Bocah Penderita Pengeriputan Otak

Update Sudinkes Jaksel Memrioritaskan Pelayanan Bocah Pengidap Pengeriputan Otak dan Kurang Gizi

Tim gizi sudah datang. Kemudian, dia sudah meminta tim dokter untuk datang melihat kondisinya.

Warta Kota/Rizki Amana
Kondisi Panggah Jalu Pawane, bocah penderita pengeriputan otak dan gizi buruk yang ditemani sang ibu, saat memberikan makanan. 

Kepala Suku Dinas Kesehatan (Kasudinkes) Jakarta Selatan, M Helmi angkat bicara terkait adanya temuan bocah laki-laki usia 14 tahun, Panggah Jalu Pawane yang mengidap penyakit pengeriputan otak serta gizi buruk.

Helmi mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Puskesmas Pasar Minggu dalam memberikan langkah pertama dalam penanganan pasien dengan kondisi yang mengalami pengeriputan otak dan gizi buruk tersebut.

"Tim gizi sudah datang. Kemudian, juga saya sudah minta juga, tim dokter datang melihat kondisinya, saat ini," ucap Helmi saat dihubungi, Jakarta Selatan, Senin (25/11/2019).

Menurutnya, langkah itu dilakukan untuk mendiagnosa ulang penyakit yang diderita oleh anak bungsu dari Sang Ibu Puji Utami.

Klarifikasi Ustadz Abdul Somad Soal Catur Menjawab Pertanyaan Umat Islam yang Terjadi 2 Tahun Lalu

Ia menjelaskan, setelah mendapati hasil diagnosa tersebut bakal dilangsungkan tahapan penanganan selanjutnya.

"Tentunya, kita memberikan perhatian dan perawatan untuk anak ini. Nanti saya juga nunggu persetujuan dari dokternya apakah dibawa ke RS (Rumah Sakit) dulu atau memang ternyata kebutuhan yang sekarang ternyata bukan ke RS," jelasnya.

Adapun saat ini pihaknya terus melakukan koordinasi awal kepada Puskesmas Pasar Minggu.

Ia menjanjikan, bahwa Panggah bakal menjadi prioritas penanganan kesehatan bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Selatan khususnya Sudinkes Jakarta Selatan.

"Tentunya, kita memberikan perhatian dan perawatan yang baik buat pasien. Terus jika ada hal yang masih kurang selama ini, saya juga minta maaf," katanya.

Belum Ada Skuter Listrik yang Disita atau Kena Tilang Hari Pertama Penerapan Regulasi Kendaraan Itu

Sebelumnya, Panggah dinyatakan diagnosa pengeriputan otak saat dirinya sempat terjatuh dan menjalani perwatan di beberapa rumah sakit yang terdapat di kawasan Jakarta.

"Masuk RSUD Jati Padang saat 1 Desember 2018 pengeriputan otak."

"Awalnya jatuh, lalu kejang-kejang dibawa ke RS jati Padang dirujuk ke RSUD Koja, Jakarta Utara dirawat sampai tanggal 19 Desember 2018," kata Sang Ibu, Puji Utami di kediamannya Gang Rukun RT 007/010, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Hingga saat ini, dikabarkan bahwa Panggah hanya menjalani rawat jalan di kediamannya Gang Rukun, Jalan Swadaya I, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, sembari sesekali diberi terapi motorik gerak tubuh yang telah dipelajari oleh Sang Ibu. 

Panggah Jalu Pawane adalah bocah yang mengidap penyakit pengeriputan otak serta gizi buruk yang dirawat seadanya di kediaman kecilnya.

Dua Ibu Rumah Tangga Jadi Korban Penipuan Hingga Ratusan Juta Rupiah oleh Pelaku yang Kenal Lewat FB

Sebelumnya, diberitakan, Panggah Jalu Pawane adalah bocah laki-laki berusia 14 tahun.

Dia hanya dapat terbaring lemah tak berdaya di atas kasur berukuran 120 × 200 cm.

