Kemarau di Ibu Kota
Dinas SDA DKI Bakal Gandeng PDAM Hadapi Ancaman Kekeringan di Jakarta
Dinas SDA DKI Bakal Gandeng PDAM Hadapi Ancaman Kekeringan di Ibu Kota. Sejumlah Warga Terpaksa Mandi Pakai Air Galon
Penulis: Fitriyandi Al Fajri |
Wartakotalive.com - Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta berencana akan menggandeng Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di wilayah setempat untuk menanggulangi ancaman kekeringan di Ibu Kota.
Namun koordinasi itu dilakukan bila selama 2-3 bulan ini, DKI tidak mengalami hujan dan fenomena kekeringan meluas.
“Mungkin kami kepada PDAM akan minta dibuatkan depo air bersih untuk kawasan kritis seperti di pesisir Jakarta. Bantuan itu sangat diperlukan,” kata Kepala Dinas SDA DKI Jakarta Juaini pada Kamis (22/8/2019).
Juani mennjelaskan, pembuatan depo air yang dimaksud seperti penyediaan mobil tangki untuk mendistribusikan air bersih kepada warga yang sangat membutuhkan.
Bantuan air ini dikhususkan bagi masyarakat yang belum terkoneksi air perpipaan sehingga mengandalkan air tanah untuk kebutuhan sehari-hari.
“Seperti di wilayah pesisir kayak di Cilincing dan Marunda, Jakarta Utara. Warga di sana memang sering beli air untuk kebutuhan sehari-harinya,” ujarnya.
Hingga kini, Juani belum mendapat informasi mengenai kemungkinan adanya gangguan pasokan air bagi PDAM Palyja maupun Aetra.
“Debit air di Bendungan Jatiluhur mungkin memang berkurang, tapi kami belum konfirmasi kepada mereka mengenai gangguan itu. Mungkin bisa dicek ke perusahaan terkait,” imbuhnya.
• Tingkatkan Kemampuan Menembak Polwan, Korps Brimob Polri Gelar Kejuaraan Menembak
MANDI PAKAI AIR GALON
Tidak adanya pasokan air bersih dari PT Palyja di musim kemarau yang panjang memaksa warga untuk berjibaku melawan keadaan.
Sejumlah warga terpaksa membeli air galon isi ulang untuk kebutuhan mandi dan memasak, sedangkan tuntutan mencuci pakaian diserahkan warga kepada jasa laundry kiloan.
Pahitnya kenyataan disampaikan oleh Abu Bakar, warga Jalan Tepekong RT 06/11 Grogol Selatan, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Pria yang akrab disapa Haji Sabeli itu menyebut terhentinya air bersih imbas proyek saluran air yang membelah pemukiman warga RW 11 Grogol Selatan itu memaksa warga mengeluarkan uang lebih untuk memenuhi kebutuhan air bersih mereka.
"Kalau yang punya duit begitu ngakalinnya, tapi kalau yang nggak punya warga nimba di belakang rumah. Untungnya kita masih punya sumur tua punya keluarga. Jadi setiap hari itu rame orang pada ambil air di sumur, kayak jaman dulu lagi pake timba," ceritanya.
• DEMAM Kayu Bajakah Dijual Bebas di Banjarmasin, Harga Rp 100 Ribu/Potong, Waspada Ada Jenis Beracun
Selain itu, guna mengakali tingginya biaya pembelian air bersih, sejumlah warga yang bekerja terpaksa mandi di kantornya masing-masing.