Kain Tradisional Indonesia
Mengenal Ulos dari Suku Batak Sumatera Utara, Ragam dan Kegunaan dalam Tradisi
"Betapa kuat dan hebatnya kain Ulos ini bagi suku Batak. Ulos memang bukan kain biasa. Ulos seperti bagian dari hidup."
Ulos adalah kain tradisional masyarakat suku Batak, Sumatera Utara.
Bagi masyarakat Batak, tradisi memakai ulos sudah mengakar dan mentradisi dalam kehidupan sehari-hari.
Mulai dari kelahiran, perjalanan hidup, hingga kematian dari orang Batak tidak lepas dari selembar ulos.
"Lahir bayi kemudian bayinya diuloskan. Sambut tamu diuloskan. Pernikahan diuloskan. Meninggal pun ada ulosnya."
Hal itu diucapkan oleh Gubernur Sumatera Utara H Edy Rahmayadi saat menyambut Ulos Fest 2019 di Museum Nasional, Gambir, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
"Betapa kuat dan hebatnya kain Ulos ini bagi suku Batak. Ulos memang bukan kain biasa. Ulos seperti bagian dari hidup. Bahkan bila dibahas jumlah jenisnya seolah tak ada habisnya,” katanya lagi.
• Mengenal Kain Nusantara di Museum Tekstil, Ikut Menjaga Warisan Budaya Nusantara
• Rossa Gemar Koleksi Kain Nusantara, Begini Caranya Memanfaatkan Kain Tradisional
Bicara soal ulos memang tak akan pernah ada habisnya sebagai kain tradisional Indonesia.
Ulos yang artinya kain ini dulu identik dengan kegiatan sakral. Namun, kini ulos mengalami transformasi mengikuti perkembangan zaman.
Pada masa lalu, ulos menjadi bagian erat budaya masyarakat Batak. Ulos memiliki fungsi simbolik untuk berbagai hal dalam segala aspek kehidupan orang suku Batak.
Masyarakat Batak selalu melakukan kegiatan mangulosi.
Mangulosi bukan sekadar pemberian hadiah biasa, karena ritual ini mengandung arti yang cukup dalam.
Tradisi Mangulosi melambangkan pemberian restu, curahan kasih sayang, harapan dan kebaikan-kebaikan lainnya.
Ulos juga dapat diartikan selimut yang menghangatkan tubuh dan melindungi diri dari terpaan udara dingin.
• Gandeng Desainer Muda, Awak Kabin Maskapai Garuda Indonesia Kenakan Seragam Baru dari Kain Tenun
• Sentuhan Kain Tenun dalam Busana Kekinian, Kain Tradisional Tampil Modern dan Trendi
Menurut kepercayaan leluhur suku Batak ada tiga sumber yang memberi panas kepada manusia, yaitu matahari, api dan ulos.
Dari ketiga sumber kehangatan tersebut ulos dianggap paling nyaman dan akrab dengan kehidupan sehari-hari.
Kain asal Sumatra Utara yang dibuat melalui cara ditenun ini kian hari kian diakui keberadaannya sebagai bagian dari tren fesyen Indonesia.
Ulos bisa dikenakan sebagai kepentingan non sakral bernilai seni tinggi.
Tak hanya berfungsi sebagai penyelimut saja, ulos dapat mewujud menjadi busana kekinian.
Mengenal ulos dan motif-motifnya bakal membuat khasanah tentang kain tradisional Indonesia terus bertambah.
• Sentuhan Kain Tenun dalam Busana Kekinian, Kain Tradisional Tampil Modern dan Trendi
Berikut 9 jenis ulos dari masyarakat etinik Batak, Sumatera Utara:
1. Ulos Sitolu Tuho
Ulos ini dipakai sebagai ikat kepala atau selendang.
Ikat kepala ini digunakan oleh perempuan Batak.
Ulos sitolu tuho melambangkan kekeraban orang Batak. Sitolu sendiri artinya adalah tiga cabang dan Tohu berarti cabang pohon.
2. Ulos Ragidup
Ulos jenis ini merupakan ulos yang memiliki nilai paling tinggi dari ulos lainnya.
Ulos ragidup dianggap sebagai 'raja' ulos karena tingkat pembuatannya paling rumit.
Diberi nama ragidup, alasannya karena motif ulos ini memberi kesan seakan-akan hidup.
Motif Ulos ragidup dibuat melalui proses pembuatan yang panjang.
Selembar ulos ragidup dipakai layaknya memakai selendang.
