Warga Kampung Bengek Siap Direlokasi, Mereka Bertahan di Sana Karena Nggak Mampu Ngontrak Rumah
"Ya kalo mau di pindahin ya kami siap aja. Kan ini bukan tanah kami. Paling di kasih tahunya..
Penulis: Joko Supriyanto |
Keberadaan Kampung Bengek, Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara sempat menjadi perbincangan, karena pemukiman ini diselimuti banyak sampah-sampah.
Tak hanya sampah, keberadaan pemukiman yang berada di balik tanggul laut itu terbilang cukup memprihatikan, selain menempati lahan Pelindo II, rumah mereka hanya terbuat dari bahan-bahan kayu dan triplek.
Permasalahan sampah yang ada di wilayah itu, membuat Pemerintah Kota Jakarta Utara sempat menurunkan petugas untuk melakukan upaya pembersihan.

Meski begitu sampah-sampah masih terlihat menempel hingga menjadi satu dengan tanah.
Beberapa warga sekitar mengaku siap jika nantinya mereka akan di relokasi ke sesuatu tempat yang lebih layak.
• Kampung Bengek Bakal Terdampak Pengembangan Pelabuhan Sunda Kelapa
• Pelindo Kena Semprot Wali Kota Jakarta Utara Atas Penumpukan Sampah di Kampung Bengek
• Ironis, Kedalaman Lautan Sampah di Kampung Bengek Sudah Mencapai 30 Sentimeter
Meski begitu berharap ada sosialisasi sebelum dilakukan relokasi, sehingga warga dapat bersiap diri.
"Ya kalo mau di pindahin ya kami siap aja. Kan ini bukan tanah kami. Paling di kasih tahunya jauh-jauh hari jangan dadakan," kata salah seorang warga di sekitar lokasi, Sambit (58), Minggu (8/9/2019).
Keberadaan kampung bengek ini rupanya sudah ada sejak lima tahun yang lalu.
Namun sebelum adanya bangunan yang berdiri di lahan itu, dahulunya merupakan lahan kosong yang tidak ada bangunan sama sekali.
• Agensi Seleb Terbesar Korea Selatan Akan Bikin Platform Blockchain
Karena faktor tingginya sewa kontrakan rumah, membuat warga memanfaatkan lahan itu untuk dibangun bangunan semi permanen.
Apalagi banyak warga sekitar yang berprofesi sebagai nelayan dengan penghasilan tidak menentu.
Sambit warga yang sudah puluhanan tahun tinggal di lokasi itu mengetahui betul terbangunnya kampung bengek ini, dulu ia sempat mengontrak di wilayah RW 12 atau tempat di balik tembok kampung bengek.
• Panduan Bikin Paspor Elektronik Secara Online
"Dulu ini mah emang tahan kosong. Ya karena ngontrak mahal, kita bangun rumah dari pada mengontrak, apalagi disini banyaknya nelayan sama pemulung yang penghasilan tidak menentu," katanya.
Sejak saat itu, mulai marak bangunan semi permanen yang akhirnya ikut membangun di lahan milik Pelindo II. Sedangkan urusan listrik dan air diambil dari pemukiman di RW 12.
Mereka tetap membayar uang listrik dan air setiap bulannya.
• Berikut 11 Manfaat Cokelat Hitam Bagi Kesehatan, Bisa Cegah Resistensi Insulin?
Menurut Sambit, bahan bangunan tempat tinggalnya banyak diantaranya di ambil dari sisa kayu-kayu yang terdampar di bibir laut, namun ada beberapa bahan yang memang ia dapat dari beberapa lokasi.
Terkait masalah sampah, dulunya setiap malam ada petugas kebersihan yang membawa grobak untuk mengakut sampah-sampah warga, namun seiringnya banyaknya bangunan yang terbangun, membuat sampah-sampah semakin banyak hingga menumpuk.
Apalagi sejak terbangunnya tanggul di bibir laut membuat sebagian lahan itu tergenang air, sehingga beberapa sampah pun tergenang, sejak saat itu tidak ada petugas yang melakukan pembersihan.
• Direktur Utama WIKA Punya Bisnis Sapi Beromzet Rp 1,6 Triliun Per Tahun
"Dulu sebenarnya nggak banyak sampah. Dan yang tergenang ini dulu jalan aspal, cuma karena ada tanggul, air laut itu masuk, tapi ngak bisa kembali ke laut, jadi sekarang malah jadi genangan," ujarnya.
Tak berbeda jauh, Saro (55) salah satu warga sekitar lokasi, mengaku tak punya pilihan untuk membangun bangunan yang kini menjadi tempat tinggalnya sejak 3 tahun terakhir ini.
Hal ini karena di latar belakangi tingginya biasa kontrakan.
• Begini Cara Aman Ambil Utang Lewat Internet
"Sekarang itu paling murah ngontrak 800, penghasilan tidak sampai segitu. Ya ngak punya pilihan, karena ada lahan kosong kita bangun, dulu ngak ada larangan, cuma dua tahun ini baru di plang kalo ini tanah perusahaan," ucapnya.
Sampah diangkut
Pembersihan sampah di permukiman Kampung Bengek, Penjaringan, Jakarta Utara, telah berlangsung pada Rabu (4/9/2019) dan Kamis (5/9/2019).
Pantauan Wartakotalive.com, sebanyak 60 petugas PPSU berkaus oranye tengah membersihkan lahan milik PT Pelindo II cabang Sunda Kelapa tersebut.

Bahkan, tak hanya itu terlihat sejumlah alat berat seperti satu unit beko hingga dua truk sampah dikerahkan.
Pembersihan ini dilakukan sejak pukul 08.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB.
Mereka nampak bersemangat saat melakukan tugasnya membersihkan sampah di Kampung Bengek.
• Reksadana Berbasis Indeks Kena Dampak Lesunya Kinerja Indeks IDX30
Menurut Humas PT Pelindo II cabang Sunda Kelapa, Ineke Elfrida bahwa pembersihan pada hari kedua ini berhasil mengangkut sebanyak 24 kubik sampah.
“Ya bersyukur kami bersama petugas PPSU telah mengangkut 24 kubik sampah pada hari ini,” ujar Ineke kepada Wartakotalive.com di Kampung Bengek, Kamis (5/9/2019).
Lebih lanjut, menurutnya sampah-sampah yang berhasil diangkut ini juga akan lebih dulu disimpan di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Muara Baru.
• Begini Cara Aman Ambil Utang Lewat Internet
“Mungkin sampah-sampah ini akan ditampung lebih dulu ke TPS Muara Baru,” jelasnya. (JOS)