketakutan melihat ular kobra Filipina yang sangat berbisa di sawah di Davao del Sur di selatan negara itu pada Rabu sore.
Raja kora Itu telah membunuh piton dan menelannya utuh, dengan hanya menyisakan ekor ular tersebut tergantung di rahangnya.

Gambar yang diambil menunjukkan akibat ular kobra Filipina yang mencoba memakan ular sanca batik.
Seekor ular kobra membunuh ular lain sebelum menelannya utuh, membiarkan ekornya tergantung dari rahangnya,
• Adalah Kisah Cerita HIVI! Menyantap Pecel Termahal dengan Diiringi Petikan Gitar Tohpati
Rahang kobra yang menelan piton dapat terlihat korbannya dicengkeram dengan kuat.
Di Kibalawan, di mana ini terjadi, sejumlah serangan ular, baru-baru ini, telah menewaskan penduduk setempat
Penduduk setempat yang panik, yang telah melihat bahwa beberapa orang menyerah pada gigitan ular kobra, dalam beberapa tahun terakhir.
Mereka langsung bertindak untuk memukuli sang ular pemangsa itu dengan sebuah tongkat sampai ular itu mati.
Mereka kemudian memotong kobra yang mati itu menemukan seekor ular piton sedang dicerna di dalam perutnya.
Seorang penduduk desa berkata:
"Ada banyak ular di daerah kami, tetapi ini adalah pertama kalinya kami melihat seekor kobra memakan ular sanca."
"Kami menyaksikan bisa ular kobra telah membuat orang mati karena gigitan ular kobra sebelumnya, sehingga tetangga saya langsung membunuh ular itu, begitu dia melihatnya."
• Terungkap Keanehan Ikan Berwajah Manusia Tertangkap Kamera Tampak di Danau Bukti Manusia Ikan Ada?
Alih-alih mengambil risiko karena khawatir pada serangan ular lain, penduduk desa memukuli raja kobra sampai mati
Insiden itu diketahui terjadi di sebuah desa terpencil di dekat kota Kibalawan di pulau Mindanao di selatan Filipina.
Setelah kobra terbunuh, warga menggunakan parang untuk membuka tubuhnya.
Mereka memperkirakan bahwa raja kobra itu panjangnya sekitar 12 kaki.
Sedangkan ular sanca yang ditelannya itu lebih kecil, berukuran antara 6 kaki dan 8 kaki.
Insiden itu dilaporkan kepada pejabat desa setempat yang memperingatkan warga agar berhati-hati terhadap ular di ladang.
• Singa Kocar Kacir Hindari Pasukan Kerbau yang Mengamuk
Sementara itu, beredar sebuah video yang menunjukkan cara kepolisian Papua untuk mendapatkan pengakuan dari tersangka menjadi percakapan hangat bahkan jadi perhatian masyarakat dunia.
Polisi disebutkan punya alasan untuk melakukan tindakan penyiksaan psikis paling mengerikan itu dengan tujuan untuk mendapatkan pengakuan dari tersangka kriminalitas.
Namun, interogasi dengan menggunakan ular itu memang belum terpikirkan bisa dilakukan sedemikian rupa hanya demi mendapatkan pengakuan dari tersangka.
• Pemprov Papua Siapkan Ransel Hitam yang Dicurigai Berisi Uang Sebagai Barang Bukti Melawan KPK
• Kwik Kian Gie Bongkar Faktor Penyebab Banyaknya Kendaraan Enggan Lewat Jalan Tol
• Rizal Ramli Prediksi Jokowi-Maruf Amin Bakal Kalah Lebih dari 15 Persen di Jakarta
Juru bicara Polda Papua, Ahmad Mustofa Kamal sebagaimana video yang diunggah Al Jazeera English, Polda Papua memang sudah meminta maaf atas tindakan berlebihan itu.
"Kami mohon maaf atas tindakan itu," katanya.
Namun, Ahmad Mustofa Kamal memberikan alasan di balik tindakan yang sangat mengerikan itu.
"Harap diketahui, ular itu memang digunakan untuk mendapatkan pengakuan karena memang pelaku tidak mau mengakui perbuatannya," katanya.
Namun, sebenarnya polisi hanya menakut-nakuti korban bukan serius ingin melukainya.
"Ular itu tidak berbisa," kata Ahmad Mustofa Kamal.
Meski demikian, tindakan untuk meneror korban yang merupakan pelaku kejahatan itu memang sangat menakutkan bahkan kalau yang diinterogasi itu mempunyai sakit dalam atau sakit jantung bisa saja tewas karena tindakan tersebut.
Meski upaya yang dilakukan petugas adalah untuk menumpas kejahatan, tapi upaya yang berlebihan tidak dapat dibenarkan.
Interogasi dengan seekor ular meski tidak berbisa jelas merupakan tindakan yang bisa membuat seseorang yang takut ular meski ketika melakukan kejahatan itu sangat kejam, tapi tidak bisa dibenarkan.
Tersangka yang diinterogasi itu diketahui merupakan seorang pencuri telepon selular atau ponsel yang sering dialami warga.
Polisi kesulitan untuk mendapatkan pengakuan tersangka, sehingga kemudian melakukan tindakan mengerikan itu.
• Rachland Nashidik Bongkar Wali Kota Larang Warga Lewat Tol karena Bukan Hanya Dibangun Era Jokowi
• Kwik Kian Gie Bongkar Faktor Penyebab Banyaknya Kendaraan Enggan Lewat Jalan Tol
• Jelang MU Lawan LFC Pundit Football Meyakini Liverpool Punya Keunggulan yang Tidak Dimiliki City
Ular mengerikan itu kemudian direngkuh polisi.
Kepalanya didekatkan ke mulut pelaku dengan tujuan meneror dia agar segera mengaku.
Dalam video mengerikan itu, tersangka kejahatan menjerit-jerit saking takutnya.
Dia berteriak minta tolong dan minta ampun.
Sementara, terdengar suara diduga oknum petugas yang tertawa sangat keras menyaksikan korban yang setengah mati ketakutan itu.