Kondisi Hong Kong Masih Memanas, Miliader Hong Kong Alihkan Uang Mereka ke Luar Negeri
ondisi Hong Kong masih memanas dan aksi unjuk rasa terus berlanjut. Sejumlah orang kaya Hong Kong mulai mengamankan uang mereka ke luar negeri.
WARTA KOTA, PALMERAH--- Kondisi Hong Kong masih memanas dan aksi unjuk rasa masih terus berlanjut.
Aksi yang berawal dari penolakan RUU ekstradisi kemudian meluas dengan tuntutan reformasi demokrasi.
Kondisi ini membuat perekonomian Hong Kong terguncang.
Ketidakpastian ekonomi dan investasi menghantui para pelaku usaha dan investor.
• Orang Terkaya di Dunia, Jeff Bezos Sumbang Rp 1,37 Triliun untuk Bantu Tuna Wisma
Sejumlah orang kaya di negara bekas jajahan Inggris tersebut bahkan mulai mencari cara mengamankan uang mereka ke luar negeri.
Bankir papan atas menyebut miliader Hong Kong membuka lebih banyak rekening di luar negeri untuk memastikan ada rute pelarian darurat untuk uang mereka jika kerusuhan sipil di kota itu kian memburuk.
Sejauh ini, sebagian besar uang orang-orang kaya Hong Kong telah dimasukkan ke UBS Group AG, Credit Suisse Group AG, dan Standard Chartered.
Hal itu terungkap melakukan wawancara dengan Bloomberg di Forum Ekonomi Baru di Beijing.
Sementara Goldman Sachs Group tidak melihat perubahan perilaku di antara klien keuangan utama.
• Waralaba di Indonesia Didominasi Korea dan Taiwan, Bagaimana Nasib Waralaba Lokal?
"Situasinya perlu diselesaikan segera," ujar CEO Gokdman Sachs David Solomon seperti dikutip Bloomberg, Jumat (22/11/2019), seperti dilansir Kontan.
Ekonomi Hong Kong kini tengah goyang dimana sektor ritel, restoran dan hotel telah memotong upah atau melakukan pemangkasan karyawan sebagai strategi bertahan di tengah penurunan sektor pariwisata.
Kekhawatiran meningkat akibat ketegangan berkepanjangan yang akan melemahkan industri keuangan Hong Kong, penyumbang sekitar 20 persen dari produk domestik bruto (PDB) negara bagian.
"Kami telah melihat klien membuka akun di Singapura, Malaysia, dan Taiwan, dalam urutan itu. Tapi ketika akun sudah dibuat, tidak banyak uang yang benar-benar dipindahkan. Kami tidak melihat crescendo," kata CEO Standard Chartered, Bill Winters.
Sergio Ermotti, Kepala UBS, mengatakan, bank Swiss telah melihat klien mereka mengaktifkan rencana darurat.
• Apakah Minum Kopi Sebelum Sarapan itu Baik atau Buruk?
Bahkan Bankir Homegrown Hong Kong sedang menimbang pindah.