Jumlah Penumpanng Terus Bertambah, PO Bus Siapkan Unit Bus Tambahan

Penyesuaian harga tiket pesawat yang terjadi tahun ini, rupanya memberikan berkah bagi pengusaha otobus antarkota antarprovinsi (AKAP).

Wartakotalive.com/Dwi Rizki
Suasana Terminal Pengganti Lebak Bulus 

Kenaikan yang terjadi menurutnya akan berkisar antara Rp 25.000 hingga Rp 50.000 saja.

Jumlah tersebut tak signifikan bila dibandingkan dengan harga tiket pesawat, bagasi berbayar maupun harga tiket kereta api tujuan tertentu.

“Sekarang bus menjadi pilihan karena jam tempuhnya lebih cepat dan pasti, kalau pun saat musim libur ada kemacetan sedikit tetap saja waktunya bisa diperkirakan. Tetapi kan keleluasaan naik bus untuk membawa barang itu berbeda dengan pesawat yang harus bagasi berbayar,” katanya.

Selain itu, waktu keberangkatan bus juga saat ini lebih fleksibel dengan ritase yang lebih banyak, sehingga memungkinkan penumpang untuk memilih waktu keberangkatan.

Misalnya, kalau dulu waktu keberangkatan lebih banyak dilakukan sore dan malam, saat ini pilihan keberangkatan pagi hari juga tersedia.

Melihat Matahari Terbit dari Punthus Setumbu dengan Latar Candi Borobudur

Angga Vircansa Chairul, CEO PO NPM, mengatakan, tahun ini perusahaan otobus kebagian rezeki dari shifting penumpang pesawat.

Paling terasa pada saat Lebaran kemarin, jumlah unit bus PO NPM yang berjumlah 70-an unit tersebut tidak mampu memenuhi permintaan yang ada.

Alhasil pada tahun ini pihaknya menambah dan meremajakan total 15 unit bus.

“Kalau buat kami terus terang, sejak kenaikan harga tiket pesawat permintaan kami lebih stabil dan lebih banyak dari sebelumnya. Permintaan penumpang ini akan tetap naik selama harga tiket pesawat masih cukup tinggi,” ujarnya.

Perusahaan yang melayani rute Jakarta-Padang, Padang-Jakarta, serta beberapa kota dan kabupaten seperti Lima Puluh Kota, Bukittinggi, Padang Panjang, Padang Pariaman tersebut tercatat load factor terus membaik.

Dirinya memperkirakan di akhir tahun nanti pertumbuhan penumpang bisa mencapai 30 persen hingga 50 persen tergantung rute tujuan.

Ia menyebut pelayanan terus dilakukan salah satunya dengan menyediakan fasilitas colokan listrik di setiap kursi hingga fasilitas entertainment lainnya.

Sedangkan untuk WiFi on bus, dirinya belum banyak menyediakan karena untuk rute-rute tertentu masih terdapat blankspot sehingga layanan tersebut tidak seluruhnya diterapkan.

“Kalau harga tiket Jakarta-Padang kami memang baru naikkan Rp 25.000 dari yang tadinya Rp 400.000 menjadi Rp 425.000 itu juga karena cost kami bertambah untuk ticketing online, kami punya sistem yang kuat dan terintegrasi sehingga memudahkan penumpang. Jumlah pemesanan yang menggunakan online ticketing saat ini sudah 10 persen-nya,” katanya.

I Gede Yoyok, Direktur PT Gunung Harta Transport Solution, mengatakan, bukan hanya perpindahan penumpang pesawat ke bus yang mengerek load factor-nya naik.

Halaman
123
Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved