Kemarau di Ibu Kota

Dinas SDA DKI Bakal Gandeng PDAM Hadapi Ancaman Kekeringan di Jakarta

Dinas SDA DKI Bakal Gandeng PDAM Hadapi Ancaman Kekeringan di Ibu Kota. Sejumlah Warga Terpaksa Mandi Pakai Air Galon

Penulis: Fitriyandi Al Fajri |
Wartakotalive.com/Angga Bhagya Nugraha
Eskavator sedang mengeruk lumpur yang tampak sebagian mengering akibat kemarau di Waduk Pluit, Jakarta Utara, Selasa (11/6/2019). 

Kebiasaan tersebut katanya dilakukan setiap hari, baik pada pagi hari sebelum memulai aktivitas maupun sore hari menjelang pulang ke rumah.

Tak ayal, biaya air milik warga melonjak tinggi selama fenomena berlangsung.

Sebab, biaya air yang semula hanya sebesar Rp 3.500 per meter kubik atau per 1.000 liter melambung tinggi menjadi hanya sebanyak satu galon air atau 20 liter air dengan harga Rp 5.000 per galon.

"Ibu-ibu jelas nangis, soalnya memang gede banget biayanya. Duit yang sebelumnya itu bisa beli satu kubik cuma jadi satu galon. Nah, satu keluarga itu sehari bisa abis lima sampai enam galon air," jelasnya.

2 Bule Jerman Tersesat di Gunung Lokon, GPS di Ponsel Tak Membantu

KEKERINGAN DI JAKARTA

Musim kemarau panjang yang terjadi sejak beberapa bulan belakangan kian perih dirasakan warga RW 11 Grogol Selatan, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Bukan hanya tidak adanya sumber air tanah, jaringan pipa air bersih milik PT Palyja diketahui mati sejak lama.

Kekeringan yang terjadi diceritakan Abu Bakar, warga Jalan Tepekong RT 06/11 Grogol Selatan, telah dirasakan warga sejak tujuh bulan lalu, tepatnya akhir bulan Desember 2018.

Derasnya air bersih PT Palyja yang menjadi sumber air bersih utama warga itu berangsur mengecil hingga sirna.

Berulang kali keran dibuka, tidak ada setetes air pun yang keluar dari sambungan pipa dari sekitar 50 rumah warga.

Sementara, sebagian besar warga tidak memiliki sumber air tanah lantaran mereka merupakan pelanggan lama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jaya yang kini dikelola oleh PT Palyja.

"Begitu air PAM (Palyja) nggak keluar, semuanya bingung, ini ada apa? Padahal sebelumnya itu deres, begitu keran kita buka, air kenceng. Eh ini tiba-tiba mati," ungkap pria asli betawi yang akrab disapa Babe Sabeli itu bercerita.

Setelah Ibu Hamil Novi, Korban Obat Kedaluwarsa Bertambah, Pasiennya Ibu Hamil Lagi

Penasaran dengan fenomena yang terjadi, dirinya bersama warga memperhatikan proyek pambangunan saluran air berukuran besar yang membelah Jalan Tepekong, mulai dari Klenteng Bio Hok Tek Tjeng Sin hingga Kali Sekretaris.

Proyek pembuatan saluran air sedalam tiga hingga lima meter sepanjang sekitar 200 meter itu katanya mengangkat jaringan pipa saluran air bawah tanah berukuran besar atau buis beton yang sebelumnya sudah tertanam pada akhir tahun 2010 silam.

Dirinya menduga, proyek yang dikerjakan kontraktor atas pengadaan saluran air Suku Dinas (Sudin) Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Selatan itu menyebabkan kebocoran pipa distribusi air bersih PT Palyja.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved