Pegiat Lingkungan Selesaikan Lari 200 Km Jakarta-Bandung Untuk Kampanye #RunForNoPlasticPollution
Pegiat Lingkungan Ini Lari 200 Km Jakarta-Bandung Untuk Kampanye #RunForNoPlasticPollution. Simak selengkapnya dalam berita ini,
Donatur diapresiasi dengan t-shirt dari sponsor Jakpro.
Donasi bisa disalurkan melalui rekening Bank Mandiri Nomor 131 001 427 5293 a.n. Yayasan TAV Indonesia.
• Beban Berat Deva Mahenra Memainkan Peran Gus Kiblat di Film 99 Nama Cinta
Konfirmasi lebih detil melalui nomor kontak 0812 2030 0809 (Public Relations) atau 0811 222 1969.
Sekretaris Perusahaan PT Jakpro, Hani Sumarno, mengatakan, Adi disiapkan untuk berlari duet dengan Sam Bencheghib, Co Founder of Make A Change World, tahun depan.
Sam merupakan penggagas #RunForNoPlastic. "Tahun depan Adi akan berlari menyusur sungai Citarum dari Jatim sampai Jabar," kata Hani ketika dihubungi Warta Kota, pagi ini.
Mengubah Pola Pikir
Adi sendiri merupakan pegiat lingkungan yang sudah mempraktekkan pola hidup ramah lingkungan.
Kendaraan pribadi seperti mobil atau motor tidak ia gunakan untuk kegiatan sehari-harinya.
Setiap hari Adi memilih bersepeda atau berlari ke kantornya. Dari kawasan Bintaro, sampai kawasan MH Thamrin di Jakarta Pusat.
Jika berlari, Ia start dari rumahnya pukul 04.00. Berlari menyusuri jalan-jalan kecil, dan tiba di kantornya pukul 07.00.
• Timnas Spanyol Tertunda, Italia Lolos dari Babak Penyisihan Euro 2020, Ini Hasil Lengkapnya
Pola pikir Adi tentang kendaraan pribadi maupun lingkungan berubah sejak tahun 2005 lalu.
Saat itu ia masih bekerja di kantor lamanya. Suatu saat dilakukan pengecekan kesehatan komprehensif untuk karyawan eksekutifnya.
Adi Bersama sekitar 50 orang karyawan tercatat kurang fit berdasarkan hasil medical check up.
Tubuhnya over weight parah. Kadar kolesterol dan asam uratnya berada pada angka sangat buruk, kinerja jantungnya payah, baru sekitar dua menit treadmill sudah distop dokter karena detak jantungnya sudah jauh melampaui target maksimum. Jangankan untuk naik turun tangga, memasang tali sepatupun dia kerepotan.
"Ada banyak pemicu orang menerapkan pola hidup sehat, dan mengubah pola pikir mereka terkait kebutuhan akan sarana transportasi kendaraan bermotor. Saya termasuk yang berubah karena faktor kesehatan," ujar Adi kepada Warta Kota, beberapa waktu lalu sebelum ia berlari 200 kilometer Jakarta-Bandung.