Pemain Persija Jakarta dan Arema FC Kutuk Pelemparan Batu ke Bus Persib Bandung

Dua pemain Persija Jakarta dan Kapten Arema FC mengutuk insiden pelemparan batu ke bus Persib Bandung

istimewa
Pelatih Persib Robert Rene Alberts melihat kaca bus yang pecah dilempari seusai pertandingan melawan Tira Persikabo. 

"Harus ada tindakan untuk mengedukasi suporter. Kemarin dalam pertandingan timnas juga begitu (ada kerusuhan). Bahwa mentalitas suporter sudah tidak benar dan harus ada tindakan dari PSSI untuk mencegah ini terjadi lagi," kata Teddy Tjahyono.

Bambang Pamungkas Geram

Pemain Persija Jakarta Bambang Pamungkas juga angkat bicara mengenai insiden pelemparan bus Persib Bandung.

Striker Persija Jakarta, Bambang Pamungkas, berlatih jelang laga kontra Bali United pada babak 8 besar Piala Indonesia 2018 leg pertama di Stadion Kapten Dipta, Gianyar.
Striker Persija Jakarta, Bambang Pamungkas, berlatih jelang laga kontra Bali United pada babak 8 besar Piala Indonesia 2018 leg pertama di Stadion Kapten Dipta, Gianyar. (Instagram persijajkt)

Bambang Pamungkas menulis panjang lebar di akun Instagram-nya, mengenai insiden ini.

Dia sependapat dengan Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia atau APPI, insiden pelemparan bus Persib Bandung tersebut harus direspons tegas oleh PSSI, operator liga, hingga kepolisian.

"Karena apapun alasannya, kekerasan dalam ruang lingkup sepak bola sudah tidak dapat ditoleransi lagi," tulisnya di akun @bepe20, yang dikutip Tribun Jabar, Senin (16/9).

Lebih lanjut dia menulis, musim ini Persija Jakarta dan Persib Bandung sudah mengalamii tindakan kekerasan oleh oknum suporter.

Dia khawatir hal-hal tersebut dapat terulang kembali, dan bukan tidak mungkin menimpa tim lain.

Bambang mengakui, fanatisme suporter di Indonesia memang luar biasa, dan disebutnya sebagai aset yang sangat berharga bagi sepak bola Indonesia.

"Namun jika hal tersebut sudah malampaui batas, maka dapat berujung anarkis dan pada akhirnya akan merugikan kita semua," katanya.

Di kolom caption-nya itu, Bambang juga meminta warganet membayangkan, apa jadinya jika karena tindakan oknum suporter itu, pertandingan sepak bola jadi sulit mendapatkan izin keamanan dan izin penyelenggaraan.

Bambang juga mengandaikan, saat sepak bola sudah dianggap menjadi aktivitas yang membahayakan masyarakat, maka pemerintah mencabut rekomendasi liga.

"Jika, amit-amit, sampai begitu, siapa yang kemudian dirugikan? Pernahkah itu terpikir di benak kita?" tulisnya.

Kata Bambang Pamungkas, secara prestasi sepak bola Indonesia ini belum memiliki sesuatu yang dapat dibanggakan.

Jadi, lanjutnya, jangan lagi ditambah dengan hal-hal yang sifatnya memperburuk citra sepak bola Indonesia.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved