Ahli Kesehatan: Vape Sama Bahayanya dengan Rokok Tembakau!
Tak Usah Didebat Lagi, Vape Sama Bahayanya dengan Rokok Tembakau. jumlah pasien yang terserang penyakit paru-paru gara-gara vape.
WARTA KOTA, PALMERAH--- Dengan alasan untuk berhenti merokok, vape menjadi alternatif bagi perokok.
Alasan dari para perokok kalau vape dianggap lebih menyehatkan.
Nah, ini ada bukti terbaru mengungkap, vape juga membawa dampak buruk untuk kesehatan paru-paru.
Di Amerika Serikat, jumlah pasien yang terserang penyakit paru-paru melambung. Setelah diselidiki, hal ini ada kaitannya dengan penggunaan vape.
Dilansir Live Science, Jumat (6/9/2019), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), mengumumkan, adanya 450 kasus penyakit paru-paru parah di 33 negara bagian yang diduga karena vape.
Hal itu lebih dari dua kali lipat jumlah kasus yang diselidiki minggu lalu.
Di antara kasus-kasus ini, tiga kematian dikonfirmasi berhubungan dengan vape.
• Saham di IDX 30 Masih Layak Dibeli? Ini Penjelasan Analisis Saham
Tiga kasus kematian tersebut ditemukan di Illinois, Oregon dan Indiana, sementara kematian keempat masih dalam sedang penyelidikan.
Sebagian besar pasien adalah remaja dan orang dewasa yang terhitung masih muda.
Semua pasien dilaporkan menggunakan rokok elektronik, dan banyak pula yang menggunakan vape marijuana sebelum mereka sakit.
Manajer penyelidikan CDC terhadap penyakit paru-paru, Dr Dana Meaney-Delman, mengatakan, sejauh ini penyebab penyakit yang dialami belum diketahui, tidak ada alat vaping tunggal, produk atau zat yang telah dikaitkan dengan semua kasus.
Sebelumnya dipercaya oleh pejabat setempat, faktor pemicu penyakit paru-paru karena paparan bahan kimia tertentu.
Namun, laporan terbaru Food and Drug Administration (FDA) menyebutkan, penyebab penyakit paru-paru adalah zat yang dikenal dengan nama vitamin E asetat, minyak yang berasal dari vitamin E dan ditemukan di 10 dari 18 sampel produk ganja yang dimiliki pasien.
• Berikut 11 Manfaat Cokelat Hitam Bagi Kesehatan, Bisa Cegah Resistensi Insulin?
"FDA tengah menganalisis lebih dari 120 sampel kandungan kimia dari seluruh bagian AS," kata pejabat komisioner FDA, Dr. Ned Sharpless.
Tetapi hanya mengidentifikasi senyawa dalam sampel tidak berarti bahwa itu menyebabkan penyakit, para pejabat menekankan.