Kabinet Jokowi
PKS Hormati Prabowo Jadi Menteri Jokowi, Sohibul Imam Sebut Tetap Jalin Komunikasi dengan Gerindra
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman mengungkapan alasan Prabowo Subianto gabung dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Cuma kami memang berharap, jangan sampai kemudian ada kata-kata demi kepentingan bangsa dan negara, dan lain sebagainya seolah-olah kalau tidak bergabung dengan pemerintah, kita tidak memikirkan kepentingan bangsa dan negara ini yang harus dihindari," ungkapnya.
"Kalimat seperti ini harus dihindari ya, jangan seolah-olah ya ketika kemudian bergabung dan mengatakan ini demi kepentingan bangsa, dan negara seolah-olah yang tidak bergabung ini tidak memikirkan kepentingan bangsa dan negara seolah-olah."
• HEBOH Beli Rumah Bonus Janda Muda Ramai di Depok, Bikin Warga Risih
Nasir Djamil menambahkan bahwa biarkan rekan-rekannya di Partai Gerindra mengawal pemerintahan Jokowi dan Ma'ruf Amin dari dalam, sedangkan PKS mengontrol dari luar.
"Oleh karena itu memang biarlah teman-teman misalnya mengawal dan menjaga Presiden Jokowi dan Kiai Haji Ma'ruf Amin dari dalam, kami menjaga dari luar," ungkap Nasir Djamil.
Selain itu, Nasir Djamil juga mengungkapkan bahwa PKS merupakan partai oposisi yang loyal.
• TERUNGKAP Wali Kota Tri Rismaharini Sempat Ditawari Jadi Menteri Jokowi, Jawabannya Bikin Kaget
"Jadi ada yang menjaga dari dalam dan ada dari menjaga luar, jadi sama-sama kita jaga karena sebenarnya kalau meminjam (kata-kata) Nurcholish Madjid almarhum, sebenarnya yang namanya oposisi itu loyal," jelasnya.
"Makanya periode pertama Presiden Jokowi dan Yusuf Kala itu Sohibul Iman sebagai presiden PKS, mengatakan oposisi PKS itu oposisi loyal," sambungnya.
Walaupun loyal untuk berada di oposisi, Nasir Djamil menuturkan bahwa sebenarnya PKS tidak ingin berjalan sendirian.
• BEDA Jokowi dan Soeharto Memilih Calon Menteri dalam Kabinetnya, Faktanya Soeharto Pakai Intelijen
"Karena loyal kepada kepentingan bangsa dan negara, karena itu sekali lagi bang Karni kami juga sebenarnya tidak ingin sendiri, seperti bait lagu jangan biarkan aku seorang diri, sebenarnya begitu Bang Karni," ucap Nasir Djamil.
"Tapi apa boleh dibuat, apa hendak dikata kalau kemudian ada pilihan-pilihan politik, sikap-sikap politik yang dilakukan oleh Gerindra yang dulu memang sering bersama kami," lanjutnya.
Saat tengah menjelaskan mengenai Partai Gerindra yang lebih memilih bersama pemerintah, seorang narasumber di Indonesia Lawyers Club sempat berkata bahwa Nasir Djamil tampak sedih.
• TERUNGKAP 7 Fakta Lengkap Bus Sudiro Ponorogo Nyasar di Hutan Wonogiri, Sopir Ngaku Ada Hal Mistis
Mendengar hal itu Nasir Djamil pun langsung membantah bahwa dirinya tidak merasa sedih.
Ia menuturkan bahwa sebenarnya lebih enak untuk mengawasi pemerintahan bersama partai politik lainya dari pada sendirian.
"Dan tentu saja kita, bukan sedih, yaitu kan penginnya begitu ya agar apa, kemudian kita lebih enak mengawasi pemerintahan ini," ungkpanya.
• Prabowo Subianto Jadi Menteri Jokowi, Fadli Zon Janji akan Tetap Kritik Pemerintah
Selanjutnya ia juga berharap agar DPR tidak kehilangan kekuatanya dalam mengawasi pemerintahan.