Kabar Tokoh
Fadli Zon Punya Dokumen Bukti Status Soekarno di Muhammadiyah, Ternyata Ini Jabatannya
Menandai Peringatan Milad Muhammadiyah ke 107, Fadli Zon mengungkapkan status dan Jabatan Soekarno di Muhammadiyah, Ternyata Ini Jabatannya
Penulis: Dwi Rizki | Editor: Dian Anditya Mutiara
"Sekali lagi, selamat milad ke 107 Muhammadiyah. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh," tutupnya.
Postingan Fadli Zon mendapat resapon positif dari warga net.
Bahkan banyak yang menyebutkan baru mengetahui status Soekarno di Muhammadiyah lewat pemaparan Fadli Zon.
"Terimakasih bung fadlizon sudah mengumpulkan bukti sejarah. Insyaallah bermanfaat. Amin," tulis Andy Winanto lewat akun @WinantoAndy.
"Baru tau aku," balas @rizkiansorinst.
Sedangkan dalam statusnya, Fadli Zon menegaskan jabatan Soekarno dalam Kepengurusan Muhammadiyah selama masa pengasingan.
"Selamat Milad Muhammadiyah ke-107. Dokumen surat dan keputusan Bung Karno Tahun 1938-1942 saat menjadi Voorzitteer Dewan Pengadjaran Moehammadijah Daerah Benkoelen," tulis Fadli Zon diakhiri tagar #Muhammadiyah.
Tetap Muhammadiyah
Dikutip dari situs resmi Muhammadiyah, pwmu.co; Presiden pertama Republik Indonesia, Ir Soekarno, dikenal sebagai sosok yang kental dengan Muhammadiyah.
Bahkan beberapa untaian katanya cukup populer sebagai sebuah semboyan, seperti 'Sekali Muhammadiyah Tetap Muhammadiyah' dan 'Makin Lama Makin Cinta'.
Selain itu, 'Jikalau saya meninggal, supaya saya dikubur dengan membawa nama Muhammadiyah atas kain kafan saya'.
Soekarno sendiri masuk menjadi anggota Muhammadiyah sejak tahun 1938, dan pernah diumumkan secara terbuka saat Muktamar Setengah Abad Muhammadiyah, tahun 1962.
“Saya menjadi anggota resmi Muhammadiyah dalam tahun 1938 sekarang sudah 1962, jadi sudah 24 tahun." ungkap Soekarno.
“Cuma anehnya, sejak saya menjadi Presiden Republik Indonesia, saya belum pernah ditagih kontribusi. Jadi saja minta agar supaya sejak sekarang ditagihlah kontribusi saya ini,” terangnya di hadapan peserta muktamar.

Cerita Bung Karno masuk resmi ke Muhammadiyah terjadi pada tahun 1938, ketika diasingkan oleh penjajah Belanda ke Bengkulu.