Selendang ragidup banyak dikenakan oleh keluarga Batak yang masih kental tradisinya.
Misalnya, orang tua pengantin perempuan memberikan selendang ragidup kepadan ibu pengantin pria.
• Berawal dari Villa, Museum Tekstil Tawarkan Keterampilan Membuat Batik dan Pelestarian Budaya
3. Ulos Ragi Hotang
Hotang berarti rotan. Ulos jenis ini juga termasuk berkelas tinggi, namun cara pembuatannya tidak serumit ulos ragidup.
Dalam pesta adat pernikahan, ulos ini sering digunakan oleh pengantin.
Proses pembuatannya yang panjang dan rumit membuat harga jual ulos ragi hotang ini termasuk tinggi.
Selain dijadikan baju, ulos ragi hotang juga digunakan sebagai kain kafan untuk jenazah.
Ulos ragi hotang juga digunakan sebagai membungkus tulang belulang saat upacara penguburan kedua kalinya atau mengungkal holi.

4. Ulos Sibolang
Diberi nama ulos sibolang sebab diberikan kepada orang yang berjasa dalam mabolang-bolangi (menghormati).
Kain diberikan kepada seseorang sebagai rasa hormat terhadap orang tersebut.
Misalnya, orang tua pengantin perempuan ayah memberikannya kepada ayah pengantin laki-laki pada upacara pernikahan adat batak.
Selain itu, ulos sering dipakai oleh para janda dengan cara dililitkan di kepalanya saat suaminya meninggal.
Ikat kepala ini juga dipakai untuk menghadiri upacara kematian.
• Napak Tilas Sejarah Kehidupan Ibu Kota di Museum Sejarah Jakarta
5. Ulos Bintang Maratur atau Kain Ulos Marotur
Ulos satu ini melambangkan kebijaksanaan.
Sebutan lain dari ulos bintang maratur adalah siatur hamoraon, siatur marboru, siatur maranak dan siatur hagabeon.
Ulos ini memiliki corak bintang teratur. Biasanya dipakai oleh para kaum wanita atau anak-anak sebagai pakaian.
Pada upacara ada adat digunakan untuk membaptis cucu. Selain itu digunakan pada perayaan tujuh bulanan wanita hamil.
6. Ulos Sadum
Di antara semua jenis ulos, ulos satu ini bisa dikatakan sebagai ulos yang memiliki warna dan corak paling bagus dan indah.
Ulos Sadum identik dengan warna dasar merah serta mempunyai motif bunga dan gorga yang sangat ramai.
Ciri khas ulos sadum selalu memiliki bingkai bergaris gelap di kedua sisinya.
Pembuatan ulos ini lebih rumit dari ulos ragi hotang.
Lebar ulos pun lebih lebar ketimbang ulos lainnya.
Biasanya, ulos sadum akan diberikan kepada anak yang membawa sukacita dalam keluarga.
Harapannya agar kelak anak bisa membawa banyak kebajikan, cita-cita tercapai, dan mendapat berkat dari Tuhan.
Ulos sadum banyak dipakai untuk busana. Selain itu, ulos sadum juga digunakan sebagai pengikat kepala, terkadang dililitkan di pinggang, atau ditenteng saja.
• Menikmati 500 Karya Seni Rupa di Museum Seni Rupa dan Keramik
7. Ulos Bolean
Ulos satu diberikan kepada anak-anak yang kehilangan orang tuanya.
Bolean berarti membelai-belai.
Pemberian ulos ini ditujukan agar anak tetap mendapat belaian kasih sayang dan menghapus kesedihan karena ditinggalkan orang tua.
8. Ulos Mangiring
Ulos ini biasanya digunakan untuk menggendong anak.
Dulu, ulos mangiring dihadiahkan kepada pasangan muda atau sepasang kekasih.
Bahkan, ulos mangiring juga diberikan kepada sepasang pengantin.
Cara memakai ulos mangiring seperti penggunakan selendang yang disampirkan di bahu.
• Mengenal Lebih Dekat Karya Seni Rupa Seniman Indonesia dan Mancanegara di Galeri Nasional Indonesia
9. Ulos Tumtuman
Ulos ini dipakai sebagai tali-tali bermotif dan dipakai oleh anak pertama pada satu keluarga.
Note gambar:
1. Ulos jenis ragiidup yang menjadi rajanya segala jenis ulos
2. Ulos sibolang untuk menghormati jasa sesorang (Janlika Putri)