Sejarah
Dahulu Bekasi Bagian dari Jakarta, Mengapa Berpisah? Begini Sejarah Singkatnya
WALI KOTA BEKASI Rahmat Effendi memunculkan wacana terkait Kota Bekasi bergabung ke wilayah DKI Jakarta.
Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Fred Mahatma TIS
"Jadi mulai keluar dari Jakarta ketika Indonesia menjadi negara bagian atau Republik Indonesia Serikat (RIS), karena Bekasi lebih milih masuk ke NRKI yang beribu kota di Yogyakarta..."
WALI KOTA BEKASI Rahmat Effendi memunculkan wacana terkait Kota Bekasi bergabung ke wilayah DKI Jakarta.
Wacana itu mencuat ketika Rahmat ditanya mengenai pembentukan Provinsi Bogor Raya yang dilontarkan Wali Kota Bogor Bima Arya dan Bupati Bogor Ade Yasin.
Provinsi Bogor Raya itu terdiri dari Kota Depok, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi.
Namun, Pepen sapaan akrabnya lebih memilih bergabung ke DKI Jakarta ketimbang ke Provinsi Bogor Raya yang diwacanakan oleh pihak Bogor.
• Anisa Bahar Tidak Setuju Jika Bekasi Bergabung dengan DKI Jakarta Menjadi Jakarta Tenggara
• Iklan Shope Cristiano Ronaldo Ternyata Main di Stadion Patriot Candrabhaga Bekasi
• Polisi Selidiki Kasus Dugaan Keracunan Puluhan Siswa SMP di Kota Bekasi, Sampel Makanan Diuji Lab
Sejarawan Bekasi Ali Anwar menyebut, dahulu Bekasi masih dalam satu bagian dari DKI Jakarta.
Sehingga kata yang cocok digunakan bukan bergabung melainkan kembali.
Bekasi masuk ke wilayah Provinsi Jawa Barat pada tahun 1950 melalui keputusan Pemerintah Pusat.
Sebelumnya, kata Ali Anwar, pada abad ke 5- 16 masehi terdapat kerajaan Tarumanegara yang di dalamnya masuk wilayah Bekasi dan Sunda Kelapa (Jakarta).
Kemudian pada zaman penjajahan Belanda, lanjut Ali, Bekasi masih masuk dalam wilayah Jakarta yang dahulu terkenal dengan nama Meester Cornelis atau Keresidenan Batavia.
"Berganti pemerintahan pada zaman pendudukan Jepang Bekasi juga masih masuk Jakarta," ucap Ali, kepada Wartakotalive.com, Selasa (20/8/2019).
Namanya kala itu, Kabupaten Jatinegara atau Jatinegara Ken.
Memilih NKRI
Akan tetapi ketika Belanda kembali ke Indonesia dengan agresi militernya Negara Indonesia diubah menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS).
Bekasi melalui masyarakat dan tokohnya menolak untuk bergabung dengan distrik federal Jakarta maupun Negara Pasundan. Bekasi lebih memilih masuk NKRI.
"Jadi mulai keluar dari Jakarta ketika Indonesia menjadi negara bagian atau Republik Indonesia Serikat (RIS), karena Bekasi lebih milih masuk ke NRKI yang beribu kota di Yogyakarta," ungkap Ali.
Hingga akhirnya Belanda benar-benar hengkang dari Indonesia dan Indonesia kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang beribu kota di DKI Jakarta.
"Jadi DKI Jakarta dengan Bekasi sebenarnya satu kesatuan historis, satu kesatuan kultur, satu kesatuan wilayah. Keluar dari DKI juga untuk mempersempit wilayah kekuasan Belanda kala itu," ucapnya.
Ingkar janji
Ali Anwar menambahkan berdasarkan hasil wawancaranya dengan beberapa tokoh-tokoh militer waktu itu, salah satunya Lucas Kustaryo.
Alasan Bekasi keluar dari wilayah Jakarta dikarenakan khawatir Belanda kembali melanggar perjanjian.
"Walaupun sudah ada kedaualatan, tapi dari pengalaman Belanda ini kan sering ingkar janji. Maka wilayah Jakarta harus dipersempit sehingga Bekasi keluar dari Jakarta," ungkap dia.
Wilayah Bekasi sebelum masa revolusi dan setelah masa revolusi menjadi basis pertahanan Indonesia khususnya Jakarta dari pasukan penjajah.
Hal itu baik penjajah Belanda, Jepang maupun ketika agresi militer oleh Belanda yang kembali lagi ke Indonesia.
"Jadi keluar dari Jakarta maksudnya bukan karena ingin masuk ke Jawa Barat. Bekasi inginnya masuk NKRI," tuturnya.
"Tapi pada kenyataannya ketika Belanda benar-benar hengkang ke negaranya dan RIS jadi NKRI, Bekasi digabung ke dalam wilayah Jabar," tandas Ali lagi.