Gandeng Desainer Muda, Awak Kabin Maskapai Garuda Indonesia Kenakan Seragam Baru dari Kain Tenun
Tenun Flight dihadirkan sebagai wadah aktualisasi desainer muda Indonesia dalam memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia.
Penulis: Zaki Ari Setiawan | Editor: Dedy
Menggandeng desainer muda yang juga founder IKAT Indonesia, Didiet Maulana, maskapai Garuda Indonesia memperkenalkan seragam barunya yang terbuat dari bahan kain tenun yang diberi nama Puspa Nusantara.
Kamis (17/10/2019), awak kabin maskapai Garuda Indonesia mengenakan seragam barunya yang bernuansa floral dalam penerbangan pertamanya yang disebut Tenun Flight.
Penerbangan Tenun Flight pertama itu memilih rute tujuan Bandara Soekarno Hatta-Bandara I Gusti Ngurah Rai dengan nomor penerbangan GA 418.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Ari Askhara, mengatakan, Tenun Flight dihadirkan sebagai wadah aktualisasi desainer muda Indonesia dalam memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia.
Hal itu juga menjadi upaya dari Maskapai Garuda Indonesia untuk memberikan pengalaman baru bagi para penumpangnya.
“Sejalan dengan konsistensi kami dalam menghadirkan konsep The New Flight Experience,” kata Ari, Kamis (17/10/2019).
Setelah penerbangan pertama ini, kata Ari, Tenun Flight akan rutin melayani ke sejumlah rute domestik dan Internasional, di antaranya Jakarta-Yogyakarta, Denpasar-Jakarta, Makassar-Jakarta, dan Jakarta-Singapura.
“Rencananya penerbangan khusus dengan seragam tematik ini akan kami hadirkan setiap tiga sampai empat bulan sekali di berbagai rute, baik domestik maupun internasional,” ujarnya.
Sementara itu, Didied Maulana yang menjadi desainer tenun dalam penerbangan ini mengaku tidak menemukan kendala lantaran memiliki kesamaan visi dengan pihak Maskapai Garuda Indonesia.
Sedangkan, motif tenun Puspa Nusantara, Didiet terinspirasi dari kebaya Kartini yang juga memberdayakan seniman tenun lokal dalam proses pembuatannya.
“Puspa berarti bunga, kami menegahkan satu konsep untuk perempuan adalah inspirasi kebaya kartini dengan kebaya pendek peranakan dan ada ikat pinggangnya itu dari senteng Bali kemudian tenunnya pakai tenun seniman tenun ikat di Bali,” tutur Didiet.