Mahfud MD: Bendera Bintang Kejora dan Tauhid Boleh Berkibar di Indonesia Asalkan Maksudnya Ini

Mahfud MD membandingkan kasus Bendera Tauhid dan Bendera Bintang Kejora. Menurutnya dua-duanya boleh asal tidak menuntut kemerdekaan.

Penulis: Desy Selviany | Editor: Dian Anditya Mutiara
istimewa
Pakar hukum tata negara Prof Mohammad Mahfud MD 

Seperti yang diunggah kembali oleh Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean lewat akun twitternya @Ferdinand_Haean pada Senin (3/12/2018).

Dalam video tersebut, Said Aqil Siroj menyebutkan tiga sikap PBNU terhadap pernyataan Osamah dalam akun twitternya @Os_alshuibi; yang kini telah dihapus.

PBNU katanya memprotes tindakan Osamah karena telah melakukan pelanggaran diplomatik.

"Dalam pandangan kami, satu, Osamah telah melakukan pelanggaran keras diplomatik, yakni mencampuri urusan politik satu negara di luar kewenangannya. Hal ini jelas mengganggu hubungan diplomatik RI-Saudi Arabia, atas dasar ini kami menyampaikan protes keras," jelas Said Aqil.

Pernyataan kedua lanjutnya, Osamah telah sengaja menyebarkan fitnah yang menuduh bahwa aksi pembakaran bendera dilakukan oleh organisasi yang dimaksud dengan mengatakan jama'ah al munharifah atau organisasi sesaat,

Padahal terkait hal ini, Gerakan Pemuda Ansor telah memberikan sanksi kepada oknum yang melakukan pembakaran (bendera tauhid) tersebut.

 VIDEO: Dubes Arab Saudi Tegaskan Larangan Haji Bagi Palestina Adalah Hoaks

 Dubes Arab Saudi untuk Indonesia Janji Izinkan Rizieq Shihab Lanjutkan Kuliah di Malaysia

"Dan tindakan tersebut keluar dari SOP (Standar Operational Procedur) GP Ansor. Bahkan kami keluarga besar NU menyesalkan kejadian tersebut," jelas Said Aqil.

"Ketiga, mendesak kepada pemerintah Indonesia untuk menyampaikan nota kepada pemerintah Saudi Arabia agar memulangkan, menarik Saudara Osama sebagai bagian dari sanksi atas tindakannya yang gegabah dalam mencampuri urusan politik negara Indonesia," tutupnya.

Terkait pernyataan Said Aqil, Ferdinand dalam statusnya tertawa. Statusnya nyinyir menanggapi sikap PBNU yang diketahui merupakan pendukung kubu Jokowi-Ma'ruf Amin itu.

"Bakal ramai nih...!! Sy duga Arab sdh dukung ganti presiden Indonesia abisnya ga adil sihhhh," tulis Ferdinand Hutahaean diakhiri emoticon senyum.

Sementara, Ketua Umum PP GP Anshor, Yaqut Cholil Qoumas lewat akun twitternya @gpanshor_satu; pada Senin (3/12/2018) menyatakan sikap serupa. 

"Mas @Os_alshuibi hati2 kalau bersikap yaa. Ini negeri beradab. Anda offside terlalu jauh. Urusan negeri kami, sampean nggak perlu lah ikut2. Apalagi berstatemen dgn kebencian semacam itu. Sekarang, kami tunggu permintaan maafmu. Oke yaa?," tulis Yaqut.

"Kalau tidak juga ada permintaan maaf, Kerajaan Saudi Arabia harus segera tarik pulang dubesnya. Sebelum terjadi komplikasi yang lebih serius! #pulangkanosamahsuabi," tambahnya mengancam. 

Ini cuitan Dubes Arab Saudi untuk Indonesia terkait Reuni Akbar 212.

Kementerian Luar Negeri Protes Pernyataan Dubes Arab Saudi

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved