Unjuk Rasa Mahasiswa
UPDATE Demo Mahasiswa, Hingga Pukul 18.00 WIB, Ada 17 Mahasiswa Masuk UGD RSPP
UPDATE Demo Mahasiswa, Hingga Pukul 18.00 WIB, Ada 17 Mahasiswa Masuk UGD RSPP
Tindakan represif yang dilakukan oleh aparat Kepolisian terhadap ribuan mahasiswa yang bertahan di depan Komplek Parlemen Senayan, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Senayan, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Selasa (24/9/2019) petang berbuntut ricuh.
Belasan mahasiswa terluka dan dilarikan ke Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP).
Pantauan di UGD RSPP hingga pukul 18.00 WIB, tercatat ada sebanyak 17 orang mahasiswa yang mendapatkan perawatan.
Mereka adalah mahasiswa yang terluka saat berunjuk rasa di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat dan Majelis Pemusyawaratan Rakyat (DPR/MPR).
Para mahasiswa yang berasal dari sejumlah universitas itu mengalami sejumlah luka, mereka terlihat tergeletak dan harus ditandu dari ambulans yang membawa mereka ke dalam ruang UGD RSPP.
Suasana rumah sakit pun terlihat ramai dipadati puluhan mahasiswa yang turut serta mendampingi rekan mereka yang tumbang.
Sejumlah mahasiswa menyebut luka yang dialami rekan mereka karena terkena lemparan batu dan ledakan gas air mata.
Kesaksian tersebut salah satunya disampaikan oleh Dika (20) Mahasiswa Universitas Budi Luhur.

Dirinya menceritakan rekan mereka, khususnya para perempuan tumbang usai aparat Kepolisian menembakan gas air mata.
Tidak hanya pingsan terkena gas air mata yang memedihkan mata dan kulit, puluhan mahasiswa diungkapkannya terkena lemparan batu semprotan air dari armada water cannon.
Ratusan mahasiswa yang semula bertahan akhirnya terpecah ke sejumlah lokasi di kawasan Senayan.
"Waktu gas air mata meledak, posisi saya di depan. Banyak yang lari dari DPR ke TVRI, kita sesak napas. Chaos (rusuh) pertama pada pingsan dan ada serangan lagi, di sana dapat info sudah sampai Senayan," ungkap Dika ditemui di UGD RSPP pada Selasa (24/9/2019) petang.
"Yang nggak sadar saya lihat banyak, pada di jalan ditarik temennya. Kalau yang luka nggak keitung. Saya aja ke batu di pipi, sebelah saya, mahasiswa UI (Universitas Indonesia), almamater kuning kena batu, pelipisnya bocor," ujarnya.
Walau begitu, dirinya mengaku akan kembali lagi ke Senayan bergabung dengan ribuan rekan mahasiswa yang masih bertahan hingga saat ini.
Dirinya tetap berjuang untuk menggugurkan Rancangan Undang-Undang (RUU) KUHP dan Undang-Undang KPK.