74 Tahun Kereta Api Indonesia, Ada Kereta Istimewa: Berikut Fasilitas dan Harganya
Bersamaan dengan hari ulang tahun itu, PT KAI merilis Kereta Api Istimewa, di di jalur kereta api di depan Pusdiklat Ir H Djuanda, Bandung.
WARTA KOTA, PALMERAH--- Kemarin, PT Kereta Api Indonesia (KAI) berusia 74 tahun.
Bersamaan dengan hari ulang tahun itu, PT KAI merilis Kereta Api Istimewa, di di jalur kereta api di depan Pusdiklat Ir H Djuanda, Bandung.
Peresmian kereta komersial ini dilakukan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, disaksikan Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro.
Dalam kesempatan itu, menteri dan rombongan mencoba beberapa ruangan yang ada di Kereta Istimewa.
Di salah satu gerbong, Kereta Istimewa dilengkapi dengan meja panjang untuk kepentingan rapat, yang dilengkapi kursi empuk dengan sentuhan klasik yang elegan.
Layar lebar dan proyektor untuk presentasi juga disediakan.
Di gerbong lain, disediakan sofa duduk layaknya di ruang tamu.
Dilengkapi dengan meja-meja yang lebih kecil untuk menampung grup kecil.
Fasilitas yang disediakan seperti ruang rapat, lounge, mini bar, karaoke, mushola, dan toilet.
• Ingin Mencoba Jadi Investor di Layanan Urun Dana? Simak Penjelasannya
Menteri Budi Karya Sumadi mengatakan, Kereta Istimewa sebenarnya merupakan kereta lama yang direnovasi.
Konsep kereta ini membuktikan bahwa renovasi yang tepat dan konsep yang jelas mampu meningkatkan nilai lebih layanan kereta api.
"Tarifnya sekitar Rp 19 juta rute Jakarta-Bandung untuk 40 penumpang, jadwal berangkatnya bisa kapan saja," kata Budi.
Tarif tersebut merupakan estimasi Menhub, hingga kini KAI belum merilis harga resmi.
Kereta Istimewa masuk kategori kereta komersial privat.
Satu rangkaian Kereta Istimewa terdiri dari dua kereta berjenis KRD (kereta rel diesel) dengan kapasitas 20 penumpang per gerbong atau total 40 penumpang.
Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro mengatakan, jadwal Kereta Istimewa memang dapat disesuaikan dengan keinginan pelanggan karena tidak dirangkaikan dengan perjalanan KA reguler.
Kereta yang dikelola oleh anak usaha KAI, yaitu PT KA Pariwisata ini, dapat dipesan untuk jarak menengah seperti Jakarta-Cirebon, Jakarta-Bandung, dan Jakarta-Semarang.
“Kereta Istimewa cocok digunakan untuk bisnis, reuni, event, bahkan rekreasi keluarga dan lain sebagainya,” ujar Edi.
KAI juga meresmikan berbagai inovasi baru KAI seperti layanan Rail Express untuk kemudahan pengiriman barang menggunakan kereta api, aplikasi pemantauan genset kereta untuk peningkatan keandalan sarana, aplikasi presensi online untuk peningkatan kinerja SDM KAI, aplikasi Teman Reska Chatbot dari PT Reska Multi Usaha, dan berbagai inovasi lainnya.
“Dengan pelayanan perkeretaapian yang semakin prima pula, kami yakini akan berimbas baik ke sektor pariwisata, ekonomi, dan lainnya,” kata Edi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul HUT ke-74, PT KAI Resmi Luncurkan Kereta Istimewa
Perjalanan selama 74 Tahun
Berdasarkan catatan, 74 tahun yang lalu tepatnya 28 September 1945, Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) berdiri.
Berdirinya DAKRI sendiri tak bisa terlepas dari sejarah panjang masuknya kereta api ke Indonesia
Melansir dari situs resmi Kebudayaan Kemdikbud, sejarah kereta api bermula dari pembangunan jalur kereta api yang menghubungkan Semarang – Tanggung.
Pembangunan tersebut dilakukan di bawah kepemimpinan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Baron Sloet van de Beele pada 17 Juni 1864.
Adapun ketika itu, rel yang dibangun adalah sepanjang 25 kilometer dengan lebar 1.435 milimeter dengan dua pemberhentian yakni Brumbung dan Alastua.
• Selendang Mayang yang Semakin Susah Ditemukan
Saat itu, pembangunan jalur dipegang oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), dan kantor pertamanya adalah di Semarang.
Jalur kereta pertama yang dibangun, selanjutnya beroperasi tiga tahun kemudian tepatnya 10 Agustus 1867.
Melansir dari website resi Kereta Api Indonesia (KAI), pada 8 April 1875, terjadi pembangunan jalur kereta api negara, melalui Staatssporwegen (SS).
Rute yang dilalui saat itu meliputi Surabaya-Pasuruan-Malang.
Seiring berjalannya waktu investor swasta Belanda pun mulai masuk dan jalur-jalur kereta api mulai berkembang di berbagai tempat.
Selain Jawa, pembangunan juga dilakukan di Aceh (1876), Sumatera Utara (1889), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914) dan Sulawesi (1922).
Sedangkan Kalimantan, Lombok, dan Bali, hanya masuk proses kajian dan belum dieksekusi pembangunannya.
Sampai dengan tahun 1928, Indonesia memiliki lintasan kereta api sepanjang 7.464 km dengan rincian rel pemerintah 4.089 km dan swasta sepanjang 3.375 km.
Usai Belanda menyerah kepada Jepang tahun 1942, perkereta-apian diambil alih oleh Jepang yang kemudian diberi nama Rikuyu Sokyuku (Dinas Kereta Api).
Pada era penjajahan Jepang, kereta api digunakan utamanya untuk kepentingan perang.
Pada masa ini, terdapat pembangunan lintasan Saketi-Bayah dan Muaro-Pekanbaru yang dipakai untuk megangkut hasil tambang batu bara untuk menjalankan mesin perang.
• Perluasan Tilang Elektronik di Jakarta, Mulai Berlaku Oktober 2019
Masa ini juga terjadi banyak pengurangan jalur kereta api, lantaran Jepang mengangkut jalur rel kereta ke Myanmar untuk membangun jalur di sana.
DKARI dibentuk Beberapa saat setelah Indonesia merdeka, tepatnya 28 September 1945, karyawan kereta api yang tergabung dalam Angkatan Moeda Kereta Api (AMDA) dan Serikat Buruh Kereta Api (SBKA) mengambil alih kekuasaan perkeratapian.
Mereka datang ke Balai Besar KA Bandung, yang kini pusat PT KAI, untuk mengambil alih kantor dari tangan Jepang.
Sejak saat itu, terbentuklah DKARI sekaligus ditetapkan sebagai Hari Kereta Api Indonesia.
Saat Belanda kembali ke Indonesia tahun 1946, Belanda membentuk kembali perkeretaapian Indonesia dengan nama Staatssporwegen/Verenigde Spoorwegbedrif (SS/VS).
Usai Konfrensi Meja Bundar Desember 1949, aset yang diambil Belanda dikembalikan ke Indonesia.
Kemudian terbentuklah Djawatan Kereta Api (DKA) tahun 1950, merupakan gabungan antara DKARI dan SS/VS.
Tanggal 25 Mei 1963, DKA kemudian bertransformasi menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA).
Tahun 1971, PNKA dirubah strukturnya menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA).
Selang 20 tahun kemudian perubahan terjadi lagi.
Guna meningkatkan pelayanan jasa angkut, PJKA pada tahun 1991 diubah menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka).
Kemudian, 7 tahun sesudahnya, tepatnya tahun 1998 Perumka bertransformasi lagi menjadi PT Kereta Api (Persero).
• Benarkah Ini 6 Kebiasaan yang Bisa Membuat Anda Susah Kaya?
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul HUT ke-74, PT KAI Resmi Luncurkan Kereta Istimewa