Tip Properti
Generasi Milenial Pasti Bisa Beli Rumah, Asal Lakukan Langkah-langkah Ini
PERKEMBANGAN zaman, teknologi, dan gaya hidup ternyata memengaruhi kemampuan generasi milenial untuk memiliki hunian. Lalu bagaimana solusinya?
Penulis: Hironimus Rama | Editor: Fred Mahatma TIS
“Sejujurnya, terkadang saya merasa bahwa banyak sekali pengeluaran yang sebenarnya bukan kebutuhan prioritas, seperti nongkrong keseringan, dsb. Jadi kadang yang saya perhatikan, ada rancu dalam prioritas generasi milenial dalam menghabiskan uang..."
PERKEMBANGAN zaman, teknologi, dan gaya hidup ternyata memengaruhi kemampuan generasi milenial untuk memiliki hunian.
Banyak pakar juga memperkirakan bahwa milenial akan mengalami kesulitan dalam memiliki hunian.
Selain karena semakin meningkatnya harga tanah dan hunian, hal ini diperparah juga dengan banyaknya pengeluaran tersier yang sebenarnya bisa diredam, seperti pembelian gadget terbaru, konsumsi kopi, hingga barang-barang branded.
• Sasar Kaum Milenial, Akses dan Lokasi Strategis, Apartemen Emerald Bintaro Dibanderol Rp 300 Jutaan
• Harga Mulai Rp 288 Juta, Tanda Jadi Cuma Rp 2 juta, Ini Tower Kamaya Apartemen Akasa Pure Living
• Gelar Topping Off Ceremony, Apartemen Sky House BSD+ Komitmen Tepati Waktu Serah Terima 2021
CEO & Financial Planner ZAP Finance Prita Ghozie mengatakan gaya hidup milenial memang sudah berbeda tren-nya dengan generasi sebelumnya yakni Generasi X dan baby boomers.
“Generasi Baby Boomers (55 tahun ke atas) kalau punya uang dipakai buat beli tanah, kebun dan rumah. Itu kebanggaan mereka. Generasi X (40-55 tahun) lebih suka beli kendaraan (motor atau mobil)," tuturnya.
"Nah, masuk ke generasi milenial lebih suka menghabiskan uang dengan liburan, makan-makan dan nongkrong,” imbuh Prita saat ditemui pada peresmian Topping Off Tower B Apartemen Emerald Bintaro di Hotel Aviary Bintaro, Kamis (17/10/2019).
Menurut dia, generasi milenial saat ini tidak memiliki tujuan kehidupan yang jelas, banyak yang terjebak oleh hiburan atau kebutuhan semu.
“Sebagai contoh, end-goal dari berkarir adalah misalnya untuk dapat memiliki hunian atau tempat tinggal milik pribadi, dan berkeluarga," paparnya.
"Tapi banyak generasi milenial yang belum paham akan manajemen keuangan dan gaji, sehingga diperlukan adanya skala prioritas dalam pengeluaran," tambah Prita.

Perencanaan keuangan
Agar bisa mewujudkan impian memiliki hunian, lanjutnya, kaum milenial harus bisa memilah mana yang diperlukan dan tidak diperlukan, yakni dengan menggunakan perencanaan keuangan (financial planning) jangka panjang.
”Jika ingin memiliki hunian, diperlukan adanya perhitungan dan perencanaan. Yang pertama, pilihlah asset investasi sesuai kemampuan, dan lakukan komitmen yang jelas."
"Bisa dimulai dari mengurangi jajan-jajan harian di kantor yang tidak penting, tapi sebenarnya menguras banyak simpanan,” jelasnya.
Selain itu, kaum milenial juga perlu membuat komitmen untuk membagi keuangan yang ideal dari gaji bulanan.
Ada 7 pos keuangan yang perlu disisihkan oleh kaum milenial, yakni:
1. Zakat 5%
2. Dana darurat 5%
3. Asuransi 5%
4. Biaya bulanan dan cicilan 60%
5. Menabung pembelian besar 5%
6. Investasi masa depan 10%, serta
7. Gaya hidup dan hiburan 10%.
“Pembelian rumah di sini bisa masuk dalam biaya investasi dan pembelian besar,” papar Prita.
Lebih jauh dijelaskan, sebelum memutuskan membeli hunian, kaum milenial perlu memperhatikan kemampuan finansial, lalu memilih fasilitas pinjaman perumahan yang sesuai.
Terakhir adalah melakukan simulasi perhitungan. Misal jika harga properti 350juta, maka sebaiknya dipersiapkan DP minimal 20% yaitu Rp 70 juta.
"Jika KPA 9% selama 20 tahun, maka cicilan sekitar Rp 2,4 juta. Ini terjangkau untuk milenial berpenghasilan 9 juta/bulan," imbuhnya.

Keseringan nongkrong
Arief Muhammad, YouTube Vlogger dan Content Creator sebagai salah satu dari perwakilan kaum milenial sependapat dengan Prita.
“Sejujurnya, terkadang saya merasa bahwa banyak sekali pengeluaran yang sebenarnya bukan kebutuhan prioritas, seperti nongkrong keseringan, dsb. Jadi kadang yang saya perhatikan, ada rancu dalam prioritas generasi milenial dalam menghabiskan uang," tuturnya.
"Berkaca pada orang-orang di sekitar saya sendiri, memang banyak sih anak muda milenial yang belum juga mulai cicil hunian sendiri, padahal tiap hari nongkrong,” imbuh Arief.