Ada Masjid Megah di Kota Berpenduduk Katolik, Bisa Tampung 12 Ribu Jemaah
Lukman Hakim Saifuddin menyaksikan sendiri masjid megah di Roma, Italia. Di masjid itu ia bertemu banyak wisatawan muslim dari seluruh dunia.
Penulis: Desy Selviany | Editor: Dian Anditya Mutiara
Ada masjid raya besar di negara berpenduduk mayoritas katolik.
Masjid itu bernama Masjid Raya Roma atau Grande Moschea yang terletak di Ibu Kota negara Italia, Roma.
Kemegahan masjid itu dibuktikan sendiri oleh Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin saat melakukan kunjungan ke Vatikan, Jumat (4/10/2019).
Di dalam keterangan tertulisnya, Lukman mengaku sempat melangsungkan salat jumat di masjid terbesar di Eropa itu.
"Alhamdulillah, saya bisa Salat Jumat di Masjid Roma yang megah ini. Tadi sebagai khatib dan imam adalah Syeikh Salah Ramadhan Elsayed, lulusan Al Azhar Kairo," terang Lukman.
• Kawasan Negeri di Atas Awan di Gunung Luhur Citorek Akan Segera Dibangun Masjid
Pada kesempatan tersebut, Lukman juga meninjau bangunan yang bisa menampung 12 ribu umat itu.
Ia didampingi oleh staf KBRI Roma Adnan Irodat saat berkeliling di masjid seluas 30 ribu meter persegi itu.
Berbagai macam umat muslim dari seluruh dunia ditemui oleh Lukman.
"Umat Muslim di Italia sebagian besar berasal dari Maroko, Albania, Senegal, Mesir, Tunisia, Aljazair, Indonesia, dan Italia sendiri," tutur Lukman dalam keterangan tertulisnya Minggu (6/10/2019).
• Imam Shamsi Ali DICEKAL saat Akan Ceramah di Masjid PBB, Sebut Ada Pejabat Pendendam dan Anti Kritik
Ia juga berkesempatan bertemu Imam Masjid Syeikh Salah Ramadhan Elsayed dan memberikan cinderamata sebagai kenang-kenangan dari Indonesia.
"Sebagian besar Imam Masjid berasal dari Al-Azhar Mesir," kata Lukman.

Masjid Roma adalah masjid terbesar di Eropa.
Masjid ini dapat menampung sekitar 12.000 umat.
Letaknya di kaki Monte Parioli (Bukit Parioli) di kawasan Acqua Acetosa yang sekaligus berfungsi sebagai Pusat Kebudayaan Islam Italia.
Sejarah mencatat, berdirinya masjid ini membutuhkan waktu yang panjang.
Saat berkuasa pada periode 1922-1943, Benito Mussolini pernah menentang keras pembangunan masjid di Roma.
Ia berdalih jika Roma tidak akan memiliki masjid selama Mekkah tidak memiliki gereja.
Meski demikian, cita-cita pembangunan masjid di Roma tetap diwujudkan. Hingga akhirnya 50 tahun setelah kematian Mussolini, umat Islam di kota Roma memiliki sebuah masjid yang megah, lengkap dengan menaranya.
Masjid ini diresmikan penggunaannya pada 21 Juni 1995.
Adapun perencanaan pembangunannya dilakukan sejak 1974, ketika lahan diperoleh dari Dewan Kota Roma.
Saat itu, Raja Faisal dari Arab Saudi ikut melakukan komunikasi dengan Presiden Italia Giovanni Leone (1971-1978).
Pembangun masjid dimulai tahun 1975 sebagaimana tertulis di prasasti marmer yang terpasang di dekat tangga utama masjid.
Masjid ini diarsiteki oleh Paolo Portoghesi, Vittorio Gigliotti, Sami Mousawi, dan Nino Tozzo, dengan gaya perpaduan Romawi dan Islam.
Memasuki ruang utama masjid, jamaah akan melewati selasar sepanjang 15 meter dari tangga yang menghubungkan bagian luar dan dalam.
Melalui tangga dengan tinggi kurang lebih 2,5m, akan dirasakan detail kemegahan bangunan-bangunan Romawi kuno dengan 16 kubah dan kubah besar di tengah.
Bagian atas kubah besar itu dihiasi dengan bulan sabit. Tinggi menara masjid ini sekitar 40 meter yang berbentuk pohon palem.