Unjuk Rasa Mahasiswa
SOSOK Presiden Mahasiswa UGM, Calon Dokter Gigi yang Hapal Al Quran, Dipuji Ustaz Yusuf Mansur
Presiden Mahasiswa UGM M Atiatul Muqtadir pemuda cerdas, calon dokter gigi yang hapal Al Quran, dipuji Yusuf Mansur dan netizen. Inilah 7 kehebatannya
Penulis: Desy Selviany | Editor: Suprapto
Sejak akhir Agustus lalu Fathur aktif menyuarakan soal indikasi-indikasi pelemahan KPK. Misalnya mekanisme Panitia Seleksi (Pansel) KPK yang dianggap tidak transparan dalam menyeleksi Calon Pimpinan (Capim) KPK.
Di akun instagramnya Fathur pernah memimpin orasi di tugu 0 Yogyakarta mengkritisi seleksi Capim KPK.
“Alih-alih fokus pada penilaian integritas seperti mempertimbangkan rekam jejak dan juga LHKPN, pansel malah ikut ke dalam pusaran isu radikalisme yang masih belum jelas persoalannya,” tulis Fathur di akun Instagramnya.
2. Aktif Kecam Kekerasan Manusia di Palestina
Pria yang mengklaim sebagai pelajar muslim itu kerap mengenakan syal bendera Palestina di beberapa kesempatan.
Ia menentang kekerasan manusia yang menimpa warga Palestina.
Ia berharap warga Palestina selalu diberi ketabahan dan kesabaran hadapi peperangan.
“Ya rabbana, berikan mereka kekuatan dan ketabahan, serta berikan kami kesabaran dalam menanti kesempatan mulia : berjuang bersama mujahid palestina,” kata Fathur.
3. Anak Rohis yang Cinta NKRI
Fathur juga pernah aktif di badan Rohaniawan Islam (Rohis) SMA.
Fathur aktif mengajak Rohis untuk mencintai Indonesia seperti layaknya mencintai agama sendiri.
“Kami anak rohis, kami cinta Indonesia tanpa membenci negeri lain, karena kami paham betul teori persaudaraan dan toleransi yang tidak sebatas teritorial negara,” tulis Fathur.
4. Bhineka Tunggal Ika
Fathur bisa jadi kiblat anak Rohis Indonesia. Pasalnya selain aktif membela hak-hak warga muslim di Palestina, ia juga tidak lupa dengan hak-hak masyarakat Papua.
Di salah satu unggahannya, Fathur menentang keras tindakan rasial yang kerap diterima masyarakat Papua.
“Represifitas dan rasisme yang terjadi kepada masyarakat Papua bukanlah sebuah kasus baru. Konflik Papua adalah fenomena spiral kekerasan-meminjam bahasa don helder camara--yang harus segera diputus mata rantainya,” kata Fathur
5. Nasionalis
Fathur pernah menuliskan perasaannya untuk Indonesia.
Saking cintanya dengan Indonesia Fathur hingga berfikiran menjadi martir untuk Indonesia.