Di ruangan 2,5 X 1,5 meter, Panggah terpaksa menghabiskan masa kanak-kanaknya setelah di diagnosa mengidap penyakit pengeriputan otak dan gizi buruk, hingga menyebabkan kehilangan motorik gerak tubuh dan membuatnya kaku tak berdaya.

Tragisnya, Panggah terpaksa harus makan melalui selang nasograstik yang dipasangkan di lubang hidungnya untuk menyalurkan makanan agar masuk ketubuhnya.

"Usia 12 tahun diagnosis pengeriputan otak. Sudah tes medis sitiscan, dari pengobatan," ucap Ibu Panggah, Puji Utami dengan mata yang berkaca-kaca di rumah kediamannya Gang Rukun, Jalan Swadaya I, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (25/11/2019).

Sang Ibu, dengan keikhlasan hati melayani anaknya dalam perjuangan untuk kembali sembuh dari penyakit yang dideritanya.

Mendengar gumaman yang berasal dari sang anak, Puji lantas bergegas mengarahnya dengan menyiapkan beberapa makanan ataupun minuman, sekaligus melakukan pengecekkan kondisi Panggah yang membuabg air besar atau kecil.

Sambil menyuapi anaknya dengan makanan biskuit sereal, Puji terus melapangkan dadanya dalam melihat kondisi anaknya yang semakin memburuk.

Sesekali Puji menceritakan, kisah anaknya sewaktu salam kondisi sehat bugar. Ia menagatakan, anaknya sempat gemar menggambar sewaktu masih di tingkat PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini).

"Waktu kesehariannya sering main sama temannya. Di PAUD, dia pintar ikut lomba gambar dan lainnya," kenang Puji.

 Meski Dinilai Masih Stabil, Namun Pihak Mal Menyatakan Mereka Khawatir Tergerus Belanja Online

Sewaktu memasuki tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD), gejala-gejala kecil telah terlihat pada kondisi mental maupun tingkah laku Panggah.

Ditambah, kabar Panggah yang dinyatakan tak naik kelas 6 SDN Karet 01 Pagi, karena kondisi dirinya yang mulai tak mampu mengikuti ujian kenaikkan kelas.

 Dunia Bisnis dan Perdagangan Lesu yang Tampak dari Banyaknya Kios yang Tutup di WTC Mangga Dua

Sang Ibu turut mengaku, kondisi mental Panggah diperparah setelah dirinya menikahi seseorang lelaki yang menjadi ayah tiri Panggah.

"Pas masuk SD dia mulai guncang, ditambah melihat saya menikah lagi. Dan melihat saya pernah dipukulin didepan dia sama ayah tirinya. Mundur mungkin mentalnya pas melihat saya digituin. Terus orangnya pendiam semenjak itu," jelasnya.

Kondisi Panggah Jalu Pawane (14), anak yang mengidap pengeriputan otak dan gizi buruk yang ditemani sang ibu, saat memberikan makanan.
Kondisi Panggah Jalu Pawane (14), anak yang mengidap pengeriputan otak dan gizi buruk yang ditemani sang ibu, saat memberikan makanan. (Warta Kota/Rizki Amana)

Sebelumnya, Panggah dinyatakan diagnosa pengeriputan otak saat dirinya sempat terjatuh dan menjalani perwatan di beberapa rumah sakit yang terdapat di kawasan Jakarta.

"Masuk RSUD Jati Padang saat 1 Desember 2018, mengalami pengeriputan otak."

"Awalnya jatuh, lalu kejang-kejang dibawa ke RS jati Padang dirujuk ke RSUD Koja, Jakarta Utara dirawat sampai tanggal 19 Desember 2018," katanya.

Hingga saat ini, Panggah hanya menjalani rawat jalan di kediamannya Gang Rukun, Jalan Swadaya I, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, sembari sesekali diberi terapi motorik gerak tubuh yang telah dipelajari oleh sang ibu.

 Pengamat Menilai Dibutuhkan Perda untuk Mengatasi Terkikisnya Lahan Pertanian di Kabupaten Bekasi

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved