Intip Cara Kopaska AL Dididik Sampai Harus Makan Nasi Diblender dengan Sayuran Mentah

Seperti diketahui, Komando Pasukan Katak (Kopaska) merupakan satu diantara pasukan elite yang dimiliki oleh TNI AL.

IST via Tribun Jambi
Kopaska TNI AL 

Minuman yang diberikan adalah jamu brotowali meski menyehatkan, tapi rasanya pahit.

BERITA FOTO: Team Kopaska Temukan Pelampung Pesawat Lion Air saat Lakukan Pencarian

Selama pendidikan, nama mereka diganti dengan nama hewan laut seperti tongkol, udang, paus, kakap.

Tak ada paksaan untuk mengikuti latihan ini, para prajurit yang tak kuat bisa berhenti kapan saja.

Siswa yang gugur atau mengundurkan diri diminta meletakkan topi bajanya di pinggir lapangan.

Ibu Muda Tewat Terjepit Jendela Kaca Mobil karena Ulah Bayinya yang Pencet Tombol Otomatis

Setelah lulus Hellweek para prajurit ini dikenalkan berbagai senjata dan memulai latihan menembak.

Para calon anggota Kopaska juga harus menjalani latihan komando gunung hutan dan longmarch.

Setelah latihan Komando gunung hutan selesai dilalui para calon pasukan katak mesti menjalani latihan terjun.

Setelah itu mereka digembleng aneka praktik demolisi dan pertempuran bawah laut khusus.

Setelah itu dilakukan latihan praktik intelejen.

Total rangkaian seluruh pendidikan ini makan waktu 10 hingga 12 bulan. 

Setelah lulus barulah mereka berhak mengenakan brevet Pasukan Katak dan baret merah.

Viral, Kakek Misterius Kayuh Sepeda Onthelnya dari Solo ke Pasuruan Cuma Buat Kembaliin Dompet

Kopaska Pertama Dibentuk 12 Orang yang Lulus Seleksi

Saat pertama Kopaska dibentuk pada tahun 1962 suasana di tanah air sedang tegang.

Indonesia terlibat konfrontasi dengan Belanda dalam perebutan Irian Barat.

Kopaska pun berdiri dengan motto Tan Hana Wighna Tan Sirna.

Tak ada rintangan yang tak bisa dilewati.

Perekrutan dan Latihan Dirahasiakan

Untuk merekrut anggota Komando Pasukan Katak, pada Akhir Januari 1962, Markas Besar AL memanggil sejumlah personel korps pendidikan jasmani AL dengan kepangkatan mulai dari tamtama sampai perwira pertama (Pama).

Jika dijumlah, personel yang terkumpul saat itu mencapai 17 orang, dengan pangkat mulai dari kopral sampai kapten.

Mereka kemudian diwajibkan ikut dalam tes Lapsi AL dan kesamaptaan, termasuk di dalamnya tes menyelam selama beberapa menit (decompresion chamber).

Dari hasil seleksi ternyata hanya ada 12 orang yang dinyatakan lulus.

Sejumlah Kalangan Hanya Mampu Berdoa Mengelus Dada Saat Korban Asap Berjuang Sampai Menabrak Pohon

Awal Februari 1962 mereka mulai melaksanakan latihan fisik sekaligus juga menjalani pendidikan ke-Kopaska-an.

Pelatihan diberikan oleh para senior TNI AL yang pernah mendapat pelatihan khusus di AS, yakni Mayor O.P Koesno, Mayor Urip Santoso, dan Mayor Emil Joseph.

Pelatihan dan pendidikan yang kemudian diberikan meliputi penyelaman ringan dengan alat pemyelam khusus (SCUBA), penggunaan bahan peledak di dalam air, renang jarak jauh siang/malam, latihan peledakan bawah air/darat dalam rangka pembersihan tumpuanpantai pendaratan, teknik sabotase, menembak menggunakan pistol, dan taktik prosedur pelarian.

Pendidikan dan latihan itu khusus itu sebenarnya merupakan bagian dari perjalanan pembentukan Grup Instruktur.

Seiringan dengan perjalanan waktu pelaksanaan pelatihan, para personel Grup Instruktur ditempatkan di Hotel Thamrin, Tanah Abang, Jakarta.

Artikel ini pernah tayang di TribunJambi.


Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved