Destinasi
Yuk, Main ke Situ Jatijajar Sekalian Berburu Bibit Pohon Gratis
Ingin melepas penat namun bosan nge-mall atau pergi ke tempat wisata yang itu-itu saja?
Sedangkan pada akhir pekan cenderung ramai.
Muslih menjelaskan, sebelum dinamai Situ Jatijajar, awalnya danau ini disebut Rawa Badak karena dijadikan tempat menggembalakan kerbau, yang disebut warga sekitar sebagai badak.
"Seiring waktu, karena banyak pohon jati seperti berjajar dan enggak ada lagi orang ngangon kerbau, namanya jadi Situ Jatijajar," katanya.
Sejarah
Berdasarkan sumber-sumber sejarah, Situ Jatijajar bukanlah danau yang terbentuk secara alami, melainkan bekas tanah galian yang ditinggalkan oleh Kerajaan Belanda.
Alkisah, area danau itu awalnya hanya makam Raden Santri Bethot yang merupakan panglima pasukan sandi kerajaan Banten dan anak dari Raden Panji Wanayasa.
Raden Panji Wanayasa sendiri adalah seorang pejuang Nusantara saat Mataram menyerang Batavia yang dikuasai VOC dan saat perang Banten sekitar tahun 1682.
Raden Wanayasa juga merupakan ulama yang menyebarkan agama Islam di sekitar Jatijajar.
Terbentuknya danau hingga menjadi Situ Jatijajar seperti sekarang itu bermula saat pemerintahan Belanda mempercayai terdapat harta karun Kerajaan Banten yang dikubur berdekatan dengan makam-makam petinggi Kerajaan Banten.
Akhirnya penjajah menggali lahan hingga seluas 6,5 hektar demi mencari harta karun.
Setelahnya, bekas galian dibiarkan begitu saja dan akhirnya menjadi danau hingga kini.
Konon, dahulu kala warga acap melihat kuda dan kereta Raden Santri Bethot berjalan mengelilingi danau.
Musala bernama Mushola Al-Karomah sendiri ternyata merupakan bagian dari area makam Raden Santri Bethot.
Bibit pohon gratis
Seperti disebut di awal, berkunjung ke Situ Jatijajar dapat sekaligus berburu bibit pohon gratis.