Kriminalitas

Terbongkar Gerombolan Kejahatan Beraksi sebagai Pengemis yang Saat Diminta Baca Bismillah Tidak Bisa

Fakta bahwa kaum gelandangan dan pengemis memakai busana Muslimah hanya sebagai modus kejahatan saat melakukan aksi mereka.

Instagram
Sebuah riset yang dilakukan relawan membuktikan, kaum pengemis dan gelandangan yang melakukan perbudakan dan penculikan bahkan tidak bisa membaca Bismillah. Padalal, mereka berpenampilan seolah mereka adalah orang Islam. 

PARA gelandangan dan pengemis atau gepeng memilih busana Muslimah, saat melakukan aksi mereka.

Bahkan, dengan memperbudak anak-anak untuk mengemis.

Mereka beraksi dengan berpakaian ala umat Muslim dengan pakaian Muslim dan Muslimah.

Lengkap dengan peci haji.

Mereka mengaku, mereka itu berasal dari Bosnia Herzegovina, yang merupakan bekas negara pecahan Yugoslavia.

Bosnia Herzegovina adalah negara yang dihuni oleh penganut agama Islam yang pernah dimusnahkan oleh Serbia melalui genosida dan perkosaan brutal.

Serbia adalah negara komunis pecahan Yugoslavia yang melarang orang beragama di negara tersebut.

Megawati Soekarnoputri Buang Muka dan Menolak Bersalaman dengan Surya Paloh dan AHY Diduga Disengaja

Hal serupa diterapkan secara kejam di China pada bangsa Uighur di Xinjiang yang dimasukkan kamp konsentrasi, diculik, diperkosa, dan sebagian warga yang sehat kemudian dibunuh dengan sebelumnya diambil semua organ tubuh mereka.

Namun, setelah dilakukan riset oleh relawan Muslim, pekerjaan pengemis dan gelandangan yang memperbudak anak-anak bahkan balita itu semata-mata terkait dengan kejahatan.

Mereka berpakaian Muslim dan Muslimah, tapi sesungguhnya komunis.

Romania adalah negara komunis selain beberapa negara Eropa Timur lainnya, yang sangat kejam memperlakukan umat beragama.

Namun, mereka kemudian menemukan jalan untuk mengemis dan jadi gelandangan saat masuk di Inggris.

Penghasilan mereka per hari bisa mencapai Rp 10 juta per hari.

Terungkap Transplantasi Organ Dilakukan Rezim Komunis China pada Muslim Uighur yang Sehat Saat Hidup

Soalnya, mereka mengharapkan belas kasihan dari umat Islam, yang dianggap mengamalkan agama tidak secara tepat.

Soalnya, dengan banyaknya pemberian kepada para pemalas, mereka memang tidak pernah mau bekerja.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved