BI RIlis QR Code, Bagaimana Keamanannya? Di China Ada “Copet” QR Code
Di China ada sindikat penipu yang menggunakan kode QR palsu untuk mengalihkan pembayaran mobile ke akun mereka sendiri.
Namun yang harus diwaspadai oleh masyarakat, merchant dan BI adalah QR code tersebut bisa saja diganti dan dipalsukan.
Para pengguna harus waspada, karena benteng pertahanan QR hanya PIN.
WARTA KOTA, PALMERAH--- Tepat HUT ke-74 Indonesia, Bank Indonesia (BI) meluncurkan standar quick response (QR) code.
QR code itu dipakai untuk pembayaran melalui aplikasi uang elektronik server based, dompet elektronik atau mobile banking yang disebut QR Code Indonesian Standard (QRIS).
Implementasi QRIS secara nasional efektif berlaku 1 Januari 2020, guna memberikan masa transisi bagi Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP).
• Fintech Lending Harus Menyalurkan Pembiayaan Sektor Produktif, Berikut Penjelasannya
Harapannya uang elektronik berbasis server lebih aman.
Berbeda dengan uang elektronik berbasis kartu, duit akan lenyap jika kartu hilang.
Sementara pengguna uang elektronik berbasis server masih bisa menyelamatkan uang mereka jika smartphone hilang atau kecopetan.
• QR Code Dirilis, Ada 4 Makna Dibalik QR Code Indonesia Standar
Tinggal download atau unduh ulang.
Proses transaksi pun gampang.
Pengguna tinggal melakukan pemindaian QR code.
• Pemilik Gawai Jadul Bisa Melakukan Pembayaran QR Code
Namun yang harus diwaspadai oleh masyarakat, merchant dan BI adalah QR code tersebut bisa saja diganti dan dipalsukan.
Para pengguna harus waspada, karena benteng pertahanan QR hanya PIN.
Mari tengok kasus yang terjadi di China.
• Pengendalian dan Kelola Sampah Belum Maksimal, Ini Ada Usulan dari Waste4Change
Di sana hampir semua transaksi menggunakan QR code milik WeChat dan AliPay.
"Saya bawa uang, tapi hampir kelaparan di China, karena semua pakai QR Code," kata Maria, seorang warga Indonesia yang belum lama ini berkunjung ke China.
Ia tak berani menggunakan aplikasi QR code asal China.
Masalahnya ia acap mendengar, uang nasabah hilang setelah melakukan transaksi menggunakan QR Code.
Loh kok bisa?
Rupanya di China ada sindikat penipu yang menggunakan kode QR palsu untuk mengalihkan pembayaran mobile ke akun mereka sendiri.
Apalagi Maria sama sekali tak mengerti aksara China.
• Ditekan Amerika Serikat, Huawei Rilis Ponsel 5G: Simak Tanggal Peluncuran dan Spesifikasinya
Modusnya copet digital itu mencetak potongan-potongan kertas kecil dengan kode QR Code.
Lalu menempelkan ke merchant pedagang.
Inilah tantangan ke depan penerapan QRIS.
Para penyelenggara uang elektronik jangan asyik memberikan cashback, tapi waspada kejahatan yang akan terjadi.
Di China pihak berwajib menyarankan agar konsumen mengkonfirmasi jika pembayaran mereka sudah diterima merchant.
• 5 Hal Harus Diperhatikan Sebelum Pensiun Dini
Bank Indonesia
QRIS disusun oleh BI dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), dengan standar internasional EMV Co1, untuk mendukung interkoneksi instrumen sistem pembayaran lebih luas.
Sehingga memudahkan interoperabilitas antarpenyelenggara, antar instrumen, termasuk antar negara.
Sebagaimana electronic data capture, tentu ada biaya yang harus ditanggung merchant alias merchant discount rate (MDR).
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, peluncuran QRIS ini untuk memperlancar transaksi non tunai, mendorong inklusi keuangan, memajukan UMKM.
• Cara Aris Santoso Mempersiapkan Diri Sebelum Pensiun
Dan akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Dengan QRIS semua pedagang bisa bertransaksi dengan menggunakan QR. Bukan hanya pedagang besar juga pedagang kecil seperti penjual bakso, penjual sayur dan lain-lain." kata Perry.
Tahap awal, QRIS fokus pada penerapan QR Code Payment model Merchant Presented Mode (MPM).
Penjual (merchant) yang akan menampilkan QR Code pembayaran untuk dipindai oleh pembeli (customer) ketika melakukan transaksi pembayaran.
• 7 dari 10 Pensiunan di Indonesia Harus Kerja, Tips Kelola Uang saat Pensiun
Berita ini sudah diunggah di Kontan dengan judul Hati-Hati, Copet Digital Bisa Mengintai Transaksi QR Code