Uang Digital

Pisang Lebih Berguna Dibandingkan Uang Digital Bitcoin, Ini Penjelasan dari Miliader

Mark Cuban membandingkan bitcoin dengan kartu baseball, buku komik, dan karya seni, bahkan lebih suka pisang ketimbang bitcoin.

pexels
Bitcoin 

Hanya sedikit yang bisa Anda lakukan dengan bitcoin ketimbang kartu member untuk bermain baseball.

Mata uang kripto seperti bitcoin memiliki dampak tersendiri untuk pasar global, di mana bitcoin memang belum memiliki regulasi dan stabilisasi dari pemerintah.

WARTA KOTA, PALMERAH--- Mark Cuban, miliarder, investor kenamaan, sekaligus bintang acara televisi "Shark Tank", rupanya tidak pernah menyembunyikan pendapatnya, terutama ketika menyangkut cryptocurrency atau mata uang digital.

Kali ini dia menegaskan bahwa dirinya lebih suka pisang ketimbang bitcoin.

Memang agak nyeleneh kedengarannya, tapi dia punya alasan sendiri mengapa mengatakan hal itu.

Mark Cuban membandingkan bitcoin dengan kartu baseball, buku komik, dan karya seni.

Cuban mengatakan, bitcoin sama sekali tidak memiliki nilai intrinsik.

Bahkan dia mengatakan, hanya sedikit yang bisa Anda lakukan dengan bitcoin ketimbang kartu member untuk bermain baseball.

Ranitidine Memicu Kanker, BPOM Resmi Menarik Obat yang Mengandung Ranitidine

Menurut dia, pisang bahkan lebih berguna daripada bitcoin.

"Saya suka makan pisang. Kalau bitcoin (kegunaannya) tidak begitu banyak," kata Mark Cuban dikutip CNBC, Senin (7/10/2019), seperti dilansir Kompas.com.

Dia mengatakan, mata uang kripto sangat rumit untuk 99 persen populasi di bumi.

"Kripto itu rumit. Apakah kita harus memasukkan dana ke dalam perangkat? Apakah harus mencetaknya? Bagaimana Anda tahu kripto itu aman dari peretasan? Siapa yang akan menjadi "tuan rumah" saat berinvestasi kripto untuk Anda?" kata Cuban.

Dia juga membandingkannya dengan emas, yang selalu menjadi aset safe haven dari dulu karena keamanannya.

Cuban mengatakan, mata uang kripto seperti bitcoin memiliki dampak tersendiri untuk pasar global, di mana bitcoin memang belum memiliki regulasi dan stabilisasi dari pemerintah.

Pangsa Pasar Anjlok, Samsung Stop Produksi Ponsel di China

"Saya pikir secara global, terutama di negara-negara yang tidak ada banyak aturan hukum, atau banyak stabilitas pemerintah, atau stabilitas mata uang, maka itu bisa berbahaya," katanya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved