Perdagangan

Dunia Bisnis dan Perdagangan Lesu yang Tampak dari Banyaknya Kios yang Tutup di WTC Mangga Dua

Kios-kios yang disediakan di WTC Mangga Dua lebih banyak tutup dibanding beroperasi seperti biasa.

Penulis: Junianto Hamonangan |
Warta Kota/Junianto Hamonangan
Sejumlah kios di WTC Mangga Dua, Pademangan, Jakarta Utara banyak yang tutup. 

Sepinya pusat perbelanjaan belakangan ini menjadi fenomona tersendiri.

Kios-kios yang disediakan di WTC Mangga Dua lebih banyak tutup dibanding beroperasi seperti biasa.

Fenomena sepinya pusat perbelanjaan terlihat di WTC Mangga Dua, Pademangan, Jakarta Utara.

Kios-kios yang buka hanya ada segelintir saja.

Sementara kios-kios di pusat perbelanjaan yang dikenal sebagai tempat jual beli mobil itu sebagian besar di antaranya tutup.

Pengunjung pun hanya ada segelintir saja.

Seorang penyewa, Windoro (40) menceritakan bahwa sepinya WTC Mangga Dua sudah berlangsung, sejak bertahun-tahun silam.

"Udah lama (sepinya), tahunan."

"Grafiknya turun terus," ungkapnya, Jumat (22/11/2019).

Terungkap Seharusnya Pahlawan Revolusi Pierre Tendean dan Rukmini Bisa Merayakan 55 Tahun Pernikahan

Padahal, pusat perbelanjaan itu pernah mengalami masa-masa kejayaan.

Ketika itu, ada banyak toko yang buka dan pembeli pun datang silih berganti.

"Awal-awal sih rame banget. Setelah 1-2 tahun mulai sepi," kata pria yang sudah lima tahun menyewa di WTC Mangga Dua itu.

Namun demikian Windoro mengaku enggan pindah ke tempat lain.

Ia hanya bisa berharap agar sepinya pengunjung bisa segera teratasi.

"Sekarang bertahan aja, mau pindah nggak ada duitnya."

"Cuman untuk ngurangin pengeluaran, sekarang pegawai satu aja," katanya.

DERETAN Negara Paling Berbahaya Tahun 2020 untuk Didatangi Terungkap Indonesia Tidak Masuk Daftar

Pengakuan senada juga disampaikan penyewa lainnya.

Ia menceritakan bahwa banyaknya kios di WTC Mangga Dua yang tutup sudah terjadi sejak lama.

"Kalau kayak begini sih udah lama, udah tahunan. Kurangnya (pendapatan) bisa sampe lebih dari setengahnya," kata pria yang enggan disebut namanya.

Pada masa jayanya, kios-kios di WTC Mangga Dua banyak yang buka.

Pengunjung juga banyak yang datang untuk belanja maupun sekadar melihat-lihat.

"Kalau dulu tuh rame banget, bahkan sebelah (pusat perbelanjaan lain di sekitar WTC Mangga Dua) kalah pengunjungnya," ungkapnya.

Sementara itu, pengelola belum bisa dikonfirmasi perihal kondisi terkini WTC Mangga Dua.

Petugas resepsionis menyarankan datang kembali keesokan hari pada saat jam kerja untuk bertemu pengelola. 

Sejumlah 13 Pengeroyok Remaja Hingga Tewas yang Terjatuh Saat Berupaya Menyelamatkan Diri Tertangkap

Sementara itu, sebelum ini, diungkapkan bahwa naiknya harga Dollar, membuat perdagangan elektronik, khususnya di Kawasan Glodok, Tamansari, Jakarta Barat, makin terpuruk, Selasa (9/10/2018).

Kini, per-Dollar sebesar Rp 15.200 langsung membuat para pedagang elektronik di kawasan Glodok gulung tikar.

USD masih perkasa terhadap rupiah yang makin loyo.
USD masih perkasa terhadap rupiah yang makin loyo. (Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha)

Pantauan Warta Kota, tidak sedikit pedagang-pedagang elektronik di kawasam Glodok sebut lebih memilih gulung tikar, dibanding bertahan berdagang.

Selain kondisi nilai dollar kian naik, kondisi sepinya pembeli di Kawasan Glodok ini buat pedagang stres dan memilih gulung tikar.

Terpantau tak begitu banyak pembeli di lokasi.

Nampak, para pedagang elektronik seperti AC (Air Conditioner) atau alat pendingin ruangan, CCTV (Closed Circuit of Television) radio serta audio dan beberapa barang elektronik lainnya, hanya bengong menanti pembeli.

Bahkan, terlihat mimik wajah tak bersemangat kala tawarkan barang-barang dagangannya itu, kepada para pengunjung Glodok.

USD masih perkasa terhadap rupiah yang makin loyo.
USD masih perkasa terhadap rupiah yang makin loyo. (Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha)

Tak hanya itu, ada beberapa kios elektronik yang sudah tutup karena gulung tikar alias bangkrut.

"Banyak yang bangkrut."

"Bukan karena naiknya harga Dollar saja."

"Memang sepi di Glodok ini nih."

"Enggak ada ramai-ramainya."

"Walaupun begitu, pembeli juga pada paham karena harga dollar kan naik."

"Katanya, sekarang, sudah ,mencapai Rp.15.200."

"Ya efeknya memang barang-barang elektronik juga naik sekitaran 2-5 persenan ya," ucap salah seorang pedagang elektronik audio di Kawasan Glodok, Galuh (33).

Ia tak menampik, banyak pedagang elektronik lainnya memilih gulung tikar dibandingkan jika tetap bertahan.

Menurut Galuh, kalau bertahan hasilnya akan tetap sama, yakni tak laku dibeli pengunjung.

"Banyak pedagang elektronil gulung tikar.a"

"Karena, seperti yang saya bilang rata-rata di sini pedagangnya tak tahan lagi lantaran harga dollar itu naik dan memang sepi pembeli."

"Saya pun juga sebenarnya semingguan ini tidak ada satupun pembeli mampir," ungkapnya.

USD masih perkasa terhadap rupiah yang makin loyo.
USD masih perkasa terhadap rupiah yang makin loyo. (Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha)

Kondisi nilai mata uang dollar yang naik, juga dikeluhkan salah seorang pedagang elektronik lainnya, Ian (40).

Dirinya berjualan televisi layar datar dan berbagai merk radio, dikeluhkannya akan dollar yang tidak kunjung turun harganya.

"Pastinya, harga ikut naik juga barang elektronik."

"Buat saya, sangat berefek."

"Keuntungannya tidak ada, jika dimurahkan atau didiskonkan barang-barang elektronik saya."

"Itu sudah hal lumrah di sini."

"Makanya, dikeluhkan masalah harga dollar naik."

"Belum lagi, memang glodok ini sepi sekali pengunjung."

"Sebulan begini, bangkrut sayanya pak," jelasnya.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved