BI RIlis QR Code, Bagaimana Keamanannya? Di China Ada “Copet” QR Code

Di China ada sindikat penipu yang menggunakan kode QR palsu untuk mengalihkan pembayaran mobile ke akun mereka sendiri.

pexels
Ilustrasi. QR Code Indonesia Standard (QRIS) siap dijalankan oleh sejumlah bank. 

"Saya bawa uang, tapi hampir kelaparan di China, karena semua pakai QR Code," kata Maria, seorang warga Indonesia yang belum lama ini berkunjung ke China.

Ia tak berani menggunakan aplikasi QR code asal China.

Masalahnya ia acap mendengar, uang nasabah hilang setelah melakukan transaksi menggunakan QR Code.

Loh kok bisa?

Rupanya di China ada sindikat penipu yang menggunakan kode QR palsu untuk mengalihkan pembayaran mobile ke akun mereka sendiri.

Apalagi Maria sama sekali tak mengerti aksara China.

Ditekan Amerika Serikat, Huawei Rilis Ponsel 5G: Simak Tanggal Peluncuran dan Spesifikasinya

Modusnya copet digital itu mencetak potongan-potongan kertas kecil dengan kode QR Code.

Lalu menempelkan ke merchant pedagang.

Inilah tantangan ke depan penerapan QRIS.

Para penyelenggara uang elektronik jangan asyik memberikan cashback, tapi waspada kejahatan yang akan terjadi.

Di China pihak berwajib menyarankan agar konsumen mengkonfirmasi jika pembayaran mereka sudah diterima merchant.

5 Hal Harus Diperhatikan Sebelum Pensiun Dini

Bank Indonesia

QRIS disusun oleh BI dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), dengan standar internasional EMV Co1, untuk mendukung interkoneksi instrumen sistem pembayaran lebih luas.

Sehingga memudahkan interoperabilitas antarpenyelenggara, antar instrumen, termasuk antar negara.

Sebagaimana electronic data capture, tentu ada biaya yang harus ditanggung merchant alias merchant discount rate (MDR).

Halaman
123
Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved