Unjuk Rasa Mahasiswa

NGERI, Gedung DPRD Garut Diduduki Mahasiswa, Meja Rapat Anggota Dewan Diinjak-injak

Tak ada satupun anggota dewan yang menemui mahasiswa saat melakukan aksi di depan Gedung DPRD. Di dalam ruang paripurna, mereka injak meja rapat

Tribunjabar/Firman Wijaksana
Sejumlah mahasiswa Garut yang menggelar unjuk rasa menduduki ruang paripurna DPRD Garut, Rabu (25/9/2019). 

Mahasiswa dari berbagai kampus di Kabupaten Garut yang menggelar unjuk rasa dan mendobrak pintu Gedung DPRD Garut untuk masuk ke dalam ruang paripurna, Rabu (25/9/2019).

Mahasiswa yang mulanya menggelar orasi di halaman DPRD Garut tiba-tiba menerobos masuk ke dalam gedung.

Mereka kecewa karena aspirasi yang disampaikan tak didengar anggota dewan.

 Tak ada satupun anggota dewan yang menemui mahasiswa saat melakukan aksi di depan Gedung DPRD.

DAFTAR Kerusakan Akibat Demonstrasi Mahasiswa Berujung Ricuh, dari Water Cannon Hingga Pos Polisi

Peristiwa G30SPKI, Anggota Cakrabirawa Diburu TNI AD Sampai Ada yang Kabur ke Thailand

VIDEO: Risa Saraswati Ceritakan Hantu Asli Peter Cs Senang Melihat Film Danur 3: Sunyaruri

 Di dalam ruang paripurna, para mahasiswa menginjak meja dan kursi.

Mereka meneriakan kata-kata revolusi dan reformasi. Para mahasiswa juga menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Mahasiswa semakin kecewa karena saat berada di ruang paripurna, hanya satu pimpinan dewan yang hadir.

Spanduk bertuliskan 'RIP Demokrasi, RIP Keadilan' dipasang di depan ruang paripurna. Sejumlah petugas keamanan yang berjaga pun kewalahan mengawal aksi mahasiswa.

Kemenangan Persib Atas Persipura 3-1 Telan Korban, Gelandang Maung Bandung Cedera Parah

Mahasiswa Tolak RUU KPK dan KUHP

Ratusan mahasiswa di Kabupaten Garut menggelar aksi unjuk rasa di Bundaran Simpang Lima menolak sejumlah Rancangan Undang-undang (RUU) yang dibuat DPR RI.

Meski aksi turun ke jalan terkesan terlambat, mahasiswa di Garut tetap menyuarakan penolakan. Sejumlah RUU yang pembahasannya telah dibatalkan dinilai mencederai masyarakat.

Dadan Nurjaman, koordinator aksi, mengatakan bahwa sikap DPR RI dan pemerintah yang mengesahkan revisi UU KPK dan membahas sejumlah pasal kontroversial RUU KUHP sangat merugikan masyarakat.

DEMONSTRASI di Depan DPR Berakhir Rusuh, 265 Mahasiswa dan 39 Polisi Terluka, 94 Orang Diciduk

Revisi UU KPK yang baru disebut melemahkan kinerja KPK.

"Analisis kami revisi UU KPK itu akan melemahkan tugas dan wewenang lembaga antirasuah itu. Sikap yang ditunjukan DPR RI bukan sebuah solusi," ucap Dadan, Rabu (25/9/2019).

Mahasiswa dari sejumlah kampus di Garut membawa spanduk yang berisi penolakan.

Kepercayaan mahasiswa kepada anggota dewan pun semakin menipis dengan sejumlah pasal kontroversial di RUU KUHP.

Satu per satu mahasiswa berorasi dan menutup sebagian jalan di Bundaran Simpang Lima.

"Masa hewan peliharaan jika ke kebun orang pemiliknya didenda. Ini konyol namanya. Belum pasal-pasal lain yang sangat tidak penting dibahas," ujarnya.

Turunan Betawi Bekasi Bukan Berdarah Asing, Balita Perempuan Fauziah Atiqa Bermata Biru Cemerlang

Para mahasiswa menggeruduk Gedung DPRD Garut untuk menyampaikan aspirasi tersebut. Mereka meminta agar DPRD Garut menolak dan menandatangani nota kesepahaman aksi mahasiswa.

Unjuk Rasa di Bandung Belasan Mahasiswa Terkapar

Sejumlah mahasiswa terluka dalam unjuk rasa yang kembali berakhir rusuh di halaman Gedung DPRD Jabar, Jalan Diponegoro, Bandung, Selasa (24/9/2019).

Polisi kembali bertindak represif setelah ribuan mahasiswa memilih bertahan dan merangsek ke gedung DPRD Jabar selepas Magrib.

Terduga Teroris yang Ditangkap di Bekasi Dikenal Baik, Hanya Saja Asal-usul Istrinya Tidak Jelas

"Kami atas nama undang-undang akan membubarkan Anda semua!" teriak polisi melalui pengeras suara disusul tembakan gas air mata berulang kali ke arah pendemo.

Massa yang semula menyemut sontak buyar, berlarian ke sejumlah arah sambil melindungi hidung dan mulut mereka agar tak sampai menghirup gas.

Selain memedihkan mata, gas air mata juga membuat dada sesak dan perut mual. Beberapa pendemo yang berlari ke arah Jalan Cisangkuy bahkan sempat terlihat muntah karena tak tahan.

Fadil Sausu Persembahkan Gol Kepada Suporter yang Datang ke GBT

Tak hanya menembakkan gas air mata, polisi juga mengejar sejumlah pendemo, baik yang berlarian ke arah Jalan Cisangkuy maupun ke arah Jalan Diponegoro dan lapangan Gasibu.

Saat yang sama, massa yang juga menyemut hingga ke Jalan Banda berlarian menyelamatkan diri ke arah jalan LLRE Martadinata.

Mereka yang ditangkap umumnya yang kedapatan melempari polisi dengan batu, botol, atau kayu. Hingga pukul 22.00 semalam, belum diketahui pasti berapa yang ditangkap.

Namun, jumlahnya lebih dari sepuluh orang.

BAHAYA RUU KUHP, Haris Azhar Kisahkan Pengalaman Tragis di Indonesia, Orang Kecil seperti Domba

Kericuhan terjadi setelah sejumlah perwakilan mahasiswa berdialog dan menyampaikan tuntutannya kepada beberapa wakil rakyat.

Saat itu, massa meminta waktu sepuluh menit agar perwakilan anggota DPRD Jabar kembali datang menemui mereka. Namun, hal itu rupanya tak dipenuhi oleh anggota dewan.

Lantaran tuntutannya tak dipenuhi, massa pun akhirnya memaksa masuk.

Mereka merangsek setelah merobohkan gerbang DPRD Jabar.

VIDEO : Demo di Seberang Istana, Presiden Jokowi Terima Perwakilan Massa Petani

Gas air mata yang dilepaskan polisi juga membuat sejumlah mahasiswa terkapar.

Seorang mahasiswa yang mengenakan jaket berlambang UIN Sunan Gunung Djati merintih di pos satpam Gedung Sate.

Direktur Ditreskrimum Polda Jabar Kombes Iksantyo Bagus Pramono yang kebetulan melihat segera menghampiri dan meminta anggota polisi Sabhara, AKP Manulang untuk menolongnya.

"Saya perih Pak, air, air,"  ujar mahasiswa itu.

Melihat itu, Manulang pun segera memberinya air minum. Setelah perihnya reda, mahasiswa itu dipapah ke tempat aman.

"Kamu saya bawa ke masjid, istirahat di sana. Setelah mereda, kamu pulang," kata Manulang.

Kemarin, puluhan mahasiswa yang kesakitan karena gas air mata juga terlihat di sekitar keran air di parkiran Gedung DPRD Jabar. Belasan di antaranya sampai terkapar.

Seorang polisi berpakaian preman membantu mereka dengan memberinya air minum.

Alami Gangguan Jiwa, Pembunuh Ayah Kandung di Bekasi Bebas Jeratan Hukum, Ibunya Bilang Cuma Depresi

Dipulangkan

Wakil Direktur Pelayanan Medis dan Keperawatan RS Halmahera, Bernadita E Yudhasari, mengatakan semua korban luka, baik pendemo mauoun petugas kepolisian yang dibawa ke RS Halmahera sejak Senin lalu sudah membaik dan diperbolehkan pulang.

Dari 15 orang yang dibawa ke Halmahera, 12 di antaranya adalah pengunjuk rasa, sementaa tiga lainnya petugas polisi.

Sebagian besar, ujarnya, karena terpapar gas air mata. "Ada juga yang luka karena benturan benda tumpul, baik dari polisi maupun pendemo. Sudah kami beri tindakan perawatan," ujarnya.

Dari tiga polisi yang sempat dirawat, satu di antaranya dirujuk ke RS Mata Cicendo.

"Ia mengalami gangguan penglihatan. Ia dirujuk karena di RS Halmahera fasilitasnya tidak memadai untuk itu," ujarnya.

Setahun Memimpin, Ini Rapor Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi dan Wakil Wali Kota Tri Ardhianto

Ketua Korps Sukarela (KSR) Unisba, Faisal, mencatat ada 154 mahasiswa yang terluka dan sempat mendapatkan pertolongan pertama di kampus Unisba, Jalan Tamansari, Bandung, pada Senin malam.

"Sebanyak 62 orang dapat kami tangani secara medis di Unisba, tapi 92 orang mahasiswa yang mengalami luka cukup serius harus dibawa ke rumah sakit terdekat," ujarnya.

Sebagian di antaranya dibawa ke RS Halmahera. Sebagian lagi dirujuk ke RS Sari Ningsih, RS Borromeus, Ada juga yang dibawa ke RS Hasan Sadikin.

Rektor Unisba Edi Setiadi mengatakan pertolongan pertama mereka berikan semata-mata sebagai solidaritas dan bentuk kepedulian atas dasar kemanusiaan.

Menurut Setiadi, Unisba tidak pernah mempersiapkan tim medis untuk mengantisipasi kejadian tersebut.

Sebelum Diberlakukan, Ini 10 Rekomendasi ATSI kepada Pemerintah soal Blokir Ponsel BM dengan IMEI

Unisba dipilih sebagai tempat evakuasi karena merupakan kampus terdekat dengan lokasi unjuk rasa.

"Kampus yang paling dekat memang Unisba atau Unpas. Orang lari ke Unisba mungkin karena aksesnya mudah dan ruangan terbesar berada di tepi jalan. Saya kira berbagai perguruan tinggi juga akan menampung dan melakukan hal yang sama jika terjadi peristiwa serupa di manapun berada," ujarnya, kemarin.

Faisal, mengatakan dalam melakukan perawatan bagi para korban, pihaknya dibantu berbagai elemen di antaranya KSR Universitas Pasundan dan PMI Kota Bandung. "Kami juga dibantu petugas kesehatan dari Dinkes Kota Bandung," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul BREAKING NEWS, Mahasiswa Kuasai Gedung DPRD Garut, Meja Anggota Dewan Pun Dinjak-injak, Penulis: Firman Wijaksana

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved