Fintech
Diperkirakan Pinjaman Fintech Lending Akan Semakin Melejit
Jumlah pinjaman fintech peer to peer (P2P) lending semakin meningkat, sampai Agustus 2019, akumulasi pinjaman fintech lending tembus Rp 54,7 triliun.
WARTA KOTA, PALMERAH---- Jumlah pinjaman fintech peer to peer (P2P) lending semakin meningkat.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sampai Agustus 2019, akumulasi pinjaman fintech lending tembus Rp 54,7 triliun, atau meningkat 141,39 persen ytd dari akhir 2018 yang sebesar Rp 22,66 triliun.
Deputi Komisioner OJK Institute dan Keuangan Digital, Sukarela Batunanggar, mengatakan, akumulasi pinjaman tersebut berasal 127 pelaku usaha fintech lending.
Dari jumlah tersebut, sebanyak enam pemain adalah fintech syariah.
• Terungkap, Ekonomi Digital Indonesia Terbesar di ASEAN: Berapa Nilainya?
“Tentunya, pinjaman per September 2019 sampai ke depan akan meningkat cukup signifikan. Bahkan, dari teman industri menyatakan pinjaman per Oktober sudah mencapai Rp 70 triliun,” kata Sukarela, Senin (7/10/2019).
Berbagai faktor telah menopang peningkatan jumlah pinjaman fintech.
Faktor pertama, karena masyarakat yang belum tersentuh bank kini bisa mendapatkan akses keuangan dari fintech.
Kedua, gap pembiayaan di sektor usaha, mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang besar bisa diatasi melalui layanan fintech.
Ketiga, karena pola pembiayaan perbankan dan lembaga keuangan konvensional yang masih berbasis agunan dan kuantitatif.
• Pisang Lebih Berguna Dibandingkan Uang Digital Bitcoin, Ini Penjelasan dari Miliader
“Dengan pendekatan fintech menggunakan credit scoring yang baru. Sistem ini mengkombinasikan data kualitatif, SLIK serta media sosial membuat pinjaman yang disalurkan lebih efisien dan efektif,” katanya.
Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) memperkirakan pinjaman fintech sampai akhir tahun menanjak.
Misalnya, dibandingkan bank, biaya akuisisi pelanggan jauh lebih murah, khususnya pinjaman bernilai kecil.
Ketua Umum AFPI, Adrian Gunadi, mengatakan, perkembangan infrastruktur teknologi dan aplikasi mobile juga mendukung inklusi keuangan di Indonesia.
“Ekosistem mengalami pertumbuhan dan perkembangan tidak hanya dari sisi ekosistem regulator, tetapi juga e-commerce. Apalagi, jumlah penyelenggara fintech juga bertambah,” katanya.
Di sisi lain kehadiran fintech menjadi peluang di tengah masalah perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Di situasi ekonomi global memanas, justru segmen UMKM dan konsumer potensial digarap dan menarik pertumbuhan fintech.
Ini merupakan segmen konsumen yang belum banyak digarap oleh perbankan.
• Marketplace Ikan Hias dengan Tagline AntiBodong
Berita ini sudah diunggah di Kontan dengan OJK: Pinjaman fintech lending ke depan akan naik signifikan