Kontroversi Cadar

Ketua MUI Melawan Kebijakan Perempuan Melarang Bercadar Sama Saja Mengintervensi Keyakinan Seseorang

Seorang Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Munahar Muchtar bereaksi dan menyatakan, dia keberatan mengenai wacana tersebut.

Penulis: Joko Supriyanto |
Kompas.com
ILustrasi. Wanita bercadar masih diterima warga yang sadar aksi teroris bukan dilakukan oleh mereka, yang sebenarnya jadi korban tindakan keji itu. 

Seorang perempuan bercadar melakukan eksperimen sosial di Surabaya pasca-ledakan bom di gereja dan Markas Polrestabes.

Megawati Soekarnoputri Buang Muka dan Menolak Bersalaman dengan Surya Paloh dan AHY Diduga Disengaja

Dalam eksperimen tersebut, perempuan bercadar itu meminta warga Surabaya yang ditemui di sejumlah pusat perbelanjaan untuk memeluk dirinya.

Eksperimen " aksi peluk saya" ini diabadikan di media sosial oleh pemilik akun instagram @wardahmaulina_ sejak beberapa hari lalu.

Dalam video yang diunggah, dia menunjukkan aksinya memeluk beberapa warga perempuan di Plasa Tunjungan, Surabaya.

Sejak diunggah, video tersebut dilihat oleh 1.656.111 orang, dan meraih 5.259 komentar.

Nata Reza, suami dari Wardah Maulina, perempuan bercadar yang membuat eksperimen tersebut, menjelaskan, uji coba itu dilakukan di Plasa Tunjungan Surabaya pada 19 Mei lalu kepada 11 perempuan pengunjung mal tersebut.

"Semula, kami tidak yakin, namun hasilnya di luar dugaan, warga Surabaya masih menerima wanita bercadar sehingga bersedia dipeluk," ujarnya dikonfirmasi.

Sebelum memeluk, istrinya sempat bertanya pendapat tentang perempuan bercadar.

"Apakah takut dengan perempuan bercadar, mereka menjawab tidak, setelah itu istri bilang, boleh dong saya dipeluk," katanya.

Pasangan suami istri penulis novel ini juga menghimpun pendapat mereka tentang perempuan bercadar pascabom gereja di Surabaya.

Kata Nata Reza, warga Surabaya yakin pelaku bom bukanlah perempuan bercadar, tetapi kelompok yang ingin memecah belah umat Islam.

"Bahkan, mereka menerima informasi bahwa pelaku bom bunuh diri, sehari-harinya, dia tidak mengenakan cadar. Hanya, saat beraksi meledakkan bom saja mereka mengenakan cadar," ucapnya.

Minggu 13 Mei, bom rakitan diledakkan di 3 gereja di Surabaya.

Di salah satu lokasi gereja, yakni di Gereja Kristen Indonesia Jalan Diponegoro, pelaku sempat terekam CCTV, yakni seorang ibu membawa 3 anak perempuan.

Mereka semua mengenakan cadar.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved